
Apakah ada penjelasan ilmiah terhadap manfaat positif dari lagu untuk ibu hamil ini ? Lagu dapat diartikan sebagai paduan berbagai jenis suara yang membentuk getaran yang dapat memberikan rangsang pada emosi, organ tubuh dan juga pengindraan. Ini berarti, ibu hamil yang mendengarkan musik akan memberi respons, baik secara fisik maupun psikis, yang akan menggugah sistem tubuh, termasuk aktivitas kelenjar-kelenjar di dalam tubuhnya.
Pada ibu hamil aktivitas berbagai kelenjar di dalam tubuhnya akan memengaruhi perkembangan si janin. Keterkaitan antara janin dan sang ibu dapat dianalogikan sebagai hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Lingkungan yang penuh dengan gejolak sosial akan membuat emosi manusia yang berada dalam lingkungan tersebut terganggu. Demikian pula dengan janin yang berada dalam kandungan ibu. Bila ibu hamil terguncang secara emosional maka janin yang berada dalam kandungannya juga akan terganggu. Harus dapat dipahami bahwa aspek fisik dan psikis pada manusia selalu saling berhubungan. Jika kondisi emosi janin terganggu, maka perkembangan fisik kemungkinan juga akan mengalami gangguan. Tentu, terapi lagu untuk ibu hamil hanyalah salah satu bentuk upaya ibu untuk mengoptimalkan perkembangan janin. Masih banyak upaya lain yang perlu ibu lakukan, seperti memperhatikan asupan gizi dan nutrisi selama masa kehamilan.

Jenis Lagu Untuk Ibu Hamil Yang Sebaiknya Diperdengarkan
Lalu bagaimana dengan jenis musik lainnya ? Sayangnya sampai saat ini belum ada penelitian yang cukup memadai untuk dapat membuktikan bahwa musik atau lagu jenis lain dapat berguna bagi wanita hamil dan janinnya.

Fungsi Terapi Lagu Untuk Ibu Hamil Bagi Sang Ibu dan Janin-nya
Stres yang tidak dikelola dengan baik, akan berdampulak buruk bagi ibu yang bersangkutan dan perkembangan janin di rahimnya. Stres pada wanita hamil akan meningkatkan kadar renin angiotensin, yang memang sudah meningkat pada wanita hamil sehingga akan mengurangi sirkulasi rahim-plasenta-janin. Penurunan sirkulasi ini menyebabkan pasokan nutrisi dan oksigen kepada janin berkurang. Perkembangan janin pun terhambat. Hambatan macam ini bisa dihilangkan atau dikurangi bila si ibu mendengarkan musik atau lagu yang dapat mengurangi stres atau depresi-nya.
Selain berguna untuk sang ibu, mendengarkan alunan musik yang tenang, maka jantung si janin akan berdenyut dengan tenang pula. Bahkan, setelah dilahirkan mendengarkan musik klasik juga memberi pengaruh baik bagi si bayi. Sekadar contoh, seorang bayi berusia tiga bulan, yang sejak lahir sering diputarkan musik klasik, mampulu menggerakkan badannya sesuai dengan iramanya. Jika irama makin cepat menuju klimaks, gerakan bayi lebih cepat dan aktif, dan ketika musik berhenti dia menunjukkan ketidaksenangan.
Mendengarkan musik klasik sebenarnya merupakan bagian dari beberapa stimulasi yang biasanya diberikan oleh ibu hamil kepada janin di dalam kandungannya. Stimulasi tersebut meliputi stimulasi fisik-motorik dengan “mengelus-elus” jabang bayi melalui kulit perut sang ibu, stimulasi kognitif dengan berbicara dan bercerita kepada janin, dan stimulasi afektif dengan menyentuh perasaan bayi. Makin sering dan teratur perangsangan diberikan, makin efektif pengaruhnya.
Pada janin, musik akan merangsang perkembangan sel-sel otak. Perangsangan ini sangat penting karena masa tumbuh kembang otak yang paling pesat terjadi sejak awal kehamilan hingga bayi berusia tiga tahun. Stimulasi ini haruslah seimbang. Orang tua sebaiknya tidak hanya menstimulasi kemampuluan otak kiri, tetapi juga otak kanannya.
Oleh para pakar, organ pengontrol pikiran, ukapsulan, dan emosi ini memang dibedakan atas dua belahan, kiri dan kanan, dengan fungsi berbeda. Otak kanan berkaitan dengan perkembangan artistik dan kreatif, perasaan, gaya bahasa, irama musik, imajinasi, lamunan, warna, pengenalan diri dan orang lain, sosialisasi, serta pengembangan kepribadian. Sementara otak kiri merupakan tempat untuk melakukan fungsi akademik seperti baca-tulis-hitung, daya ingat (nama, waktu, dan peristiwa), logika, dan analisis. Untuk merangsang belahan otak kiri yang bertanggung jawab terhadap kemampuluan akademik, musik dengan syair yang mendidik terbukti memberi pengaruh baik. Bayi yang dilahirkan, ketika berusia dua tahun ternyata memiliki kemampuluan komunikasi pasif dan aktif seperti anak usia empat tahun. Contoh lainnya, bayi berusia tiga bulan umumnya belum ada tanda-tanda mengeluarkan kata-kata ‘a-e-o’. Tapi bayi yang, ketika masih dalam kandungan, mendapat terapi musik sudah bisa mengeluarkan kata-kata itu, kemampuluan berbahasanya lebih cepat.
Oleh karena itu, bila stimulasi dilakukan secara seimbang, diharapkan anak yang dilahirkan kelak tidak cuma memiliki kemampuluan akademik yang baik tetapi juga kreatif. Kalau dia pintar matematika, dia juga mampulu berbahasa, menulis, dan mengarang dengan baik.

Terapi Lagu Untuk Ibu Hamil Untuk Memutar Janin Sungsang
Semula upaya memutar letak janin ini dilakukan cuma melalui senam (postural exercise) dengan posisi the breech tilt (berbaring dengan pantat disokong tiga bantal hingga tingginya sekitar 30 cm dari lantai dan lutut ditekuk) yang diperkenalkan pertama kali oleh Marianne B.W. pada 1983. Atau, dengan cara visualisasi (mengubah posisi janin dengan kemampuluan mental). Pada tahun 1987 Penny Simkin P.T. menyempurnakan cara senam dengan memadukan musik dan senam.
Dalam memadukan senam dan terapi lagu untuk ibu hamil, posisi senam the breech tilt atau knee chest (menungging dengan dada menempel pada lantai) sebenarnya sama saja. Namun, posisi the breech tilt menimbulkan lebih banyak keluhan pada ibu hamil. Karena itu, sangat dianjurkan untuk memilih posisi knee chest.
Dengan posisi itu ditambah dengan gaya gravitasi, kepala janin akan jatuh ke arah fundus uteri. Gaya gravitasi yang terus-menerus menyebabkan kepala janin lebih fleksibel sehingga dagu janin menyentuh dadanya. Berat badan serta penekanan oleh usaha janin sendiri untuk mencari suara musik klasik agar lebih jelas menyebabkan terjadinya perputaran letak lintang dan kemudian menjadi letak kepala.
Untuk tujuan ini, ibu hamil perlu pemeriksaan medis dan pemeriksaan USG terlebih dahulu guna mengetahui letak plasenta. Dari hasilnya bisa diketahui bisa-tidaknya si ibu melakukan senam yang dikombinasi dengan terapi musik untuk mengubah posisi janin. Kalau OK, latihan bisa dimulai. Latihan ini dimulai pada usia kehamilan 32 – 36 minggu. Tempat sebaiknya dipilih yang tenang dan bebas bising. Frekuensinya tiga kali sehari, masing-masing 10 – 15 menit. Latihan sebaiknya dilakukan saat janin aktif dan perut ibu dalam keadaan kosong.
Saat latihan sepasang earphone ditempelkan di bagian perut bawah, tempat kepala janin diharapkan akan berada, dengan bantuan plester atau perekat lainnya. Beberapa penelitian menunjukkan, musik klasik baroque (Vivaldi, Bach, Mozart) lebih baik ketimbang jenis romantic (Chopin, Debussy, Beethoven). Musik rock malah mengganggu putaran janin. Pikiran hendaknya membayangkan janin berputar ke arah yang diharapkan. Bila kepala terasa panas, pusing, mual, latihan dihentikan dan diulang keesokan harinya. Setelah dua minggu latihan, perlu pemeriksaan dokter untuk mengetahui keberhasilannya. Bila belum berhasil, perlu dilanjutkan lagi selama dua minggu dengan lama latihan sekitar 30 menit.
Kunci keberhasilan senam yang dikombinasikan dengan terapi lagu untuk ibu hamil untuk memutar letak bayi ini tergantung motivasi ibu melakukannya. Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan perputaran di antaranya letak sungsang Frank Breech, lilitan tali pusat, plasenta inersi di comu uteri yang berhadapan dengan muka janin, dan kelainan bentuk uteris (bicomis, subseptus).

Cara Melakukan Terapi Musik Untuk Ibu Hamil
Berikut Langkah-Langkah Dalam Melakukan Terapi Musik untuk Ibu Hamil :
- Mendengarkan musik dapat dilakukan dengan menggunakan earphone atau jika menggunakan speaker dapat diatur jaraknya hanya sekitar setengah meter dari ibu hamil
- Atur agar suara tidak terlalu keras atau terlalu lemah. Intinya, volume suara harus diatur agar sang ibu tetap dapat berkonsentrasi penuh
- Jika menggunakan earphone, dapat sekali-sekali ditempelkan di bagian perut. agar janin juga dapat mendengar musiknya
- Akan lebih baik jika sang ibu turut bernyanyi mengikuti irama musik yang didengarnya
- Terapi lagu untuk ibu hamil sudah dapat dimulai pada saat usia kehamilan menkapsulai 18-20 minggu. Menurut Harold I. Kaplan, Benjamin J. Sadock, dan Jack A. Grebb, pada usia itu janin sudah dapat mendengar. Dia juga sudah bisa bereaksi terhadap suara dengan memberi respons berupa kontraksi otot, pergerakan, dan perubahan denyut jantung. Bahkan, pada usia itu perkembangan mental emosional janin sudah dapat dipengaruhi musik
- Waktu yang tepat untuk melakukan terapi ini ialah sebaiknya pada saat janin sedang terjaga. Biasanya janin sedang terjaga pada saat setelah ibu makan siang. Lakukanlah terapi secara konsisten dan disiplin terutama dari segi waktu
- Terapi lagu untuk ibu hamil sebaiknya dilakukan selama 30 menit setiap hari
- Dalam melakukan terapi sebaiknya pilih satu jenis musik saja dalam sehari
- Pada saat melakukan terapi, seorang ibu hamil harus berkonsentrasi pada musik yang sedang didengarkan. Usahakan jangan sampai ada gangguan suara yang dapat mengganggu emosi sang ibu
Powered by Farmasi-id.com