Dilatamol


Apa Kandungan dan Komposisi Dilatamol?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Dilatamol adalah:

Salbutamol sulfat.

Sekilas Tentang Salbutamol Pada Dilatamol
Salbutamol atau yang dikenal juga dengan nama albuterol adalah suatu zat atau obat yang digunakan untuk memperlebar jalan udara di paru-paru atau biasa disebut sebagai obat bronkodilator. Obat ini digunakan untuk perawatan dan pengobatan asma, serangan asma, dan COPD (chronic obstructive pulmonary disease). Selain itu salbutamol juga digunakan untuk mengatasi tingginya kadar potasium dalam darah atau hiperkalemia. Sebagai reseptor beta2 antagonis, salbutamol juga digunakan sebagai tokolitik untuk melemaskan otot polos uterus untuk menunda kelahiran prematur.

Salbutamol pertama kali ditemukan oleh tim peneliti yang dipimpin oleh David Jack, seorang ahli farmakologi dan kimia di Allen and Hanburys laboratory di Inggris. Obat ini mulai dipatenkan pada 1966 di Inggris dan dijual secara komersial dengan nama Ventolin pada 1969. Di Amerika Serikat, obat ini mulai digunakan oleh dunia medis pada 1982. Selain dalam bentuk inhaler atau nebulizer, salbutamol juga tersedia dalam sediaan pil, liquid, dan cairan intravena.

Salbutamol bekerja dengan cara mengaktifkan reseptor beta2 yang menyebabkan adenylyl cyclase merubah ATP menjadi cAMP (cyclic-3′,5′-adenosine monophosphate) dimulai dengan menghambat fosforisasi miosin dan menurunkan konsentrasi ion kalsium intraseluler yang sebelumnya diperlukan oleh otot untuk berkontraksi. Peningkatan cAMP juga menghambat inflamasi sel di jalan nafas sepersi basofil, eosinofil, dan sel mast untuk melepaskan mediator inflamasi and sitokin. Salbutamol dan reseptor β2 agonis lainnya meningkatkan konduktansi saluran yang sensitif terhadap ion kalsium dan kalium sehingga dapat merelaksasi dan menghiperpolarisasi otot polos pada bronkus. Salbutamol dapat mengatasi hiperkalemia dengan menstimulasi potasium masuk ke dalam sel sehingga menurunkan kadar potasium dalam darah. Salbutamol akan disaring di dalam ginjal kemudian dimetabolisme menjadi 4'-O-sulfate dan diekresikan di dalam urin.

Pada pemberian melalui inhalasi, efek pada jalan nafas biasanya mulai teramati pada 5 hingga 15 menit setelah pemberian. Peningkatan fungsi paru secara maksimum biasanya akan terjadi dalam 60 hingga 90 menit setelah pemberian. Aktivitas bronkodilator salbutamol yang signifikan dapat bertahan antara 3 hingga 6 jam.

Efek samping yang umum terjadi setelah penggunaan salbutamol adalah sakit kepala, denyut jantung cepat, pusing, ansietas, ketidakseimbangan tubuh. Efek yang lebih serius seperti denyut jantung tidak teratur, kadar potasium dalam darah terlalu rendah (hipokalemia), dan bronkospasme yang memburuk.

Oleh FDA, keamanan penggunaan salbutamol pada wanita hamil dimasukkan dalam kategori C.

Dilatamol Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Dilatamol?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Dilatamol adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

Asma bronkhial, bronkhitis asmatik, emfisema.

Apa saja Perhatian Penggunaan Dilatamol?

Hipertiroidisme, penyakit kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah), aneurisma (pelebaran pembuluh darah setempat saja, karena salah perkembangan atau kemunduran dinding pembuluh darah), diabetes melitus, glaukoma sudut tertutup.
Pasien yang mendapat antihipertensi atau menggunakan anestesi halogen.
Interaksi obat : efek Salbutamol sulfat diantagonis oleh Propranolol dan β-adrenoreseptor lain serta dipertinggi oleh penggunaan bersama dengan Xantin.


Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan Dilatamol Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Dilatamol, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Dilatamol?

Jika Anda lupa menggunakan Dilatamol, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Dilatamol Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan Dilatamol?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan Dilatamol yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping Dilatamol?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Dilatamol yang mungkin terjadi adalah:

Gemetar halus otot skeletal terutama pada tangan, berdebar & kram otot.

Bagaimana Kategori Keamanan Penggunaan Dilatamol Pada Wanita Hamil?

Kategori keamanan penggunaan obat untuk wanita hamil atau pregnancy category merupakan suatu kategori mengenai tingkat keamanan obat untuk digunakan selama periode kehamilan apakah memengaruhi janin atau tidak. Kategori ini tidak termasuk tingkat keamanan obat untuk digunakan oleh wanita menyusui.

FDA (Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat) mengkategorikan tingkat keamanan obat untuk wanita hamil menjadi 6 (enam) kategori yaitu A, B, C, D, X, dan N. Anda bisa membaca definisi dari setiap kategori tersebut di sini. Berikut ini kategori tingkat keamanan penggunaan Dilatamol untuk digunakan oleh wanita hamil:

Penelitian pada hewan menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita atau penelitian pada wanita dan hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan bila hanya keuntungan potensial memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin.

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Dilatamol?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Dilatamol:

Dewasa : 3-4 kali sehari 1-2 tablet.
Anak berusia 6-12 tahun : 3 kali sehari 1 tablet.
Anak berusia 2-6 tahun : 3 kali sehari ½ tablet.

Bagaimana Cara Pemberian Obat Dilatamol?

Dikonsumsi pada perut kosong (1 atau 2 jam sebelum/sesudah makan).

Bagaimana Kemasan dan Sediaan Dilatamol?

Dus @ 10 Strip @ 10 Tablet 2 mg

Berapa Nomor Izin BPOM Dilatamol?

Setiap produk obat, suplemen, makanan, dan minuman yang beredar di Indonesia harus mendapatkan izin edar dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) yaitu suatu Badan Negara yang memiliki fungsi melakukan pemeriksaan terhadap sarana dan prasarana produksi, melakukan pengambilan contoh produk, melakukan pengujian produk, dan memberikan sertifikasi terhadap produk. BPOM juga melakukan pengawasan terhadap produk sebelum dan selama beredar, serta memberikan sanksi administratif seperti dilarang untuk diedarkan, ditarik dari peredaran, dicabut izin edar, disita untuk dimusnahkan, bagi pihak yang melakukan pelanggaran. Berikut adalah izin edar dari BPOM yang dikeluarkan untuk produk Dilatamol:

DKL7702350110A1

Harga 

Rp. 32.000/kemasan

Apa Nama Perusahaan Produsen Dilatamol?

Produsen obat (perusahaan farmasi) adalah suatu perusahaan atau badan usaha yang melakukan kegiatan produksi, penelitian, pengembangan produk obat maupun produk farmasi lainnya. Obat yang diproduksi bisa merupakan obat generik maupun obat bermerek. Perusahaan jamu adalah suatu perusahaan yang memproduksi produk jamu yakni suatu bahan atau ramuan berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sari, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang telah digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan. Baik perusahaan farmasi maupun perusahaan jamu harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Setiap perusahaan farmasi harus memenuhi syarat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), sedangkan perusahaan jamu harus memenuhi syarat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) untuk dapat melakukan kegiatan produksinya agar produk yang dihasilkan dapat terjamin khasiat, keamanan, dan mutunya. Berikut ini nama perusahaan pembuat produk Dilatamol:

Bernofarm.

Sekilas Tentang Bernofarm
PT. Bernofarm merupakan suatu perusahaan farmasi yang didirikan pada 11 Maret 1971 di Surabaya. Awalnya perusahaan ini hanya merupakan suatu home industri dengan satu buah mesin produksi yang saat itu perusahaan masih bernama CV. Sumber Farma. Pada saat itu jumlah karyawan perusahaan ini masih sekira 20 orang, namun saat ini mencapai hingga 2900 orang karyawan.

Nama perusahaan ini diambil dari nama salah satu kota industri farmasi di Swiss yaitu "Bern". Pada 1976, perusahaan ini memindah lokasi produksinya ke Sidoarjo seluas 20 ribu meter persegi yang digunakan untuk fasilitas produksi produk beta-laktam (steril dan non steril), sefalosporin (steril dan non steril), dan juga untuk produksi produk non beta-laktam dan non sefalosporin. Perusahaan memproduksi obat generik dan juga obat bermerek dengan berbagai bentuk sediaan seperti kapsul, tablet, sirup, serbuk injeksi, ampul, vial, krim, dan sebagainya. Selain itu juga memproduksi produk lainnya sebagai permintaan pihak lain. Setelah itu perusahaan memperluas area produksinya kembali ke daerah baru masih di Sidoarjo seluas 48 ribu meter persegi.

Pada 1991, PT. Bernofarm menerima sertifikat CPOB dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Selain itu perusahaan telah mendapatkan beberapa sertifikat pengakuan mutu seperti ISO 9001:2008, ISO 14001:2004, ISO 18001:2007, dan sebagainya. Produk PT. Bernofarm telah tersebar di seluruh wilayah Indonesia.