Hufadextamin


Pengertian

Hufadextamin adalah sediaan obat yang mengandung kombinasi dexamethasone dan dexchlorpheniramine maleate sebagai zat aktifnya.

Hufadextamine digunakan untuk mengatasi alergi yang memerlukan kortikosteroid sebagai pereda peradangan, seperti rhinitis alergi, asma bronkial kronis yang berat, alergi obat, konjungtivitis, keratitis, serta peradangan lainnya.

Dexamethasone yang terkandung dalam Hufadextamin merupakan salah satu jenis obat golongan kortikosteroid, yaitu antiinflamasi yang berperan dalam mengurangi atau menekan proses peradangan. Sedangkan, kandungan dexchlorpheniramine maleate meredakan gejala alergi yang terjadi pada tubuh.

Keterangan

Hufadextamin Kaplet

  • Golongan: obat keras
  • Kelas terapi: antialergi dan kortikosteroid
  • Kandungan Hufadextamin: dexamethasone 0,5 mg, dexchlorpheniramine maleate 2 mg
  • Kemasan: boks, strip @10 kaplet

  • Apa Nama Perusahaan Produsen Hufadextamin?

    Produsen obat (perusahaan farmasi) adalah suatu perusahaan atau badan usaha yang melakukan kegiatan produksi, penelitian, pengembangan produk obat maupun produk farmasi lainnya. Obat yang diproduksi bisa merupakan obat generik maupun obat bermerek. Perusahaan jamu adalah suatu perusahaan yang memproduksi produk jamu yakni suatu bahan atau ramuan berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sari, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang telah digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan. Baik perusahaan farmasi maupun perusahaan jamu harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

    Setiap perusahaan farmasi harus memenuhi syarat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), sedangkan perusahaan jamu harus memenuhi syarat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) untuk dapat melakukan kegiatan produksinya agar produk yang dihasilkan dapat terjamin khasiat, keamanan, dan mutunya. Berikut ini nama perusahaan pembuat produk Hufadextamin:

     Gratia Husada Farma
  • Harga Hufadextamin: Rp4.500–Rp16.500 per strip 

Kegunaan

Hufadextamin digunakan untuk mengobati alergi yang disertai peradangan yang responsif terhadap golongan obat kortikosteroid, seperti:

  • Dermatitis
  • Alergi obat
  • Rhinitis alergi
  • Asma bronkial kronis
  • Konjungtivitis
  • Keratitis

Sekilas tentang obat antihistamin
Antihistamin adalah obat-obatan yang digunakan untuk mengobati rinitis alergi dan alergi lainnya. Antihistamin dapat memberikan rasa lega ketika seseorang mengalami hidung tersumbat, bersin, atau gatal karena serbuk sari, tungau debu rumah, atau alergi hewan. Biasanya orang menggunakan antihistamin sebagai obat pasar generik yang murah, dengan sedikit efek samping. Sebagai alternatif untuk menggunakan antihistamin, orang yang menderita alergi malah dapat menghindari zat yang mengiritasi mereka. Namun, ini tidak selalu mungkin karena beberapa zat, seperti serbuk sari, terbawa di udara, sehingga membuat reaksi alergi yang disebabkan oleh mereka umumnya tidak dapat dihindari. Antihistamin biasanya digunakan untuk pengobatan jangka pendek. Alergi kronis meningkatkan risiko masalah kesehatan yang mungkin tidak dapat diobati oleh antihistamin, termasuk asma, sinusitis, dan infeksi saluran pernapasan bawah. Dokter menyarankan agar orang berbicara dengan mereka sebelum penggunaan antihistamin dalam jangka waktu yang lebih lama.

Meskipun orang-orang biasanya menggunakan kata "antihistamin" untuk mendeskripsikan obat-obatan untuk mengobati alergi, para dokter dan ilmuwan menggunakan istilah tersebut untuk mendeskripsikan kelas obat yang menentang aktivitas reseptor histamin di dalam tubuh. Dalam pengertian kata ini, antihistamin digolongkan berdasarkan reseptor histamin yang mereka tindak lanjuti. Dua kelas antihistamin terbesar adalah antihistamin-H1 dan antihistamin-H2. Antihistamin yang menarget reseptor histamin H1 digunakan untuk mengobati reaksi alergi di hidung (misalnya, gatal, pilek, dan bersin) serta untuk insomnia. Mereka kadang-kadang juga digunakan untuk mengobati penyakit gerakan atau vertigo yang disebabkan oleh masalah dengan telinga bagian dalam. Antihistamin yang menarget reseptor histamin H2 digunakan untuk mengobati kondisi asam lambung (misalnya, ulkus peptikum dan refluks asam). Antihistamin-H1 bekerja dengan mengikat pada reseptor histamin H1 dalam sel mast, otot polos, dan endotelium di dalam tubuh serta di inti tuberomammillar di otak; antihistamin-H2 yang terikat pada reseptor histamin H2 di saluran pencernaan bagian atas, utamanya di lambung.

Reseptor histamin menunjukkan aktivitas konstitutif, sehingga antihistamin dapat berfungsi baik sebagai antagonis reseptor netral atau agonis terbalik pada reseptor histamin. Hanya beberapa antihistamin-H1 yang saat ini dipasarkan diketahui berfungsi sebagai agonis terbalik. Histamin menghasilkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah, menyebabkan cairan untuk keluar dari kapiler ke jaringan , yang mengarah ke gejala klasik dari reaksi alergi hidung dan mata berair. Histamin juga mempromosikan angiogenesis.

Antihistamin menekan respon wheal yang diinduksi-histamin (pembengkakan) dan vasodilasi dengan menghalangi pengikatan histamin ke reseptornya atau mengurangi aktivitas reseptor histamin pada saraf, otot polos vaskular, sel kelenjar, endotelium, dan sel mast. Gatal, bersin, dan respon inflamasi ditekan oleh antihistamin yang bekerja pada reseptor-H1. Pada tahun 2014 antihistamin seperti desloratadin ditemukan efektif sebagai pembantu untuk pengobatan standar jerawat karena sifat anti-inflamasinya serta kemampuan mereka untuk menekan produksi sebum.
Sekilas tentang alergi
Alergi atau hipersensitivitas tipe I (1 dari 4) adalah kegagalan kekebalan tubuh di mana tubuh seseorang menjadi hipersensitif dalam bereaksi secara imunologi terhadap bahan-bahan yang umumnya imunogenik (antigenik) atau dikatakan orang yang bersangkutan bersifat atopik. Dengan kata lain, tubuh manusia bereaksi berlebihan terhadap lingkungan atau bahan-bahan yang oleh tubuh dianggap asing dan berbahaya, padahal sebenarnya tidak untuk orang-orang yang tidak bersifat atopik. Bahan-bahan yang menyebabkan hipersensitivitas tersebut disebut alergen.

Simtomanya meliputi mata merah, gatal-gatal, rhinorrhea, eksem, urticaria, atau serangan asma. Pada sebagian orang, alergi berat terhadap lingkungan, atau alergi makanan atau alergi obat-obatan atau reaksi terhadap sengatan dari tawon mungkin dapat membahayakan jiwa dengan timbulnya anafilaksis. Tidak semua reaksi dari hipersensivitas adalah alergi.

Reaksi alergi dapat diduga dan berlangsung cepat. Alergi disebabkan oleh produksi antibodi berjenis IgE. Maka pembengkakan terjadi dari bersifat tidak nyaman hingga membahayakan.

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Hufadextamin?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Hufadextamin:

& Cara Penggunaan

Hufadextamin merupakan obat keras, hanya bisa didapatkan dan digunakan dengan resep dokter.

Dosis Hufadextamin bervariasi, bergantung pada penyakit dan kondisi pasien. Konsultasikan pada dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan obat ini.

Alergi yang disertai peradangan yang responsif terhadap kortikosteroid

Kaplet

  • Dewasa dan anak >12 tahun: 1–2 kaplet diberikan 4 kali sehari
  • Anak-anak 6–12 tahun: ½ kaplet diberikan 3–4 kali sehari

Cara Menggunakan

  • Gunakan Hufadextamin sesuai dengan anjuran dan resep dokter. Baca petunjuk pemakaian pada kemasan obat
  • Hufadextamin tablet dapat digunakan setelah makan. Konsumsi obat secara teratur dan pada waktu yang sama. Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa konsultasi ke dokter terlebih dahulu
  • Apabila kamu lupa menggunakan obat, segera pakai jika jeda dengan waktu selanjutnya masih lama. Jika jeda dengan waktu berikutnya singkat, lupakan dosis yang tertinggal. Jangan menggandakan dosis pada waktu bersamaan
  • Jangan melebihkan atau mengurangi dosis tanpa berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter untuk menghindari terjadinya efek samping atau efektivitas yang berkurang dari obat
  • Segera temui dokter apabila gejala tidak membaik atau mengalami perburukan

Bagaimana Cara Penyimpanan Hufadextamin?

  • Ikuti petunjuk penyimpanan yang tertera pada kemasan
  • Simpan Hufadextamin pada suhu ruang berkisar 15–25 derajat Celcius, pada tempat yang sejuk dan kering, serta terlindungi dari cahaya matahari langsung
  • Jauhkan dari jangkauan anak-anak serta hewan peliharaan
  • Jangan simpan di tempat lembap seperti kamar mandi
  • Jangan simpan di freezer


Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan Hufadextamin Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Hufadextamin, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Hufadextamin?

Jika Anda lupa menggunakan Hufadextamin, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Hufadextamin Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan Hufadextamin?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan Hufadextamin yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping Hufadextamin?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Hufadextamin yang mungkin terjadi adalah:

Efek samping yang bisa saja timbul selama penggunaan Hufadextamin, yaitu:

  • Retensi cairan dan garam
  • Sulit buang air kecil
  • Gangguan pencernaan
  • Peningkatan nafsu makan
  • Hambatan pertumbuhan
  • Gangguan menstruasi
  • Pusing
  • Penglihatan kabur
  • Osteonekrosis
  • Kelemahan otot
  • Infeksi sistemik
  • Vertigo

Overdosis

Gejala overdosis obat Hufadextamin yang dapat muncul, yakni:

  • Reaksi anafilaksis, seperti gatal hingga timbul rasa terbakar, sulit bernapas, pembengkakan pada wajah, bibir, atau lidah
  • Lemah otot
  • Batuk berdarah
  • Denyut jantung terlalu cepat atau lemah
  • Tidak sadarkan diri

Segera pergi ke pelayanan medis terdekat apabila mengalami gejala tersebut. Penanganan kegawatdaruratan hanya boleh dilakukan oleh tenaga medis profesional.

Apa Saja Kontraindikasi Hufadextamin?

Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian Hufadextamin dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:

Hindari penggunaan pada pasien dengan kondisi:

  • Hipersensitif pada salah satu kandungan Hufadextamin
  • Tukak lambung
  • Osteoporosis
  • Psikosis atau psikoneurosis berat
  • Tuberkulosis aktif
  • Infeksi akut
  • Baru menerima vaksin hidup

Apa Saja Interaksi Obat Hufadextamin?

Interaksi obat merupakan suatu perubahan aksi atau efek obat sebagai akibat dari penggunaan atau pemberian bersamaan dengan obat lain, suplemen, makanan, minuman, atau zat lainnya. Interaksi obat Hufadextamin antara lain:

Beri tahu dokter mengenai semua obat-obat yang sedang kamu konsumsi. Beberapa obat yang diberikan bersama dengan Hufadextamin dapat menurunkan efektivitas atau meningkatkan toksisitas, seperti:

  • Antibiotik atau antifungal
  • Pil KB atau terapi hormon
  • Antidiabetik oral atau pun insulin
  • Obat-obat terapi demensia dan Parkinson
  • Pengencer darah seperti Warfarin atau Heparin
  • NSAID atau antinyeri seperti Aspirin, Ibuprofen, atau Meloxicam
  • Vaksin hidup seperti BCG

Daftar di atas mungkin tidak memuat semua obat yang berinteraksi dengan Hufadextamin sirup atau kaplet. Maka, kamu perlu memberi tahu dokter semua yang sedang atau kamu konsumsi, baik obat kimiawi, herbal, maupun vitamin.

Tidak semua obat berinteraksi dengan Hufadextamin. Namun, terapi tetap disesuaikan bergantung pada kondisimu.

Apa saja Peringatan dan Perhatian Penggunaan Hufadextamin?

  • Ikuti semua saran dan instruksi dokter. Baca anjuran yang terdapat pada kemasan
  • Jangan gunakan obat ini apabila kamu sedang terinfeksi jamur di bagian tubuh mana pun
  • Steroid dapat melemahkan imun tubuh, sehingga akan lebih mudah kamu terserang infeksi
  • Beri tahu dokter tentang infeksi yang kamu alami beberapa minggu yang lalu, terutama:
  • Tuberkulosis
  • Herpes
  • Infeksi parasit seperti diare
  • Informasikan dokter riwayat penyakit yang sedang atau pernah kamu derita, terutama:
  • Sirosis atau penyakit hati lainnya
  • Penyakit ginjal
  • Gangguan tiroid
  • Glaukoma atau katarak
  • Depresi
  • Gagal jantung kongestif
  • Hipertensi
  • Obat yang mengandung kortikosteroid tidak dianjurkan bagi wanita hamil trimester pertama karena kemungkinan bayi yang baru lahir menderita gejala hipoadrenalisme
  • Tidak dianjurkan bagi ibu menyusui karena kemungkinan kortikosteroid diekskresikan melalui air susu ibu
  • Pada pemakaian jangka panjang, dosis obat ini harus diturunkan secara bertahap (tapering off)
  • Tidak dianjurkan pada anak-anak di bawah 6 tahun. Perhatikan dengan hati-hati penggunaan obat yang memakai kortikosteroid dalam jangka panjang bagi anak-anak dan bayi terhadap pertumbuhan dan perkembangannya
  • Beri tahu dokter mengenai kondisi kesehatan kamu, apakah kamu sedang hamil, dalam persiapan kehamilan, atau menyusui. Hal ini akan menjadi pertimbangan untuk menghindari efek samping atau efek-efek yang tidak diinginkan lainnya

Bagaimana Kategori Keamanan Penggunaan Hufadextamin Pada Wanita Hamil?

Kategori keamanan penggunaan obat untuk wanita hamil atau pregnancy category merupakan suatu kategori mengenai tingkat keamanan obat untuk digunakan selama periode kehamilan apakah memengaruhi janin atau tidak. Kategori ini tidak termasuk tingkat keamanan obat untuk digunakan oleh wanita menyusui.

FDA (Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat) mengkategorikan tingkat keamanan obat untuk wanita hamil menjadi 6 (enam) kategori yaitu A, B, C, D, X, dan N. Anda bisa membaca definisi dari setiap kategori tersebut di sini. Berikut ini kategori tingkat keamanan penggunaan Hufadextamin untuk digunakan oleh wanita hamil:

Kategori C (pada trimester kedua dan ketiga): Studi pada hewan menunjukkan adanya efek samping pada janin, namun tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil.

Kategori D (pada trimester pertama): Terdapat bukti yang menunjukkan risiko pada janin manusia. Namun, Hufadextamin untuk ibu hamil dapat diberikan apabila keuntungan yang didapat lebih besar daripada potensi risiko terhadap janin.

Peringatan Kehamilan

Informasikan dokter apabila kamu sedang hamil atau sedang dalam program kehamilan. Terapi akan dipertimbangkan bergantung pada kondisi kehamilan kamu.

Perlu diingat, terapi akan diberikan apabila lebih besar manfaat yang didapatkan daripada potensi risiko terhadap janin.

Peringatan Menyusui

Hufadextamin terdistribusi ke dalam ASI. Bila kamu sedang menyusui, sebaiknya konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.