Lexcomet


Apa Kandungan dan Komposisi Lexcomet?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Lexcomet adalah:

Methylprednisolone 4 mg

Methylprednisolone 16 mg

Sekilas Tentang Methylprednisolone Pada Lexcomet
Methylprednisolone adalah suatu obat golongan kortikosteroid yang digunakan untuk menekan respon alami sistem kekebalan tubuh (imunosupresan) dan menurunkan inflamasi (peradangan). Beberapa kondisi yang menuntut untuk digunakannya obat ini seperti beberapa penyakit kulit, rematik, alergi, asma, kanker, multiple sclerosis, tuberkulosis, infeksi sistem pernapasan akibat virus, dan lain-lain.

Methylprednisolone mulai digunakan oleh dunia medis pada 1955. Keamanan Penggunaan obat ini pada wanita hamil oleh FDA masuk dalam kategori C.

Lexcomet Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Lexcomet?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Lexcomet adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

Insufisiensi adrenal primer dan sekunder, hiperpalsia adrenal, RA, artritis kronik juvenilis, spondilitis ankilosa, pemfigus vulgaris, SLE, dermatomikosis sistemik, karditis reumatik akut, rinitis alergi perenial, reaksi hipersensitivitas terhadap obat, serum sickness, dermatitis kontak alergi, asam bronkial, uveitis anterior dan posterior, neuritis optik, sarkoid paru, pneumonitis aspirasi, ITP (pada dewasa), terbositopenia sekunder (pada dewasa), anemia hemolitik, eritroblastopenia, laukemia dan limfoma (pada dewasa), leukemia akut (pada anak), kolitis ulseratif, ekserbasi akut pada sklerosis multipel

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Lexcomet?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Lexcomet:

Dewasa dan remaja > 13 tahun : 4 – 48 mg/hari dosis tunggal atau dalam beberapa dosis terbagi. Sklerosis multipel : 160 mg/hari selama 1 minggu, dilanjutkan dengan 64 mg/hari selama 1 bulan

Bagaimana Cara Pemberian Obat Lexcomet?

Berikan sesudah makan

Apa Saja Kontraindikasi Lexcomet?

Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian Lexcomet dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:

Tukak lambung dan usus 12 jari, osteoporosis berat. Riwayat psikosis. Amubiasis, mikosis sistemik, poliomielitis, varisela, herpes simpleks. 8 minggu sebelum atau 2 minggu sesudah vaksinasi BCG. Anak < 6 tahun. Sensitif terhadap metilprednisolon. TBC ktif dan laten. Edema serebral karena malaria. sindrom cushing

Apa saja Perhatian Penggunaan Lexcomet?

Penggunaan jangka lama dapat menyebabkan katarak subkapsular posterior, glaukoma dengan kemungkinan terjadi kerusakan saraf mata, peningkatan risiko infeksi mata sekunder karena jamur dan virus. Hindari penghentian terapi mendadak. Hamil, laktasi. riwayat hipertensi, ulkus gaster, DM, osteoporosis, divertikulitis, anastomosis intestinal yang masih baru, gagal jantung kongestif, insufisiensi ginjal. dapat menghambat pertumbuhan pada bayi, anak dan remaja


Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan Lexcomet Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Lexcomet, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Lexcomet?

Jika Anda lupa menggunakan Lexcomet, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Lexcomet Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan Lexcomet?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan Lexcomet yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping Lexcomet?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Lexcomet yang mungkin terjadi adalah:

Hipertensi, retensi urin, retensi cairan tubuh, alkalosis hipokalemia, kehilangan K, kelemahan otot, miopati steroid, osteoporosis, ulkus gaster, pankreatitis, distensi abdomen, asofagitis ulseratif, peningkatan enzim hati, luka lambat sembuh, ptekiae, ekimosis, eritema, sakit kepala, pseudotumor serebri, hambatan pertumbuhan pada anak, haid tidak teratur, isufisiensi adrenal sekunder, peningkatan glukoneogenesis dan penurunan sensitivitas terhadap insulin. keseimbangan nitrogen-glaukoma, eksoftalmus

Bagaimana Kemasan dan Sediaan Lexcomet?

DUS, 5 STRIP @ 10 TABLET 16 mg

Berapa Nomor Izin BPOM Lexcomet?

Setiap produk obat, suplemen, makanan, dan minuman yang beredar di Indonesia harus mendapatkan izin edar dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) yaitu suatu Badan Negara yang memiliki fungsi melakukan pemeriksaan terhadap sarana dan prasarana produksi, melakukan pengambilan contoh produk, melakukan pengujian produk, dan memberikan sertifikasi terhadap produk. BPOM juga melakukan pengawasan terhadap produk sebelum dan selama beredar, serta memberikan sanksi administratif seperti dilarang untuk diedarkan, ditarik dari peredaran, dicabut izin edar, disita untuk dimusnahkan, bagi pihak yang melakukan pelanggaran. Berikut adalah izin edar dari BPOM yang dikeluarkan untuk produk Lexcomet:

DKL0630905310B1

Apa Nama Perusahaan Produsen Lexcomet?

Produsen obat (perusahaan farmasi) adalah suatu perusahaan atau badan usaha yang melakukan kegiatan produksi, penelitian, pengembangan produk obat maupun produk farmasi lainnya. Obat yang diproduksi bisa merupakan obat generik maupun obat bermerek. Perusahaan jamu adalah suatu perusahaan yang memproduksi produk jamu yakni suatu bahan atau ramuan berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sari, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang telah digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan. Baik perusahaan farmasi maupun perusahaan jamu harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Setiap perusahaan farmasi harus memenuhi syarat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), sedangkan perusahaan jamu harus memenuhi syarat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) untuk dapat melakukan kegiatan produksinya agar produk yang dihasilkan dapat terjamin khasiat, keamanan, dan mutunya. Berikut ini nama perusahaan pembuat produk Lexcomet:

Molex Ayus

Sekilas Tentang Molex Ayus
PT. Molex Ayus adalah perusahaan farmasi yang berdiri pada 1985. Dua tahun kemudian tepatnya tahun 1987, perusahaan ini mendapatkan izin produksi obat dari Menteri Kesehatan. Kala itu bentuk sediaan yang diproduksi adalah sediaan liquid dan proses produksi masih dilakukan bersama dengan PT. Pharmac Apex. Pada tahun 1992, dewan komisaris dan pemegang saham dijabat oleh Ismet Djamal Tahir dan Drs. Tryana Syamun.

PT. Molex Ayus telah mendapatkan sertifikat CPOB pada 1994 untuk beberapa bentuk sediaan dan jenis obat seperti tablet non antibiotik, cairan obat luar non antibiotik, salep/krim antibiotik non beta laktam, kapsul keras non antibiotik, dan lain-lain. Jenis obat yang diproduksi meliputi analgesik, antipiretik, antihistamin, antitusif, anti diare, obat batuk, anti rematik, obat luka, obat kumur, alkohol, suplemen, vitamin dan mineral, dan sebagainya. Selain memproduksi dan menjual produk obat, perusahaan ini juga menjual alat-alat kesehatan dan medis.

Untuk memasarkan distribusi produknya, PT. Molex Ayus mempercayakan pada PT. Kebayoran Pharma, PT. Mensa Bina Sukses, dan PT. Merapi Utama Pharma. Untuk produk peralatan kesehatan, proses distribusi dilakukan oleh PT. Charisma Metco.

Pabrik PT. Molex Ayus ada di Tangerang, Banten dengan kantor pusat di Jalan Ir. H. Juanda No. 5 C, Jakarta Pusat.