Levitra


Levitra Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Levitra?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Levitra adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:


Pengobatan disfungsi ereksi, yaitu ketidak mampuluan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi pen1s yang memadai untuk kepuasan suatu aktivitas 5eksual. Supaya LEVITRA® efektif, diperlukan stimulasi 5eksual. LEVITRA® tidak diindikasikan untuk penggunaan pada wanita.

Apa Saja Kontraindikasi Levitra?

Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian Levitra dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:


Pemberian vardenafil bersama nitrat atau donor nitrogen oksida (misalnya amil nitrit) dalam bentuk apapun merupakan kontraindikasi. Obat untuk pengobatan disfungsi ereksi tidak boleh diberikan pada pria yang dianjurkan untuk tidak melakukan aktivitas 5eksual (misalnya pasien dengan penyakit kardiovaskuler berat seperti unstable angina atau gagal jantung berat (NYHA III atau IV), gangguan hepar berat (Child-Pugh C), penyakit ginjal stadium terminal yang memerlukan dialisis, hipotensi (tekanan darah <90/50 mmHg), baru mengalami stroke atau infark miokardium (dalam 6 bulan terakhir), unstable angina, dan diketahui menderita penyakit renitis degeneratif herediter seperti renitis pigmentosa. Penggunaan vardenafil bersama inhibitor CYP3A4 yang poten merupakan kontraindikasi pada pria di atas 75 tahun. Hipersensitivitas terhadap vardenafil atau eksipiennya.

Apa Kandungan dan Komposisi Levitra?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Levitra adalah:


Zat Aktif: Vardenafil HCL.

Posologi dan Cara Pemberian:
Penggunaan oral

Pria Dewasa
Dosis yang dianjurkan adalah 10 mg diminum jika diperlukan sekitar 25-60 menit sebelum aktivitas 5eksual. Dosis dapat ditingkatkan hingga 20 mg atau dikurangi menjadi 5 mg. Dosis maksimum yang dianjurkan ialah 20 mg. Penggunaan maksimum 1 kali dosis per hari. LEVITRA® dapat ditelan dengan atau tanpa tanpa makanan.

Pria lanjut usia (>65 tahun): Dosis awal yang digunakan ialah 5 mg. Pasien dengan gangguan fungsi hepar dan pasien dengan gangguan fungsi ginjal berat: Dosis mulai dengan 5 mg. Berdasarkan efektifitas dan toleransinya, dapat ditingkatkan menjadi 10 mg dan kemudian 20 mg.

Perhatian/Perhatian:
Potensial interaksi dengan penghambat CYP3A4 yang poten dan alfa-bloker. Penggunaan vardenafil hanya dapat dimulai setelah pasien stabil dengan alfa-bloker dan dosis maksimum vardenafil tidak boleh lebih dari 5 mg dan diminum dengan perbedaan waktu 6 jam kecuali pada penggunaan tamsulosin.

Efek-efek yang Tidak Diinginkan:
Efek Samping obat yang paling sering dilaporkan adalah sakit kepala dan wajah terasa panas (flushing).Efek Samping lainnya adalah dispepsia, nausea, pening dan rhinitis. Efek Samping biasanya sementara dan bersifat ringan sampai sedang

Sediaan:
Tablet salut selaput LEVITRA® 5 mg, 10 mg dan 20 mg.

Apa Nama Perusahaan Produsen Levitra?

Produsen obat (perusahaan farmasi) adalah suatu perusahaan atau badan usaha yang melakukan kegiatan produksi, penelitian, pengembangan produk obat maupun produk farmasi lainnya. Obat yang diproduksi bisa merupakan obat generik maupun obat bermerek. Perusahaan jamu adalah suatu perusahaan yang memproduksi produk jamu yakni suatu bahan atau ramuan berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sari, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang telah digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan. Baik perusahaan farmasi maupun perusahaan jamu harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Setiap perusahaan farmasi harus memenuhi syarat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), sedangkan perusahaan jamu harus memenuhi syarat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) untuk dapat melakukan kegiatan produksinya agar produk yang dihasilkan dapat terjamin khasiat, keamanan, dan mutunya. Berikut ini nama perusahaan pembuat produk Levitra:

Bayer

Berapa Harga Levitra?

Rp 60.000

Sekilas Tentang Bayer
Bayer AG merupakan salah satu perusahaan kimia dan farmasi terbesar di dunia. Perusahaan ini berkantor pusat di Leverkusen, Jerman. Perusahaan ini didirikan oleh ahli kimia dan farmasi Jerman, Friedrich Bayer, bersama dengan rekannya, Johann Friedrich Weskott pada tahun 1863 di Barmen, Jerman. Awalnya perusahaan ini bukanlah perusahaan farmasi melainkan perusahaan penghasil zat pewarna serat, saat itu produk yang terkenal dari perusahaan ini adalah Fuchsine dan Aniline. Pada 1866, Bayer memindahkan kantor pusatnya dari yang semula di Bermen, berpindah ke Elberfeld untuk memperluas area pabrik dan meningkatkan kapasitas produksi. Lokasi perusahaan kemudian berpindah lagi karena lokasi sebelumnya (Elberfeld) sudah tidak mungkin diperluas lagi dan akhirnya pihak manajemen memutuskan memindahkan lokasi perusahaan ke lokasi yang sekarang menjadi kota Leverkusen. Logo Bayer yang disebut dengan "Bayer cross" berupa susunan huruf membentuk kata "Bayer" secara horizontal dan vertikal dengan huruf "Y" yang saling bertemu di tengahnya, mulai digunakan pada 1904 dan bertahan hingga sekarang.

Bayer kemudian memperluas cakupan produksinya dan mulai terjun ke produk-produk farmasi, produk perawatan kesehatan, produk kimia untuk pertanian, bioteknologi, obat-obatan hewan, dan sebagainya. Salah satu produk Bayer yang paling terkenal dan memiliki tingkat penjualan yang tinggi adalah Aspirin. Aspirin memiliki kandungan acetylsalicylic acid. Produk ini pertama kali dijelaskan oleh seorang ahli kimia berkebangsaan Perancis, Frederic Gerhart pada 1853. Obat ini merupakan hasil modifikasi asam salisilat, suatu bahan pengobatan yang ada pada kulit pohon Willow yang telah digunakan sejak 2400 tahun lalu sebagai obat tradisional. Aspirin ini digunakan untuk pengobatan nyeri, demam, dan peradangan. Aspirin dapat diberikan segera pasca serangan jantung untuk menurunkan risiko kematian. Di tahun 1899, Bayer mendaftarkan nama brand Aspirin sebagai nama obat untuk produknya ini. Hak merek ini berlaku di 80 negara di dunia kecuali di Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis akibat disitanya aset Bayer di Amerika oleh pemerintah Amerika Serikat selama Perang Dunia I.

Selain Aspirin beberapa produk terkenal lainnya dari Bayer adalah Heroin. Heroin merupakan nama brand untuk diacetylmorphine. Produk ini dipasarkan dan dijual oleh bayer pada 1898 hingga 1910 sebagai obat pereda batuk, pneumonia, dan TBC. Hak merek Heroin dipegang oleh bayer hingga sesudah Perang Dunia I, namun karena memiliki efek adiktif, maka saat ini Heroin dinyatakan sebagai obat terlarang dan ilegal. Di tahun 1903, Bayer melinsensikan produk mereka lainnya yakni diethylbarbituric acid. Obat ini ditemukan oleh Emil Fischer dan Joseph von Mering yang kemudian dijual dengan nama Veronal. Obat ini digunakan untuk mengatasi sulit tidur. Tujuh tahun berselang tepatnya di 1911, ilmuwan Bayer menemukan phenobarbital, suatu obat yang digunakan untuk mengatasi epilepsi. Obat ini masih digunakan hingga sekarang dan masuk dalam obat esensial oleh WHO.

Pada 1925, Bayer sempat menjadi perusahaan dibawah IG Farben, suatu group konglomerasi yang melalukan proses merger enam perusahaan besar, termasuk Bayer. Setelah perang Dunia II berakhir, ditahun 1951 IG Farben dikuasai oleh Allied Control Council dan diputuskan untuk memisahkan kembali perusahaan yakni BASF, Bayer, dan Hoechst. Bayer yang saat itu bernama Farbenfabriken Bayer AG maka di tahun 1972 merubah namanya menjadi Bayer AG.

Tahun 1994, Bayer AG mengakuisisi unit bisnis produk OTC SmithKline Beecham. Tahun 2004 Bayer AG mengakuisisi divisi produk OTC Roche Pharmaceutical. Empat tahun berselang di 2008, Bayer AG mengakuisisi divisi produk OTC Sagmel, Inc. Akuisisi terbesar Bayer AG dilakukan pada 2007 dimana perusahaan ini mengakuisisi Schering AG, perusahaan farmasi Jerman. Total nilai akuisisi ditaksir 14,6 miliar euro. Dari akuisisi ini maka dibentuklah perusahaan bernama Bayer Schering Pharma.

Di Indonesia, Bayer AG berperasi dengan nama PT. Bayer Indonesia dengan kantor pusat di Mid Plaza I, Lantai 11-15, Jl. jend. Sudirman Kav 10-11, Jakarta.