Indapamide


Deskripsi

  • Indapamide adalah obat yang digunakan untuk mengobati hipertensi esensial atau edema terkait gagal jantung kongestif
  • Indapamide adalah antihipertensi oral / diuretik yang termasuk ke dalam golongan sulfonamida dan indolines. Mekanisme aksi obat ini adalah dengan cara meningkatkan ekskresi natrium, klorida dan air dengan mengganggu pengangkutan ion natrium ke seluruh epitel tubulus ginjal
  • Indapamide diserap dengan cepat dan total dari saluran pencernaan. Makanan sedikit meningkatkan tingkat penyerapan, namun tidak memiliki pengaruh terhadap jumlah obat yang diserap. Tingkat plasma puncak dicapai dalam 2-2,5 jam setelah pemberian
  • Umumnya setiap tablet, untuk pemberian oral, mengandung Indapamide 1,25 mg, 2,5 mg, atau 1.5 mg SR tablet (sustained release)

Indapamide Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Indapamide?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Indapamide adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

  • Pengobatan hipertensi, baik digunakan tunggal atau dikombinasikan dengan obat antihipertensi lainnya
  • Obat ini juga diindikasikan untuk pengobatan retensi garam dan cairan yang terkait dengan penyakit gagal jantung kongestif

Apa Saja Kontraindikasi Indapamide?

Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian Indapamide dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:

  • Jangan menggunakan obat ini pada pasien dengan riwayat hipersensitif atau alergi obat Indapamide
  • Hipersensitivitas terhadap sulfonamida
  • Kontraindikasi pada pasien anuria, gangguan hati atau ginjal parah, ensefalopati, hipokalemia, atau stroke yang baru saja terjadi


Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan Indapamide Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Indapamide, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Indapamide?

Jika Anda lupa menggunakan Indapamide, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Indapamide Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan Indapamide?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan Indapamide yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping Indapamide?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Indapamide yang mungkin terjadi adalah:

  • Efek samping yang paling umum seperti sakit kepala, pusing, lemah, kantuk, kelelahan, agitasi, gugup, anoreksia, mual, muntah, nyeri, diare, sembelit, dan hipokalemia
  • Efek samping lain misalnya ruam kulit (eritema multiforme, nekrolisis epidermal)
  • Efek samping yang relatif jarang seperti hipotensi ortostatik, palpitasi, enzim hati meningkat, gangguan darah (termasuk trombositopenia), hiponatremia, alkalosis metabolik, hiperglikemia, kadar asam urat plasma meningkat, parestesia meningkat, fotosensitivitas, impotensi, gangguan ginjal, dan miopia akut yang reversibel

Apa saja Perhatian Penggunaan Indapamide?

  • Obat ini sebaiknya digunakan bersama dengan makanan untuk mengurangi ketidaknyamanan saluran pencernaan
  • Keseimbangan kadar elektrolit serum harus diperikasa secara periodik. Selain itu, pasien harus diobservasi untuk melihat ada tidaknya tanda klinis ketidakseimbangan cairan atau elektrolit, seperti hiponatremia, alkalosis hipokloremik, atau hipokalemia. Tanda-tandanya meliputi mulut kering, haus, lemah, letih, lesu, kantuk, gelisah, nyeri otot atau kram, hipotensi, oliguria, takikardia, dan gangguan gastrointestinal
  • Risiko hipokalemia sekunder pada diuresis dan natriuresis meningkat bila digunakan dosis lebih besar, diuresis cepat, adanya sirosis parah, dan jika digunakan bersamaan dengan kortikosteroid atau ACTH. Hipokalemia dapat membuat sensitisasi atau respon jantung yang berlebihan terhadap efek toksik digitalis, seperti peningkatan iritabilitas ventrikel
  • Hiponatremia dilatasi dapat terjadi pada pasien edema
  • Konsentrasi serum asam urat meningkat pada pasien yang diobati dengan Indapamide. Konsentrasi serum asam urat harus dipantau secara berkala selama perawatan
  • Seperti diuretik thiazides, obat ini harus digunakan secara hati-hati pada pasien dengan penyakit ginjal berat, karena berkurangnya volume plasma dapat memperburuk atau mempercepat azotemia. Jika terlihat tanda-tanda kerusakan ginjal progresif pada pasien, sebaiknya pengobatan dihentikan. Tes fungsi ginjal harus dilakukan secara berkala selama pengobatan
  • Indapamide, seperti diuretik thiazides, harus digunakan secara hati-hati pada pasien dengan gangguan fungsi hati atau penyakit hati progresif, karena sedikit saja terjadi perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat memicu koma hati
  • Peningkatan kadar serum glukosa terjadi pada pasien yang diobati dengan Indapamide. Namun hal ini dianggap tidak terlalu bermakna secara klinis. Meskipun begitu, konsentrasi glukosa serum harus dipantau secara rutin selama pengobatan
  • Secara umum, diuretik tidak boleh diberikan bersamaan dengan lithium karena obat-obat diuretik mengurangi kliren lithium dari ginjal sehingga meningkatkan risiko toksisitas lithium
  • Indapamide dapat menyebabkan pusing, sebaiknya tidak mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan mesin
  • Tidak diketahui apakah obat ini diekskresikan dalam susu manusia. Karena kebanyakan obat diekskresikan dalam susu manusia, penggunaan Indapamide untuk ibu menyusui harus dilakukan secara hati-hati

Bagaimana Kategori Keamanan Penggunaan Indapamide Pada Wanita Hamil?

Kategori keamanan penggunaan obat untuk wanita hamil atau pregnancy category merupakan suatu kategori mengenai tingkat keamanan obat untuk digunakan selama periode kehamilan apakah memengaruhi janin atau tidak. Kategori ini tidak termasuk tingkat keamanan obat untuk digunakan oleh wanita menyusui.

FDA (Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat) mengkategorikan tingkat keamanan obat untuk wanita hamil menjadi 6 (enam) kategori yaitu A, B, C, D, X, dan N. Anda bisa membaca definisi dari setiap kategori tersebut di sini. Berikut ini kategori tingkat keamanan penggunaan Indapamide untuk digunakan oleh wanita hamil:

FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan Indapamide kedalam kategori B dengan penjelasan sebagai berikut :

Penelitian pada reproduksi hewan tidak  menunjukkan resiko pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada wanita hamil / Penelitian pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin, tapi studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada wanita hamil tidak menunjukkan resiko pada janin di trimester berapapun.

Sedangkan jika digunakan untuk hipertensi gestasional (tekanan darah tinggi saat hamil yang biasanya muncul setelah usia kehamilan 20 minggu, dan hilang setelah melahirkan) masuk kategori D :

Terbukti beresiko terhadap janin manusia berdasarkan bukti-bukti empiris yang didapatkan dari investigasi, pengalaman marketing maupun  studi terhadap manusia. Namun jika potensi keuntungan bisa dijamin  penggunaan obat pada ibu hamil bisa dilakukan meskipun potensi risiko sangat besar.

Telah ada bukti bahwa obat ini berisiko jika digunakan oleh ibu hamil yang mengalami hipertensi gestasional. Oleh karena itu penggunaan Indapamide untuk ibu hamil sebaiknya dilakukan hanya jika keuntungannya diketahui lebih besar dibandingkan risikonya.

Apa Saja Interaksi Obat Indapamide?

Interaksi obat merupakan suatu perubahan aksi atau efek obat sebagai akibat dari penggunaan atau pemberian bersamaan dengan obat lain, suplemen, makanan, minuman, atau zat lainnya. Interaksi obat Indapamide antara lain:

  • Obat ini memiliki efek aditif dengan agen antihipertensi atau diuretik lainnya
  • Jika digunakan bersamaan dengan kortikosteroid, kortikotropin dan amfoterisin, potensi terjadinya hipokalemia meningkat
  • Obat ini memiliki efek samping ini yaitu hipokalemia. Hipokalemia meningkatkan toksisitas digitalis.
    Interaksi yang berpotensi fatal : meningkatkan risiko toksisitas litium

Sekilas tentang darah tinggi/hipertensi
Hipertensi (HTN) atau tekanan darah tinggi, kadang-kadang disebut juga dengan hipertensi arteri, adalah kondisi medis kronis dengan tekanan darah di arteri meningkat. Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh darah. Tekanan darah melibatkan dua pengukuran, sistolik dan diastolik, tergantung apakah otot jantung berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara denyut (diastole). Tekanan darah normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik (bacaan atas) 100–140 mmHg dan diastolik (bacaan bawah) 60–90 mmHg. Tekanan darah tinggi terjadi bila terus-menerus berada pada 140/90 mmHg atau lebih.

Hipertensi terbagi menjadi hipertensi primer (esensial) atau hipertensi sekunder. Sekitar 90–95% kasus tergolong "hipertensi primer", yang berarti tekanan darah tinggi tanpa penyebab medis yang jelas. Kondisi lain yang mempengaruhi ginjal, arteri, jantung, atau sistem endokrin menyebabkan 5-10% kasus lainnya (hipertensi sekunder).

Hipertensi adalah faktor risiko utama untuk stroke, infark miokard (serangan jantung), gagal jantung, aneurisma arteri (misalnya aneurisma aorta), penyakit arteri perifer, dan penyebab penyakit ginjal kronik. Bahkan peningkatan sedang tekanan darah arteri terkait dengan harapan hidup yang lebih pendek. Perubahan pola makan dan gaya hidup dapat memperbaiki kontrol tekanan darah dan mengurangi risiko terkait komplikasi kesehatan. Meskipun demikian, obat seringkali diperlukan pada sebagian orang bila perubahan gaya hidup saja terbukti tidak efektif atau tidak cukup dan biasanya obat harus diminum seumur hidup sampai dokter memutuskan tidak perlu lagi minum obat.

Seseorang yang pernah mengalami tekanan darah tinggi, pada kondisi normal dapat saja mengalami tekanan darah kembali dan ini yang harus diwaspadai, banyak kasus stroke terjadi pada saat seseorang lepas obat. Dan banyak orang tidak menyangka bahwa seseorang yang biasanya mengalami tekanan darah rendah suatu kali dapat juga mengalami tekanan darah tinggi. Oleh karena itu pengontrolan tekanan darah secara rutin mutlak dilakukan.

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Indapamide?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Indapamide:

Indapamide diberikan dengan dosis berikut :

  • Edema terkait Gagal Jantung Kongestif
    Dewasa : 2.5 mg 1 x sehari. Jika dibutuhkan, bisa ditingkatkan sampai 5 mg/hari setelah 1 minggu
  • Hipertensi
    Dewasa : 1.25-2.5 mg 1 x sehari. Bisa digunakan tunggal atau dikombinasikan dengan obat hipertensi lainnya

Sediaan

1,25 mg, 2,5 mg, atau 1.5 mg SR tablet (sustained release).

Nama Brand Indapamide?

  • Aldapres Kapsul 2.5 mg
  • Bioprexum Plus
  • Natrilix SR (1.5 mg Tablet)
  • Indapamide