Indomethacin


Indomethacin merupakan salah satu jenis obat anti inflamasi non-steroid (OAINS) yang berfungsi meredakan rasa sakit yang ringan hingga menengah yang akut serta mengurangi inflamasi atau peradangan. Contoh rasa sakit yang umumnya dapat diatasi dengan indomethacin adalah keseleo, sendi dan otot yang kaku, artritis reumatoid, nyeri punggung, nyeri menstruasi, serta rematik akibat asam urat yang tinggi.

 

Obat ini bekerja dengan menghambat enzim yang memproduksi prostaglandin. Senyawa yang dilepas oleh tubuh tersebut akan menyebabkan rasa sakit dan inflamasi. Dengan menghalangi produksi prostaglandin, indomethacin akan mengurangi rasa sakit serta inflamasi.

Indomethacin umumnya diberikan untuk konsumsi dalam waktu singkat dengan dosis efektif yang paling rendah. Tetapi tidak menutup kemungkinan untuk digunakan jangka panjang, misalnya pada pasien reumatoid artritis. Untuk beberapa kondisi, dibutuhkan durasi konsumsi selama empat minggu sebelum manfaatnya terasa.

Tentang Indomethacin

Jenis obat

Anti inflamasi non-steroid

Golongan

Obat resep

Manfaat

Meredakan rasa sakit dan inflamasi

Dikonsumsi oleh

Dewasa

Bentuk

Kapsul

Indomethacin tersedia dalam berbagai merek dan penggunaannya harus dengan resep dokter. Obat ini juga tidak boleh diberikan kepada anak-anak.

Apa saja Peringatan Penggunaan Indomethacin?

  • Wanita yang sedang hamil dan menyusui sebaiknya tidak mengonsumsi indomethacin. Obat ini dapat membahayakan bayi dalam kandungan dan bayi yang mengonsumsi ASI
  • Obat ini dapat mengurangi kesuburan sehingga wanita yang berencana untuk hamil disarankan untuk menghindari konsumsi indomethacin
  • Dikonsumsi dengan makanan atau setelah makan
  • Jika mengonsumsi indomethacin, sebaiknya tidak mengemudikan atau mengoperasikan alat berat karena obat ini bisa menyebabkan pusing pada beberapa orang
  • Hentikan konsumsi setelah gejala-gejala reda
  • Harap berhati-hati bagi yang berusia di atas 65 tahun, yang menderita tukak lambung, inflamasi usus, asma, gangguan hati, gangguan ginjal, penyakit jantung, hipertensi, epilepsi, penyakit Parkinson, gangguan mental, alergi terhadap obat anti inflamasi non-steroid lain (misalnya aspirin dan ibuprofen), gangguan penggumpalan darah, serta lupus
  • Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter

sekilas tentang Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS)
Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) adalah kelas obat yang digunakan untuk mengurangi rasa sakit, mengurangi demam, mencegah pembekuan darah dan, dalam dosis yang lebih tinggi, mengurangi peradangan. Istilah nonsteroid membedakan obat ini dari steroid, walaupun memiliki efek antiinflamasi eicosanoid yang serupa dan memiliki berbagai efek lainnya. OAINS pertama kali digunakan pada tahun 1960, istilah ini digunakan untuk menjauhkan obat-obatan ini dari steroid, yang pada saat steroid distigma negatif akibat penyalahgunaan steroid anabolik. OAINS bekerja dengan menghambat aktivitas enzim siklooksigenase (COX-1 dan / atau COX-2). Dalam sel, enzim-enzim ini terlibat dalam sintesis mediator biologis utama, yaitu prostaglandin yang terlibat dalam peradangan, dan tromboksan yang terlibat dalam pembekuan darah.

Ada dua jenis OAINS yang tersedia yaitu non-selektif dan COX-2 selektif. Sebagian besar OAINS bersifat non-selektif, dan menghambat aktivitas COX-1 dan COX-2. OAINS ini selain mengurangi peradangan, juga menghambat agregasi trombosit (terutama aspirin) dan meningkatkan risiko ulkus/perdarahan gastrointestinal. Inhibitor selektif COX-2 memiliki lebih sedikit efek samping gastrointestinal, tetapi meningkatkan trombosis dan secara substansial meningkatkan risiko serangan jantung. Akibatnya, inhibitor selektif COX-2 umumnya dikontraindikasikan karena risiko tinggi penyakit vaskular yang tidak terdiagnosis. Efek diferensial ini disebabkan oleh peran dan lokalisasi jaringan yang berbeda dari masing-masing isoenzim COX. Dengan menghambat aktivitas COX fisiologis, semua OAINS meningkatkan risiko penyakit ginjal dan serangan jantung.

OAINS yang paling dikenal adalah aspirin, ibuprofen, dan naproxen, semuanya tersedia secara bebas di sebagian besar negara. Paracetamol (acetaminophen) umumnya tidak dianggap sebagai OAINS karena hanya memiliki aktivitas anti-inflamasi kecil. Paracetamol mengobati rasa sakit terutama dengan memblokir COX-2, sebagian besar di sistem saraf pusat, tetapi tidak banyak di seluruh tubuh. Efek samping OAINS tergantung pada spesifik obat, tetapi sebagian besar mencakup peningkatan risiko ulkus dan perdarahan gastrointestinal, serangan jantung dan penyakit ginjal.

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Indomethacin?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Indomethacin:

Indomethacin

Dosis obat ini akan diberikan dengan dosis paling ringan sebelum disesuaikan dengan perkembangan kondisi serta respons tubuh pasien terhadap obat.

Takaran indomethacin yang umum dianjurkan oleh dokter adalah 50-200 mg per hari. Dosis tersebut dibagi untuk beberapa kali minum per hari.

Tabel berikut adalah contoh takaran indomethacin untuk beberapa kondisi.

width=”423″>

Jenis Penyakit

sekilas tentang Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS)
Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) adalah kelas obat yang digunakan untuk mengurangi rasa sakit, mengurangi demam, mencegah pembekuan darah dan, dalam dosis yang lebih tinggi, mengurangi peradangan. Istilah nonsteroid membedakan obat ini dari steroid, walaupun memiliki efek antiinflamasi eicosanoid yang serupa dan memiliki berbagai efek lainnya. OAINS pertama kali digunakan pada tahun 1960, istilah ini digunakan untuk menjauhkan obat-obatan ini dari steroid, yang pada saat steroid distigma negatif akibat penyalahgunaan steroid anabolik. OAINS bekerja dengan menghambat aktivitas enzim siklooksigenase (COX-1 dan / atau COX-2). Dalam sel, enzim-enzim ini terlibat dalam sintesis mediator biologis utama, yaitu prostaglandin yang terlibat dalam peradangan, dan tromboksan yang terlibat dalam pembekuan darah.

Ada dua jenis OAINS yang tersedia yaitu non-selektif dan COX-2 selektif. Sebagian besar OAINS bersifat non-selektif, dan menghambat aktivitas COX-1 dan COX-2. OAINS ini selain mengurangi peradangan, juga menghambat agregasi trombosit (terutama aspirin) dan meningkatkan risiko ulkus/perdarahan gastrointestinal. Inhibitor selektif COX-2 memiliki lebih sedikit efek samping gastrointestinal, tetapi meningkatkan trombosis dan secara substansial meningkatkan risiko serangan jantung. Akibatnya, inhibitor selektif COX-2 umumnya dikontraindikasikan karena risiko tinggi penyakit vaskular yang tidak terdiagnosis. Efek diferensial ini disebabkan oleh peran dan lokalisasi jaringan yang berbeda dari masing-masing isoenzim COX. Dengan menghambat aktivitas COX fisiologis, semua OAINS meningkatkan risiko penyakit ginjal dan serangan jantung.

OAINS yang paling dikenal adalah aspirin, ibuprofen, dan naproxen, semuanya tersedia secara bebas di sebagian besar negara. Paracetamol (acetaminophen) umumnya tidak dianggap sebagai OAINS karena hanya memiliki aktivitas anti-inflamasi kecil. Paracetamol mengobati rasa sakit terutama dengan memblokir COX-2, sebagian besar di sistem saraf pusat, tetapi tidak banyak di seluruh tubuh. Efek samping OAINS tergantung pada spesifik obat, tetapi sebagian besar mencakup peningkatan risiko ulkus dan perdarahan gastrointestinal, serangan jantung dan penyakit ginjal.

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Indomethacin?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Indomethacin:

per hari (miligram)

Rematik akut akibat asam urat

150-200

Nyeri menstruasi

75 (maksimal)

Artritis reumatoid akut

50-75

Artritis reumatoid kronis

50-150

Mengonsumsi Indomethacin dengan Benar

Gunakanlah indomethacin sesuai anjuran dokter dan jangan lupa untuk membaca keterangan pada kemasan. Segera hentikan penggunaan obat ini setelah gejala-gejala reda kecuali untuk disarankan berbeda oleh dokter untuk kondisi kronis.

Indomethacin sebaiknya dikonsumsi dengan makanan atau sesudah makan untuk mencegah potensi efek samping gangguan pencernaan. Pasien juga dianjurkan berhenti merokok dan mengonsumsi minuman keras selama menggunakan obat ini agar dapat mengurangi risiko pendarahan pada lambung.

Obat ini umumnya hanya diberikan untuk konsumsi dalam waktu singkat dengan dosis serendah mungkin. Pasien juga disarankan untuk memeriksakan diri secara rutin ke dokter, terutama jika membutuhkan konsumsi indomethacin untuk jangka panjang.

Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Usahakan untuk mengonsumsi indomethacin pada jam yang sama tiap hari untuk memaksimalisasi efeknya.

Bagi pasien yang lupa mengonsumsi indomethacin, disarankan segera meminumnya begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis obat pada jadwal berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat.

Kenali Efek Samping dan Bahaya Indomethacin

Semua obat pasti memiliki efek samping, begitu juga dengan indomethacin. Beberapa efek samping yang umum terjadi saat mengonsumsi obat ini adalah:

  • Nyeri ulu hati
  • Gangguan pencernaan
  • Pusing
  • Diare atau konstipasi
  • Mual dan muntah

Segera hentikan pemakaian obat dan temui dokter jika Anda mengalami efek samping yang serius, seperti tinja berwarna hitam atau mengandung darah, muntah darah, sakit perut yang parah, dan kesulitan bernapas.