Gliquidone


Farmakologi:
Gliquidone merupakan obat antidiabetik oral dari golongan sulfonilurea. Sama seperti sulfonilurea lainnya, gliquidone terutama bekerja dengan cara menstimulasi sel-β pada islet Langerhans pankreas untuk melepaskan insulin endogen. Gliquidone merupakan obat antidiabetik oral yang efektif.
Seperti sulfonilurea lainnya, gliquidone bekerja dengan cara menstimulasi influks kalsium ke dalam sel-β pankreas dan dengan cepat merangsang pelepasan insulin. Gliquidone juga memiliki efek ekstra pankreas. Obat ini menyebabkan jaringan -jaringan perifer menjadi lebih sensitif terhadap insulin, kemungkinan dengan adanya penambahan jumlah reseptor insulin, dan hasilnya adalah penurunan sintesis insulin secara keseluruhan.
Gliquidone, seperti halnya sulfonilurea lainnya, membutuhkan keberadaan sel-sel β pankreas yang masih berfungsi untuk efek hipoglikemiknya.
Gliquidone dapat menyebabkan hipoglikemia terutama bila diberikan secara berlebihan, hal ini dapat disebabkan oleh lebih cepatnya insulin yang dilepaskan dari pankreas dibandingkan dengan glibenklamid. Gliquidone, seperti halnya sulfonilurea lainnya, memiliki efek inotropik positif, namun tidak ada bukti pada penggunaan secara klinis.

Farmakokinetik:
Gliquidone diabsorpsi dari usus (95%), dan mencapai kadar maksimum dalam plasma setelah 2-3 jam. Pemberian gliquidone tunggal 30 mg secara oral memberikan kadar maksimum plasma rata-rata 500-700 ��g/l 2-3 jam setelah pemberian. Dalam 1,5 jam, konsentrasi ini akan turun separuhnya. Perbandingan antara relawan sehat dan penderita diabetes tanpa gangguan ginjal memperlihatkan tidak ada perubahan kadar gliquidone dalam plasma dan darah dibandingkan dengan penderita nondiabetes dan diabetes yang disertai dengan gangguan ginjal.
Gliquidone dimetabolisme secara ekstensif, hasil metabolisme utama adalah O-desmethylgliquidone. Deaktivasi metabolit utama dapat dikapsulai dengan demetilasi di hati.
95% gliquidone diekskresikan sebagian besar sebagai metabolit pada feses lewat empedu, obat ini dapat digunakan pada pasien dengan kerusakan fungsi ginjal karena obat tampulaknya tidak diakumulasi.
Hanya sejumlah kecil dari metabolit yang diekskresi melalui ginjal. Rata-rata hanya 5% dari dosis yang diberikan, dan itu dalam bentuk hasil metabolisme, ditemukan di urin, tanpa menghiraukan cara pemberian dan jumlah yang diberikan.

Gliquidone Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Gliquidone?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Gliquidone adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:


Untuk pengobatan diabetes mellitus yang tidak tergantung insulin (NIDDM) atau diabetes mellitus tipe 2 dan tidak terkontrol dengan diet.

Apa Saja Kontraindikasi Gliquidone?

Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian Gliquidone dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:

  • Diabetes tergantung insulin (diabetes mellitus tipe 1). Koma, prekoma diabetes dan ketidakseimbangan metabolik yang ekstrim dengan tendensi ke keadaan asidosis
  • Jangan digunakan pada pasien diabetes yang terkomplikasi dengan asidosis atau ketosis, maupun pada kondisi stress of surgery atau infeksi akut
  • Gliquidone tidak boleh digunakan pada masa kehamilan atau masa menyusui, pada pasien dengan gagal fungsi hati atau ginjal yang berat dan porfiria

Overdosis:
Pada pasien yang sadar, hipoglikemia dapat diatasi dengan pemberian glukosa secara oral, sedangkan pada pasien koma, harus diberikan glukosa secara parenteral melalui infus intravena. Pasien harus tetap diawasi terhadap gejala-gejala hipoglikemia lebih lanjut.
Perlu dipertimbangkan untuk mengeluarkan tablet yang tertelan dengan bilas lambung.

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Gliquidone?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Gliquidone:

dan cara pemberian:
Gliquidone harus diberikan � jam sebelum makan.
Dewasa:
Dosis dan frekuensi pemberian harus disesuaikan, bersama pengaturan diet, untuk menentukan kontrol diabetes terbaik yang mungkin diperoleh selama sehari penuh.

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Gliquidone?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Gliquidone:

awal:
15 mg sehari sebelum makan pagi. Jika respon yang diharapkan belum memuaskan, maka dosis dapat dinaikkan perlahan-lahan dengan setiap kenaikan sebesar 15 mg sampai 45-60 mg sehari yang dapat dibagi 2-3 kali pemberian, dimana dosis yang terbesar dberikan sebelum makan pagi.
Maksimal: Dosis tunggal 60 mg
Dosis sehari 120 mg
Sebaiknya selama fase penstabilan sering dilakukan kadar glukosa darah dan glukosa urin, sehingga bila perlu, dapat dilakukan penyesuaian dosis.
Anak-anak:
Dosis anjuran untuk dewasa tidak sesuai untuk anak-anak.
Penggantian OAD lain dengan gliquidone:
Efek 1 tablet gliquidone (30 mg) hampulir setara dengan 1000 mg tolbutamid, 5 mg glibenklamid, 250 g klorpropamid atau 500 mg asetoheksamid.
Dosis awal gliquidone ditetapkan berdasarkan rasio dosis ini untuk setiap kasus individual. Bagaimanapun, waktu paruh dan lama kerja dari masing-masing obat harus diperhitungkan. Biasanya perlu memberikan gliquidone lebih sering daripada sulfonilurea long-acting. Jika dosis harus diubah, harus dilakukan secara bertahap (setiap 15 mg atau � tablet gliquidone).
Jika sebelumnya pasien pernah diberikan insulin lebih dari 30 IU, penggantian OAD dapat dicoba dengan dosis awal gliquidone 30 mg disertai dengan pengurangan dosis insulin secara bertahap, asalkan cukup banyak sel β pankreas yang masih berfungsi.
Terapi kombinasi:
Jika terapi antidiabetes dengan gliquidone saja tidak mampulu menstabilkan kadar glukosa dalam darah, penambahan biguanid (metformin) dapat dipertimbangkan asalkan indikasinya sesuai.


Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan Gliquidone Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Gliquidone, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Gliquidone?

Jika Anda lupa menggunakan Gliquidone, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Gliquidone Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan Gliquidone?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan Gliquidone yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping Gliquidone?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Gliquidone yang mungkin terjadi adalah:


Efek Samping jika terjadi overdosis akut:
Hipoglikemia dengan gejala kelaparan, berkeringant, gemetar, bingung dan mengantuk, dan jika ini terjadi segera konsumsi gula dan minum yang manis.
Efek Samping berat atau irreversible:
Gliquidone ditoleransi dengan baik. Reaksi-reaksi hipoglikemia, alergi, rash, atau intoleransi saluran cerna, nausea dan muntah sangat jarang terjadi.
Reaksi hipoglikemia ringan dengan cepat dapat diatasi dengan mengkonsumsi karbohidrat. Belum pernah dilaporkan adanya kasus hipoglikemia serius yang berkepanjangan.
Hipoglikemia dapat terjadi bersamaan dengan malaise, kehilangan konsentrasi dan penurunan kesadaran. Jika pemberian karbohidrat secara oral dirasa tidak praktis, dapat diberikan dextrose secara intravena. Dapat juga diberikan glukagon (1 mg per subkutan).

Apa saja Peringatan dan Perhatian Penggunaan Gliquidone?

  • pasien-pasien yang tidak mengkonsumsi makanan (terutama pada usia lanjut atau yang kondisinya lemah) harus diingatkan untuk tidak menggunakan obat ini dengan tujuan mengurangi risiko reaksi hipoglikemia
  • Perhatian khusus harus diberikan jika gliquidone diberikan bersamaan dengan pengobatan lainnya, karena interaksi dengan sulfonilurea umumnya dapat terjadi
  • Efek dari gliquidone dapat meningkat karena kerja fisik
  • Data mengenai pemberian pada anak tidak tersedia
  • Gliquidone diekskresikan melalui ASI

Apa Saja Interaksi Obat Gliquidone?

Interaksi obat merupakan suatu perubahan aksi atau efek obat sebagai akibat dari penggunaan atau pemberian bersamaan dengan obat lain, suplemen, makanan, minuman, atau zat lainnya. Interaksi obat Gliquidone antara lain:

  • Efek barbiturat, vasopresin dan antikoagulan oral dapat dipotensiasi dengan pemberian gliquidone
  • Obat-obat yang dapat menggeser gliquidone dari ikatan protein, sementara waktu dapat mempertinggi kadar obat bentuk bebas dan menyebabkan hipoglikemia
  • Olah raga, alkohol, dan beberapa obat (seperti; salisilat, sulfonamida, fenilbutazon, obat-obat tuberkulostatik, kloramfenikol, golongan tetrasiklin, turunan kumarin, siklofosfamid, penghambat MAO, dan obat-obat penghambat β-adrenergik), mikonazol, kotrimoksazol, sulfinpirazon, dapat meningkatkan efek penurunan glukosa darah dari obat antidiabetik oral golongan sulfonilurea
  • Kontrasepsi oral, klorpromazin, obat-obat simpatomimetik, kortikosteroid, hormon tiroid, dan produk-produk yang mengandung asam nikotinat yang diberikan pada saat bersamaan dapat mengurangi efek penurunan glukosa darah dari golongan sulfonilurea

Bagaimana Kemasan dan Sediaan Gliquidone?

dan nomor registrasi:
Kotak, 10 strip @ 10 tablet ; No. Reg.: GKL0305034610A1

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

SIMPAN DI TEMPAN KERING, PADA SUHU ANTARA 25-30oC TERLINDUNG DARI CAHAYA


Dexa Medica adalah suatu perusahaan farmasi Indonesia yang didirikan pada 1969 oleh Drs. Rudy Soetikno Apt. seroang apoteker muda yang pernah bertugas sebagai tentara. Dikarenakan pernah terjadi kelangkaan pasokan obat, maka ia bersama rekannya mulai mendirikan sebuah perusahaan farmasi kecil dengan produk obat tablet.

Karena semakin meningkatnya permintaan, maka Dexa Medica meningkatkan kuantitas produksinya sehingga pada 1975 produknya telah tersedia di seluruh pulau Sumatera, dan pada 1978, produk perusahaan ini telah tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai perusahaan nasional, maka pada 1984 perusahaan ini mendirikan kantor pemasaran di Jakarta. Perusahaan ini pun semakin berkembang dan dibuktikan dengan produk-produknya yang berhasil menembus pasar negara-negara Asia dan Afrika sekaligus menjadikan Dexa Medica menjadi salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia. Saat ini posisi CEO perusahaan dijabat oleh Ir. Ferry A. Soetikno, M.Sc., M.B.A.