Lipinorm


Apa Kandungan dan Komposisi Lipinorm?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Lipinorm adalah:

Simvastatin.

Sekilas Tentang Simvastatin Pada Lipinorm
Simvastatin adalah obat yang digunakan dalam terapi perawatan dan pengobatan dislipidemia. Obat ini digunakan untuk mengurangi risiko gangguan jantung akibat ketidaknormalan kadar lipid. Dengan mengurangi atau menurunkan kadar lipid dalam darah maka risiko gangguan jantung akan berkurang. Ketidaknormalan jumlah lipid dalam darah disebut dengan dislipidemia dan di negara berkembang seperti Indonesia, dislipidemia yang sering terjadi adalah hiperlipidemia (jumlah lipid yang tinggi dalam darah) yang umumnya disebabkan oleh pola makan dan gaya hidup.

Simvastatin bekerja dengan menghambat produksi kolesterol endogen di hati melalui penghambatan enzim hydroxymethylglutaryl-coenzyme A (HMG-CoA) reductase yang berpengaruh pada metabolisme dan transportasi lipid termasuk kolesterol LDL (Low-density Lipoprotein) dan VLDL (Very Low-density Lipoprotein).

Pemberian simvastatin dikontraindikasikan pada wanita hamil, wanita menyusui, dan penderita penyakit hati. Pada wanita hamil, penggunaan simvastatin dapat menyebabkan kecacatan janin/bayi. Oleh sebab itu tingkat keamanannya untuk digunakan oleh wanita hamil, oleh FDA dimasukkan dalam kategori X. Pemberian pada wanita menyusui juga harus dihindari karena simvastatin dapat masuk dalam ASI dan mempengaruhi metabolisme lipid bayi. Simvastatin diekskresi di dalam hati dan hati menjadi lokasi kerja utamanya, oleh sebab itu penggunaan simvastatin pada pasien penyakit hati sangat tidak disarankan.

Efek Samping yang mungkin dapat terjadi setelah penggunaan simvastatin antara lain gangguan pencernaan, nyeri sendi, kram otot, kelemahan daya ingat, dan eksim. Pada beberapa kasus ditemukan efek samping berupa sirosis hati, rhabdomyolysis. Reaksi alergi seperti ruam, gatal, bengkak, kesulitan menelan, dan pusing kemungkinan juga dapat terjadi.

Pasien pengguna simvastatin sebaiknya menghindari konsumsi jeruk karena dapat meningkatkan kadar serum simvastatin yang jika melebihi batas normal dapat mengakibatkan kerusakan otot. Obat-obatan lain juga dapat berinteraksi dengan simvastatin seperti fluconazole, itraconazole, posaconazole, erythromycin, clarithromycin, telithromycin, dan lain-lain.

Simvastatin pertama kali ditemukan pada tahun 80-an oleh ilmuwan dari Merck Pharmaceutical dengan melakukan proses fermentasi terhadap tanaman Aspergillus terreus. Simvastatin pertama kali dijual dengan nama brand Zocor. Karena sudah habis masa patennya, maka kemudian simvastatin berubah status menjadi produk generik.

Lipinorm Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Lipinorm?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Lipinorm adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

Tambahan terhadap diet untuk menurunkan kadar kolesterol total & LDL pada pasien hiperkolesterolemia primer (tipe IIa & IIb) bila respon terhadap diet & non farmakologi lainnya tidak memadai.

Apa Saja Kontraindikasi Lipinorm?

Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian Lipinorm dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:

Penyakit hati aktif atau peningkatan serum transaminase yang persisten & tidak dapat dijelaskan. Hamil & menyusui.

Apa saja Perhatian Penggunaan Lipinorm?

Terapi jangka pjg memerlukan test profil lipid tiap 3 bln. Hiperkolesterolemia familiar homozigot, hipertrigliseridemia, konsumsi alkohol tinggi, kelainan hati.


Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan Lipinorm Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Lipinorm, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Lipinorm?

Jika Anda lupa menggunakan Lipinorm, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Lipinorm Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan Lipinorm?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan Lipinorm yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping Lipinorm?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Lipinorm yang mungkin terjadi adalah:

Nyeri abdomen, konstipasi & kembung, astenia, sakit kepala, miopati, rabdomiolisis, artralgia, gangguan neurologik, pankreatitis, anoreksia & muntah. Hepatitis, alopesia, pruritis, katarak, optalmoplegia, ginekomastia, kehilangan libido, disfungsi ereksi.

Apa Saja Interaksi Obat Lipinorm?

Interaksi obat merupakan suatu perubahan aksi atau efek obat sebagai akibat dari penggunaan atau pemberian bersamaan dengan obat lain, suplemen, makanan, minuman, atau zat lainnya. Interaksi obat Lipinorm antara lain:

Kombinasi dengan siklosporin, asam fibrat atau niasin (as nikotinat), gemfibrozil, eritromisin meningkatkan resiko miopati. Dg warfarin meningkatkan efek antikoagulan. Digoksin meningkatkan kadar dalam plasma.

Bagaimana Kategori Keamanan Penggunaan Lipinorm Pada Wanita Hamil?

Kategori keamanan penggunaan obat untuk wanita hamil atau pregnancy category merupakan suatu kategori mengenai tingkat keamanan obat untuk digunakan selama periode kehamilan apakah memengaruhi janin atau tidak. Kategori ini tidak termasuk tingkat keamanan obat untuk digunakan oleh wanita menyusui.

FDA (Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat) mengkategorikan tingkat keamanan obat untuk wanita hamil menjadi 6 (enam) kategori yaitu A, B, C, D, X, dan N. Anda bisa membaca definisi dari setiap kategori tersebut di sini. Berikut ini kategori tingkat keamanan penggunaan Lipinorm untuk digunakan oleh wanita hamil:

Kategori X: Studi pada binatang percobaan atau manusia telah memperlihatkan adanya kelainan pada janin atau ada bukti risiko pada janin berdasarkan pengalaman pada manusia ataupun keduanya, dan risiko penggunaan obat pada wanita hamil jelas-jelas melebihi manfaat yang mungkin diperoleh. Obat dikontraindikasikan bagi wanita yang sedang atau memiliki kemungkinan untuk hamil.

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Lipinorm?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Lipinorm:

Dosis awal: sehari 1 x 5-10 mg (malam), maks 40 mg/hari.

Bagaimana Cara Pemberian Obat Lipinorm?

Dapat diberikan bersama atau tanpa makanan : Hindari konsumsi jus grapefruit secara berlebihan (> 1 L/hari).

Sediaan, Kemasan, Harga Lipinorm?

  • Lipinorm FC tablet 40 mg, 30’s (Rp270,000/pak)
  • Lipinorm tablet 10 mg, 30’s (Rp90,000/pak)
  • Lipinorm tablet 20 mg, 30’s (Rp150,000/pak)
  • Lipinorm tablet 5 mg, 30’s (Rp105,000/pak)

Apa Nama Perusahaan Produsen Lipinorm?

Produsen obat (perusahaan farmasi) adalah suatu perusahaan atau badan usaha yang melakukan kegiatan produksi, penelitian, pengembangan produk obat maupun produk farmasi lainnya. Obat yang diproduksi bisa merupakan obat generik maupun obat bermerek. Perusahaan jamu adalah suatu perusahaan yang memproduksi produk jamu yakni suatu bahan atau ramuan berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sari, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang telah digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan. Baik perusahaan farmasi maupun perusahaan jamu harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Setiap perusahaan farmasi harus memenuhi syarat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), sedangkan perusahaan jamu harus memenuhi syarat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) untuk dapat melakukan kegiatan produksinya agar produk yang dihasilkan dapat terjamin khasiat, keamanan, dan mutunya. Berikut ini nama perusahaan pembuat produk Lipinorm:

Kalbe Farma

PT Kalbe Farma merupakan suatu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Perusahaan ini didirikan pada 10 September 1966 oleh Khouw Lip Tjoen,Khouw Lip Hiang, Khouw Lip Swan, Boenjamin Setiawan, Maria Karmila, F. Bing Aryanto. Produk dari perusahaan ini sangat banyak mencakup produk obat resep, obat bebas, minuman energi, susu, suplemen, minuman kesehatan, distribusi produk dan pengemasan, dan sebagainya.

Diperkirakan nilai kapitalisasi pasar perusahaan ini mencapai Rp 15 triliun. Perusahaan ini memiliki grup perusahaan (kalbe Group) yang bergerak dalam berbagai bidang divisi usaha diantara seperti divisi obat resep (PT Kalbe Farma, PT Hexpharm Jaya Laboratories, PT Dankos Farma, dll), divisi consumer health (PT Bintang Toedjoe, PT Saka farma Lab, PT Hale International, dll), divisi nutrisi (PT Sanghiang Perkasa, PT Kalbe Morinaga Indonesia, dll), divisi distribusi dan kemasan (PT Enseval Putra Megatrading, PT Enseval Medika Prima, PT Milenia Dharma Insani, dll).

Selain di Indonesia, Kalbe Farma memiliki 10 cabang di luar negeri yaitu negara-negara ASEAN (Singapura, Filipina, Malaysia, Thailand, Kamboja, Vietnam, Myanmar), Srilanka, Nigeria, dan Afrika Selatan.