Gralixa


Apa Kandungan dan Komposisi Gralixa?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Gralixa adalah:


Gralixa 20:

Tiap tablet mengandung:
– Furosemide 20 mg

Gralixa 40:

Tiap tablet mengandung:
– Furosemide 40 mg

Sekilas Tentang Furosemide Pada Gralixa
Furosemide adalah suatu zat obat yang digunakan untuk mengatasi edema atau penumpukan cairan yang disebabkan oleh gagal jantung, sirosis hati, maupun penyakit ginjal. Selain itu furosemide juga digunakan untuk mengatasi tekanan darah tinggi, gagal ginjal, sindrom nefrotik, dan terapi tambahan pada edema serebral maupun edema paru dimana diuresis yang cepat diperlukan via injeksi intravena. Furosemide juga digunakan dalam pengobatan hiperkalsemia (kondisi di mana kadar kalsium di dalam darah terlalu tinggi) yang parah.

Furosemide bekerja dengan cara menghambat cotransporter luminal Na-K-Cl dengan mengikatkan diri pada saluran transport chloride sehingga menyebabkan pengurangan natrium (sodium), chloride, dan potasium.

Penggunaan furosemide dikontraindikasikan pada mereka yang mengalami anuria dan riwayat hipersensitif terhadap furosemide maupun terhadap kandungan lainnya yang terdapat di dalamnya.

Hati-hati penggunaan furosemide khususnya jika mengalami efek hepatik, efek pada ginjal (terjadinya peningkatan azotemia dan oliguria) selama pemberian, anafilaksis (urtikaria, angiedema, hipotensi), potensi aktivasi lupus eritematosus sistemik, pasien yang sensitif terhadap sulfonamide dapat menunjukkan reaksi alergi, fotosensitivitas kemungkinan dapat terjadi. Diuresis yang eksesif dapat menyebabkan dehidrasi dan penurunan volume darah dengan kemungkinan trombosis vaskular dan embolisme, khususnya pada pasien lanjut usia. Risiko hipotensi ortostatik juga dapat terjadi. Perlu dilakukan pemantauan kemungkinan terjadinya diskrasia darah, kerusakan hati atau ginjal, maupun reaksi lainnya.

Efek samping yang mungkin dapat terjadi setelah penggunaan furosemide diantaranya hipotensi ortostatik, pusing, ketidakseimbangan elektrolit (hiponatremia, hipokalemia, hipokloremia, tinnitus, dan sensitif terhadap cahaya).

Penggunaan furosemide bersamaan dengan aspirin, obat diuretik lainnya (ethacrynic acid, hydrochlorthiazide), obat antihipertensi (doxazosin), dan sucralfate dapat menimbilkan interaksi obat. Penggunaan bersamaan dengan analgesik (OAINS) dapat meningkatkan risiko gangguan ginjal, penggunaan bersamaan dengan antiaritmia berisiko menyebabkan toksisitas jantung, penggunaan bersamaan dengan antibakteria (aminoglycoside, polymyxin, dan vancomycin) dapat meningkatkan risiko ototoksisitas, penggunaan bersamaan dengan antidepresan (reboxetine) dapat menimbulkan risiko hipokalemia, penggunaan bersamaan dengan antiepilepsi (carbamazepine) dapat menyebabkan risiko hiponatremia, penggunaan bersamaan dengan antijamur (amphotericin) dapat menyebabkan hipokalemia, penggunaan bersamaan dengan antihipertensi (alpha-blockers) dapat menyebabkan hipotensi dan bersamaan dengan sotalol dapat menyebabkan aritmia, penggunaan bersamaan dengan antipsikotik (amisulpride, sertindole, pimozide) dapat menyebabkan risiko aritmia ventrikular, penggunaan bersamaan dengan siklosporin dapat menyebabkan risiko nefrotoksisitas, ototoksisitas, dan hepatotoksisitas.

Setelah pemberian secara oral, onset diuresis dapat terjadi dalam 30 menit hingga 1 jam, maksimal efek setelah 1-2 jam. Pemberian secara IV, diuresis dapat terjadi dalam lima menit dan puncaknya 20-60 menit. Efek diuresis akan bertahan selama 6-8 jam mengikuti pemberian oral dan sekira dua jam setelah pemberian secara intravena. Sekira 95% mengikat pada plasma protein (utamanya albumin). Furosemide dimetabolisme di dalam hati menjadi defurfurylated derivative, 4-chloro-5-sulfamoylanthranilic acid. Rute eliminasi adalah melalui urin yakni berkisar 50% dari dosis oral dan 80% dari dosis IV dan IM. Sisanya akan diekskresikan melalui feses sebagai komponen obat tidak berubah.

Furosemide tidak aman untuk digunakan oleh wanita hamil. Oleh karena itu FDA mengategorikannya dalam kategori C untuk tingkat keamanan penggunaan pada wanita hamil. Furosemide juga tidak aman untuk digunakan oleh wanita menyusui, sebab diketahui bahwa obat ini masuk ke dalam ASI. Konsultasikanlah dengan dokter.

Furosemide pertama kali dipatenkan pada 1959 dan mulai disetujui untuk digunakan secara luas oleh dunia medis pada 1964.

Gralixa Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Gralixa?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Gralixa adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:


Edema yang disebabkan kegagaian jantung, sirosis hepatis, dan penyakit ginjal (termasuk sindrom nefrotik). Hipertensi, digunakan tunggal atau kombinasi dengan anti hipertensi lain

Apa Saja Kontraindikasi Gralixa?

Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian Gralixa dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:

– Hipersensitif terhadap furosemida, anuria

Efek Samping:

– Pusing, Vertigo, Parestesis, Sakit kepala, Gangguan penglihatan, Tinnitus, Xanthopsia, Spasme otot, Gelisah

– Anemia, Leukopenia, Trombositopenia, Agranulositosis

– Mual, Muntah, Kejang, Diare, Iritasi oral dan gaster, Konstipasi, dan Pankreatitis

– Purpura, Rash, Pruritus, Urticaria, Eritema Multiform

– Hiperurisemia, Hiperglikemia

PERINGATAN:

– Deplesi elektrolit dapat terjadi terutama dalam dosis tinggi dan diet rendah garam
– Hipokalemia dapat terjadi terutama pada diuresis yang cepat, terapi bersama kortikosteroid atau ACTH, adanya pengaruh asupan elektrolit peroral, atau bila disertai sirosis hepatis
– Karena itu pada pemberiannya perlu pengawasan ketat dan dosis harus disesuaikan dengan kebutuhan
– Dianjurkan untuk memakai dengan dosis rendah
– Dehidrasi dapat terjadi bersamaan dengan berkurangnya volume darah, kolaps sirculasi, dan kemungkinan trombosis vaskular, terutama pada penderita lanjut usia
– Hati-hati pada pemberian jangka panjang dengan dosis tinggi
– Hentikan pengobatan jika terjadi peningkatan azotemia dan oliguria pada penderita payah ginjal yang berat
– Dapat terjadi diskrasia darah, kerusakan hati, dan reaksi idiosinkratik lainnya
– Perlu dilakukan pemeriksaan berkala terhadap susunan elektrolit, untuk mengetahui kemungkinan terjadinya ketidakseimbangan
– Hindari penggunaan pada penderita pulmonaria oedema dan tekanan darah menurun sebagai akibat dari infark myokard, diuresis berlebihan, karena dapat menimbulkan shock
– Penderita diharuskan melapor bila terjadi gejala penurunan level serum Kalium
– Penderita yang diketahui sensitif terhadap sulfonamida dapat menunjukkan reaksi alergi dengan furosemida
– Pada pemakaian jangka lama dapat timbul

ATURAN PAKAI:
– Untuk Hipertensi Dewasa : 2 kali sehari 40 mg, atau disesuaikan dengan keadaan penderita
– Untuk Edema Dewasa : Dosis awal 20-80 mg, sebagai dosis tunggal, sebaiknya diminum pagi hari. Jika respon belum terkapsulai, dosis dapat ditingkatkan secara bertahap 20-40 mg, setiap 6-8 jam setelah dosis awal sampai terkapsulai efek yang diinginkan
– Anak-anak : Dosis awal 1-2 mg/kg berat badan sebagai dosis tunggal. Bila respon belum terkapsulai, dosis dapat ditingkatkan secara bertahap, 1-2 mg/kg berat badan, setiap 6 – 8 jam sesudah dosis awal (maksimum 6 mg/kg berat badan/hari)

CARA PENYIMPANAN:
Simpan ditempat yang sejuk dan kering

Kemasan:
– Gralixa 20: Dus @ 10 strip x 10 tablet No.Reg: DKL 9431104310A1
– Gralixa 40: Dus @ 10 strip x 10 tablet No.Reg: DKL 9431104310B1