Glisend


Reg. No. DKL 9713016637A1
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Mengobati asma dan gangguan pada pernapasan.

Komposisi

Tiap 5 ml Glisend sirup mengandung salbutamol sulphate setara dengan 2 mg salbutamol

Aturan Pakai

Dewasa : 3 – 4 x sehari 1 – 2 sendok takar (Dosis ini dapat dinaikkan secara berangsur, untuk orang tua diberikan dosis awal yang lebih rendah)
Anak-anak :
Umur 2 – 6 tahun : 3 – 4 x sehari 1/2 – 1 sendok takar
Umur 6 – 12 tahun : 3 – 4 x sehari 1 sendok takar
Umur > 12 tahun : 3 – 4 x sehari 1 – 2 sendok takar
Atau menurut petunjuk dokter

Farmakologi

Salbutamol merupakan suatu senyawa yang selektif merangsang reseptor B2 adrenergik terutama pada otot bronkus. Golongan B2 agonis ini merangsang produksi AMP siklis dengan cara mengaktifkan kerja enzim adenil siklase. Efek utama setelah pemberian peroral adalah efek bronkodilatasi yang disebabkan terjadinya relaksasi otot bronkus. Dibandingkan dengan isoprenalin, salbutamol bekerja lebih lama dan lebih aman karena efek stimulasi terhadap jantung lebih kecil, maka bisa digunakan untuk pengobatan kejang bronkus pada pasien dengan penyakit jantung atau tekanan darah tinggi.

Indikasi

Kejang bronkus pada semua jenis asma bronchial, bronchitis kronis, dan emphysema

Kontraindikasi

Penderita yang hipersensitif terhadap obat ini

Efek Samping

Pada dosis yang dianjurkan tidak ditemukan adanya efek samping yang serius. Pada pemakaian dosis besar dapat menyebabkan tremor halus pada otot skelet (biasanya pada tangan), palpitasi, kejang otot, takikardia, sakit kepala, dan ketegangan. Efek ini terjadi pada semua perangsang adreno reseptor beta. Vasodilator perifer, gugup, hperaktif, epitaxis (mimisan), cepat marah, susah tidur.

Interaksi Obat

Efek salbutamol dihambat oleh B2 antagonis

Peringatan dan Perhatian

Hati-hati bila diberikan pada penderita thyrotoxicosis, hipertensi, kardiovaskuler, hipertiroid, dan diabetes mellitus

Meskipun tidak terdapat bukti teratogenitas sebaiknya penggunaan salbutamol selama kehamilan trisemester pertama, hanya jika benar-benar diperlukan

Hati-hati penggunaan pada wanita menyusui karena kemungkinan diekskresi melalui air susu

Hati-hati penggunaan pada anak kurang dari 2 tahun karena keamanannya belum diketahui dengan pasti

Cara penyimpanan

Simpan di tempat yang sejuk dan kering, terlindung dari cahaya

Sekilas Tentang Konimex
PT. Konimex adalah suatu perusahaan farmasi yang didirikan oleh Djoenaedi Joesoef (Djoe Djioe Liang) pada 8 Juni 1967 di kota Solo, Jawa Tengah. Djoenaedi Joesoef adalah anak ke-4 dari 7 bersaudara dimana orang tuanya adalah pemilik dari toko obat tradisional Cina Eng Thay Hoo yang juga memiliki kemampuan untuk mengobati orang sakit.

Nama konimek merupakan kependekan dari "Kondang Import Export". Menurut pendirinya, nama itu adalah suatu harapan agar produk perusahaan ini bisa "kondang" atau "terkenal" di mana-mana. Awalnya perusahaan ini berfokus pada usaha penjualan produk obat, bahan kimia, alat laboratorium, dan alat kedokteran. Pada 1971 PT. Konimex memperoleh dukungan fasilitas PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri).

Perusahaan ini memproduksi banyak jenis produk yang menurut pendirinya berpegang pada falsafah 3MU yaitu Mutu, Mudah, dan Murah. Produknya meliputi produk obat resep, obat OTC, vitamin, suplemen, permen, herbal, makanan ringan, minyak telon dan kayu putih, dan masih banyak lagi. Produk yang dihasilkan seperti Paramex, Konidin, Konicare, Inzana, Feminax, Zeropain, Siladex, Fungiderm, Braito, Renofit, Konilife, permen Hexos, Nano Nano, dan masih banyak lagi. Perusahaan ini cukup aktif mengiklankan produknya di televisi, radio, dan media cetak.

Fasilitas produksi PT. Konimex berlokasi di desa Sanggrahan, kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Produk perusahaan ini telah tersebar di seluruh wilayah Indonesia, negara Asia Tenggara, dan negara Timur Tengah. Untuk pemasarannya, perusahan ini mendirikan dua perusahaan distributor yakni PT. Sinar Intermark dan PT. Marga Nusantara.