Ertapenem


Ertapenem Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Ertapenem?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Ertapenem adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

 

Terapi infeksi sedang hingga berat pada pasien dewasa yang disebabkan oleh mikroorganisme strain yang peka yang diduga atau terbukti resisten terhadap antibiotik lain, atau pasien yang tidak dapat mentolerir antibiotik lain pada infeksi intra- abdominal yang kompleks, infeksi kulit dan struktur kulit yang kompleks, Community Acquired Pneumonia (CAP), Infeksi saluran kemih yang kompleks termasuk pyelonephritis, Infeksi pelvis akut termasuk postpartum endomyometritis, infeksi pasca bedah ginekologi dan septic abortion.

Peringatan: 

sensitif terhadap antibiotik beta- laktam (hindari bila terdapat riwayat reaksi hipersensitivitas); gangguan fungsi ginjal (Lampuliran 3), wanita hamil (Lampuliran 4)

Interaksi: 

lihat lampuliran 1 (Ertapenem).

Kontraindikasi 

hipersensitif terhadap antibiotik beta-laktam; wanita menyusui (Lampuliran 5).


Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan Ertapenem Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Ertapenem, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Ertapenem?

Jika Anda lupa menggunakan Ertapenem, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Ertapenem Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan Ertapenem?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan Ertapenem yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping Ertapenem?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Ertapenem yang mungkin terjadi adalah:

diare, nausea, muntah, sakit kepala, reaksi pada tempat penyuntikan, ruam, pruritis, peningkatan jumlah platelet; tidak umum mulut kering, gangguan pengecapan, dispepsia, nyeri perut, anoreksia, konstipasi, melaena, kolitis terkait antibiotik, hipotensi, nyeri dada, udem, ketidaknyamanan faring, dispnea, pusing, gangguan tidur, bingung, asthenia, kejang, vaginitis,peningkatan glukosa, petechiae; jarang: disfagia, kolesistitis, kelainan hati (termasuk ikterus), aritmia, kenaikan tekanan darah, syncope, kongesti nasal, batuk, mengi, ansietas, depresi, agitasi, tremor, pelvic peritonitis, gangguan ginjal, kram otot, kelainan tulang, kelainan darah (termasuk neutropenia, thrombositopenia, haemorrhage), hipoglikemia, gangguan elektrolit; sangat jarang: halusinasi.

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Ertapenem?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Ertapenem:

Dosis lazim pada dewasa adalah 1 g sekali sehari. Ertapenem dapat diberikan melalui infus intravena atau injeksi intramuskular. Bila diberikan intravena, ertapenem harus diinfus selama > 30 menit. Penggunaan intramuskular dapat digunakan sebagai alternatif dari pemberian intravena pada terapi infeksi-infeksi dimana terapi intramuskular merupakan cara yang sesuai. Lama terapi ertapenem biasanya 3-14 hari tapi dapat bervariasi tegantung dari jenis infeksi dan patogen penyebabnya (lihat indikasi). Jika diindikasikan secara klinis, perpindahan ke antibiotik oral dapat dilakukan jika terlihat perbaikan klinis.

Pasien dengan gangguan ginjal ringan hingga sedang (bersihan kreatinin > 30 mL/min/1,73 m2) tidak perlu penyesuaian dosis. Pasien dengan gangguan ginjal berat (bersihan kreatinin < 30 mL/min/1,73 m2), termasuk yang mendapatkan hemodialisa, harus mendapatkan 500 mg sehari. Pada hemodialisa, jika ertapenem diberikan dalam 6 jam sebelum hemodialisa, dosis tambahan 150 mg dianjurkan diberikan setelah hemodialisa, namun jika diberikan pada 6 jam atau lebih sebelum hemodialisa, dosis tambahan tidak diperlukan. Tidak perlu penyesuaian dosis pada pasien dengan gangguan fungsi hati.