Maltofer Chewable Tablet


MALTOFER

Tablet Kunyah
(Zat Besi/Iron Polymaltose Complex)

KOMPOSISI / Kandungan
Setiap tablet kunyah mengandung 100 mg zat besi sebagai iron(III)-hydroxide polymaltose complex, siklamat, zat pengaroma dan zat tambahan untuk pencetakan tablet .

FARMAKOLOGI (CARA KERJA OBAT)
Maltofer adalah sediaan zat besi untuk pengobatan defisiensi zat besi laten dan anemia.

Zat besi dalam Maltofer adalah sebagai iron(III)-hydroxide polymaltose complex (IPC), yang masing-masing partikelnya terikat pada suatu polimer karbohidrat (polimaltosa). Hal ini mencegah perusakan saluran pencernaan oleh besi. Perlindungan ini mencegah interaksi antara besi dengan makanan. Selain itu, hal ini juga menjamin bioavailabilitas zat besi.

Struktur IPC mirip dengan ferritin, protein mengandung besi yang terdapat di alam. Karena kemiripannya itu, zat besi diabsorpsi melalui mekanisme alami.

IPC tidak bersifat oksidator seperti garam bivalen.

Indikasi / KEGUNAAN
Untuk pengobatan pada defisiensi zat besi laten dan anemia (anemia defisiensi zat besi). Terapi pencegahan defisiensi zat besi selama masa kehamilan.

KONTRAIndikasi

  • Kelebihan zat besi, misalnya kondisi hemokromatosis, hemosiderosis
  • Gangguan pada utilisasi zat besi, misalnya kondisi lead anaemia, sideroachrestic anaemia, talasemia
  • Anemia yang tidak disebabkan oleh defisiensi zat besi misalnya anemia hemolitik
  • Hipersensitif/alergi terhadap salah satu komponen dalam obat

Dosis DAN ATURAN PAKAI
Dosis dan lamanya terapi tergantung pada tingkat defisiensi zat besi.
Anak-anak (>12 tahun), dewasa dan ibu menyusui :

  • Gejala defisiensi zat besi : 1 tablet , 1 – 3 hari sehari selama 3 – 5 bulan, sampai diperoleh angka haemoglobin normal. Selanjutnya terapi diteruskan selama beberapa minggu dengan 1 tablet sehari untuk melengkapi cadangan zat besi
  • Defisiensi zat besi laten : 1 tablet sehari

Wanita hamil :

  • Gejala defisiensi zat besi : 1 tablet dua sampai tiga kali sehari sampai didapat angka haemoglobin normal. Selanjutnya terapi diteruskan dengan 1 tablet sehari setidaknya sampai akhir masa kehamilan untuk melengkapi cadangan zat besi
  • Defisiensi zat besi laten dan pencegahan defisiensi zat besi : 1 tablet sehari

Dosis harian dapat dibagi dalam beberapa dosis atau dapat dimakan sekaligus. Maltofer tablet dapat dikunyah atau ditelan langsung dan harus dimakan selama atau segera setelah makan.

Jika zat besi diperlukan dengan segera (Hb rendah, pengobatan bersamaan dengan EPO, dll), sebaiknya digunakan sediaan zat besi parenteral untuk mensubtitusi zat besi sehingga zat besi tersedia dengan cepat.

Efek Samping

  • Maltofer kadang-kadang menimbulkan gangguan pada sistem pencernaan seperti rasa penuh, penekanan pada daerah ulu hati, mual, sembelit, dan diare
  • Tinja berwarna gelap yang disebabkan oleh zat besi, tidak menimbulkan masalah yang berarti secara klinis
  • Maltofer tablet tidak menyebabkan bercak warna pada gigi

PERINGATAN DAN Perhatian

  • Peringatan untuk penderita diabetes, maltofer mengandung 0,04 bread unit per tablet
  • Jika anemia disebabkan infeksi atau adanya kelainan, zat besi tersubstitusi akan tersimpan di dalam sistem retikuloendotelial/dan hanya akan dimobilisasi dan diutilisasi setelah penyakit utama sembuh
  • Dalam hal overdosis, belum pernah ada laporan tentang intoksikasi maupun kelebihan zat besi

INTERAKSI OBAT

  • Interaksi obat sampai sekarang belum diamati. Karena besi merupakan senyawa kompleks, interaksi secara ionik dengan komponen makana (phytin, okslat, tanin, dll) dan pemberian obat-obatan secara bersamaan (tetrasiklin, antasida), jarang sekali terjadi
  • Tidak merusak haemoccult test (khusus untuk hb) untuk mendeteksi darah yang tersembunyi sehingga tidak perlu menghentikan terapi zat besi

Izin, Kemasan & Sediaan Maltofer Chewable Tablet


Maltofer, box, 5 strip x 6 tablet kunyah.

KETERANGAN
Simpan di dalam wadah aslinya pada suhu di bawah 25˚C.
Diproduksi oleh : PT. Combiphar, dengan lisensi dari Vifor Inc.

Sekilas Tentang Combiphar
PT. Combiphar ((Combined Imperial Pharmaceutical Incorporation) adalah suatu perusahaan farmasi yang didirikan pada 1971 di Bandung. Awalnya perusahaan ini hanya industri kecil atau home industri yang memproduksi OBH (Obat Batuk Hitam), antibiotik, dan analgesik. Pada 1985 Dr. Biantoro Wanandi dan Hamadi Wijaya membawa kemajuan pesat bagi PT. Combiphar seperti berhasil mandapatkan sertifikat CPOB pada tahun 1991, mendirikan beberapa fasilitas produksi baru untuk memisahkan fasilitas profuksi produk sefalosporin dengan produk lainnya, bekerja sama dengan Rohto untuk memproduksi produk kesehatan mata, bekerja sama dengan Sanofi-Syntelabo , dan sebagainya.

Hasil kerjasama dengan Sanofy akhirnya membuat didirikannya perusahaan baru bernama PT. Sanofi-Syntelabo Combiphar (SSC) yang kemudian pada 2006 berubah namanya menjadi PT. Pharma Health Care. Pada 2006 PT. Combiphar berhasil meraih sertifikat ISO 9001:2000.

PT. Combiphar memiliki pabrik di daerah Padalarang, Bandung, Jawa Barat dan kantor pusatnya ada di Graha Atrium Senen, Jakarta. Saat ini CEO PT. Combiphar dijabat oleh Michael Wanandi, anak dari pendiri perusahaan ini. Dibawah kepemimpinannya, perusahaan ini berhasil meraih penghargaan Asia's Leading SMEs dalam ajang Asia Corporate Excellence & Sustainability Awards 2018.