Fetik


Apa Kandungan dan Komposisi Fetik?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Fetik adalah:

Ketoprofen 50 mg; 100 mg

Sekilas Tentang Ketoprofen Pada Fetik
Ketoprofen, (RS)2-(3-benzoilfenil)-asam propionat (rumus kimia C16H14O3) adalah salah satu golongan asam propionat obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dengan efek analgesik dan antipiretik. Ini bertindak dengan menghambat produksi prostaglandin tubuh.

Ketoprofen tersedia bebas di Amerika Serikat dalam bentuk tablet salut 12,5 mg (Orudis KT®), tetapi produk tersebut telah dihentikan. Ini tersedia dengan resep sebagai kapsul 25, 50, 75, 100, 150, dan 200 mg. Ketoprofen juga tersedia dalam gel 2,5% untuk aplikasi topikal.

Nama merek di AS adalah Orudis dan Oruvail. Ketoprofen tersedia di Inggris sebagai Ketoflam dan Oruvail, dan di Prancis sebagai Bi-Profenid.

Di Lituania, Ketoprofen disebut Ketoprofenum dan/atau Ketoprofenas. Untuk aplikasi topikal: nama mereknya adalah Fastum dengan 2,5% (gel) yang dijual bebas dan Ketospray dengan 10% (semprotan cair) yang harus diresepkan.

Di beberapa negara, tersedia optis murni (S)-enansiomer (dexketoprofen); garam trometamolnya dikatakan sangat cepat direabsorbsi dari saluran cerna, memiliki onset efek yang cepat.

Ketoprofen umumnya diresepkan untuk nyeri inflamasi terkait arthritis atau sakit gigi parah yang mengakibatkan pembengkakan gusi.

Efek samping dan tindakan pencegahan

Efek samping relatif jarang terjadi jika digunakan sesuai anjuran, dan kurang umum dibandingkan 2 NSAID lain yang umum digunakan: flunixin atau fenilbutazon. Efek samping termasuk tukak gastrointestinal, penurunan jumlah sel darah merah (akibat perdarahan GI), dan jarang kerusakan ginjal, kehilangan protein, dan gangguan perdarahan. Oleh karena itu harus digunakan dengan hati-hati pada kuda dengan penyakit hati atau ginjal, atau masalah pencernaan.

Selain itu, tidak boleh digunakan pada kuda yang alergi terhadap aspirin.

Penggunaan dengan obat lain

Ketoprofen tidak boleh digunakan dengan NSAID atau kortikosteroid lain, karena ini meningkatkan risiko ulserasi GI. Ini juga harus digunakan dengan hati-hati dengan antikoagulan lainnya. Hal ini biasanya digunakan dengan omeprazole, sucralfate, dan cimetidine untuk membantu melindungi saluran GI.

Pemberian

Ketoprofen diberi label untuk diberikan secara intravena saja, dan direkomendasikan untuk penggunaan maksimal lima hari. Efek analgesik dan antipiretiknya mulai terjadi 1-2 jam setelah pemberian. Dosis yang paling umum adalah 1 mg/lb, sekali sehari, meskipun dosis ini dapat diturunkan untuk kuda poni, yang paling rentan terhadap efek samping NSAID.

Penggunaan pada hewan

Ketoprofen (Ketofen) adalah NSAID umum, antipiretik, dan analgesik yang digunakan pada kuda. Hal ini paling sering digunakan untuk nyeri muskoskeletal, masalah sendi, dan cedera jaringan lunak, serta laminitis. Itu tidak mengobati masalah yang mendasarinya, juga tidak mempercepat proses penyembuhan. Ini juga digunakan untuk mengontrol demam dan mencegah endotoksemia. Namun, mereka mungkin menutupi gejala dari masalah yang mendasarinya, dan karena itu membuat diagnosis lebih sulit bagi dokter hewan.

Fetik Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Fetik?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Fetik adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

Osteoarthritis, arthritis rematoid.

Apa Saja Kontraindikasi Fetik?

Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian Fetik dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:

Tukak lambung aktif, inflamasi pada saluran cerna, hipersensitif.

Apa saja Perhatian Penggunaan Fetik?

Hati-hati pemakaian pada pasien dengan kelainan fungsi ginjal, hamil, hiperasiditas lambung.


Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan Fetik Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Fetik, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Fetik?

Jika Anda lupa menggunakan Fetik, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Fetik Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan Fetik?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan Fetik yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping Fetik?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Fetik yang mungkin terjadi adalah:

Nyeri lambung, mual, muntah, diare, konstipasi, dispepsia, sakit kepala, pusing, edema, insomnia, mengantuk.

Apa Saja Interaksi Obat Fetik?

Interaksi obat merupakan suatu perubahan aksi atau efek obat sebagai akibat dari penggunaan atau pemberian bersamaan dengan obat lain, suplemen, makanan, minuman, atau zat lainnya. Interaksi obat Fetik antara lain:

Aspirin, litium, probenosid.

Sekilas Tentang Obat Analgesik (Non Opiat) & Antipiretik
Analgesik adalah obat yang digunakan untuk meredakan rasa sakit atau nyeri. Analgesik ada beberapa tipe diantaranya analgesik non opiat (non opioid) yang bisa digunakan tanpa resep dokter dan analgesik opioid yang penggunaannya harus menggunakan resep dokter karena efek sampingnya lebih besar. Analgesik non opioid contohnya seperti paracetamol (acetamonophen) dan ibuprofen. Sedangkan yang termasuk analgesik opioid contohnya morphine dan oxycodone.

Analgesik non opioid biasanya digunakan untuk meredakan berbagai macam nyeri seperti pada arthritis, migrain, nyeri haid, dan kondisi lainnya berdasarkan tingkat sakit dan nyerinya. Dokter akan menggunakan analgesik opioid jika nyeri yang terjadi berada pada tingkat akut seperti pada pembedahan dan patah tulang. Penggunaan analgesik opioid sangat dibatasi hanya untuk kondisi tertentu karena dapat menimbulkan risiko adiksi dan penyalahgunaan.

Selain dengan pemberian oral dan injeksi, ada juga analgesik yang diterapkan langsung pada kulit dan analgesik ini disebut analgesik topikal. Biasanya analgesik topikal ini digunakan untuk meredakan nyeri otot dan keseleo.

Antipiretik adalah obat yang berfungsi menurunkan demam. Antipiretik akan menurunkan panas demam akibat hipotalamus yang diinduksi oleh prostaglandin. Antipiretik yang banyak digunakan di dunia adalah paracetamol, ibuprofen, dan aspirin yang termasuk dalam obat anti inflamasi non steroid (OAINS). Selain sebagai antipiretik, obat-obat tadi juga memiliki efek analgesik untuk meredakan nyeri yang menyertainya.

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Fetik?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Fetik:

Awal: sehari 3 x 75 mg atau sehari 4 x 50 mg; penderita gagal ginjal dosis 1/31/2 dosis normal.

Izin, Kemasan & Sediaan Fetik

Dus @ 2 blister @ 5 suppositoria

Berapa Nomor Izin BPOM Fetik?

Setiap produk obat, suplemen, makanan, dan minuman yang beredar di Indonesia harus mendapatkan izin edar dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) yaitu suatu Badan Negara yang memiliki fungsi melakukan pemeriksaan terhadap sarana dan prasarana produksi, melakukan pengambilan contoh produk, melakukan pengujian produk, dan memberikan sertifikasi terhadap produk. BPOM juga melakukan pengawasan terhadap produk sebelum dan selama beredar, serta memberikan sanksi administratif seperti dilarang untuk diedarkan, ditarik dari peredaran, dicabut izin edar, disita untuk dimusnahkan, bagi pihak yang melakukan pelanggaran. Berikut adalah izin edar dari BPOM yang dikeluarkan untuk produk Fetik:

POM DKL0617621553A1

Apa Nama Perusahaan Produsen Fetik?

Produsen obat (perusahaan farmasi) adalah suatu perusahaan atau badan usaha yang melakukan kegiatan produksi, penelitian, pengembangan produk obat maupun produk farmasi lainnya. Obat yang diproduksi bisa merupakan obat generik maupun obat bermerek. Perusahaan jamu adalah suatu perusahaan yang memproduksi produk jamu yakni suatu bahan atau ramuan berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sari, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang telah digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan. Baik perusahaan farmasi maupun perusahaan jamu harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Setiap perusahaan farmasi harus memenuhi syarat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), sedangkan perusahaan jamu harus memenuhi syarat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) untuk dapat melakukan kegiatan produksinya agar produk yang dihasilkan dapat terjamin khasiat, keamanan, dan mutunya. Berikut ini nama perusahaan pembuat produk Fetik:

Interbat

Interbat adalah suatu perusahaan farmasi asal Indonesia yang didirikan pada 1948 oleh Bapak Djoko Sukamto yang awalnya sebagai distributor produk-produk obat buatan perusahaan Eropa seperti Crinos S.p.A., Zambon, Gentili S.p.A., dan Cipan Pharmaceutical. Pada tahun 1959 perusahaan ini mendapatkan ijin untuk untuk memproduksi obat sendiri dan pada 1971 perusahaan ini mendapatkan sertifikat GMP (Good Manufacture Practises) atau CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) untuk fasilitas produksinya sehingga sesuai standar yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan pada waktu itu.

Pada tahun 1977, Interbat memindahkan semua kegiatan produksinya ke lokasi di Sidoarjo seluas dua hektar dimana di sana berdiri pabrik baru mereka. Kemudian setelah itu Interbat kembali melakukan ekspansi pabriknya hingga mencapai empat hektar untuk berbagai macam unit produksi seperti fasilitas produksi, peralatan, laboratorium mutu, dan fasilitas lainnya sehingga sesuai dengan standar WHO. Hingga saat ini Interbat telah menerima setidaknya 31 sertifikat GMP/CPOB.

Saat ini Interbat memiliki sekira 270 produk obat yang terdiri dari berbagai macam kategori mulai dari produk obat hingga suplemen. Produknya pun telah diekspor ke berbagai negara.