Dexazol


cellpadding=”7″

DEXAZOL®

Tablet 200 mg

Apa Kandungan dan Komposisi Dexazol?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Dexazol adalah:

Tiap tablet mengandung:

Ketokonazol 200 mg

:: FARMAKOLOGI ::

Ketokonazol adalah suatu derivat imidazole-dioxolan sintetis yang memiliki aktivitas antimikotik yang poten terhadap dermatofit, ragi, misalnya Tricophyton sp., Epidermophyton floccosum, Pityrosporum sp., Candida sp.

Ketokonazol bekerja dengan menghambat sitokrom P450 jamur, dengan mengganggu sintesis ergosterol yang merupakan komponen penting dari membran sel jamur.

Sekilas Tentang Ketoconazole Pada Dexazol
Ketoconazole adalah obat antijamur sintetik yang digunakan untuk mencegah dan mengobati infeksi kulit dan jamur, terutama pada pasien immunocompromised seperti penderita AIDS. Karena profil efek sampingnya, obat ini telah digantikan oleh antijamur yang lebih baru, seperti flukonazol dan itrakonazol. Ketoconazole dijual secara komersial sebagai sampo anti ketombe.

Ketoconazole sangat lipofilik, yang menyebabkan akumulasi dalam jaringan lemak. Senyawa triazol yang kurang beracun dan lebih efektif flukonazol dan itrakonazol sebagian besar telah menggantikan ketokonazol untuk penggunaan internal. Ketoconazole paling baik diserap pada tingkat yang sangat asam, sehingga antasida atau penyebab lain dari penurunan kadar asam lambung akan menurunkan penyerapan obat bila diminum secara oral.

Sejarah

Ketoconazole ditemukan pada tahun 1976 dan dirilis pada awal 1980-an, dan merupakan salah satu pengobatan oral pertama yang tersedia untuk infeksi jamur (griseofulvin tersedia sebelum ketoconazole).

Penggunaan

Ketoconazole biasanya diresepkan untuk infeksi seperti kaki atlet, kurap, kandidiasis (infeksi ragi atau sariawan), dan gatal di selangkangan. Versi sampo yang dijual bebas juga dapat digunakan sebagai sabun mandi untuk pengobatan panu.

Ketoconazole digunakan untuk mengobati eumycetoma, bentuk jamur dari mycetoma.

Efek samping ketoconazole kadang-kadang digunakan untuk mengobati masalah non-jamur. Penurunan testosteron yang disebabkan oleh obat membuatnya berguna untuk mengobati kanker prostat dan untuk mencegah ereksi pasca operasi setelah operasi penis. Penggunaan lain adalah penekanan sintesis glukokortikoid, di mana digunakan dalam pengobatan penyakit Cushing. Efek samping ini juga telah dipelajari untuk digunakan dalam mengurangi gejala depresi dan kecanduan obat; Namun, itu belum berhasil dalam salah satu peran ini.

Ketoconazole dapat diresepkan sebagai pil 200 mg, krim 2%, gel 2%, busa 2%, atau sampo 2% untuk pengobatan ketombe atau dermatitis seboroik, atau sebagai sampo 1% yang dijual bebas. (Nizoral).

Ketoconazole juga tersedia sebagai mousse topikal, menggunakan teknologi Versafoam yang dipatenkan, dipasarkan dengan nama merek Ketomousse. Dalam studi klinis, Versafoam terbukti menjadi mekanisme pengiriman sampo yang unggul. Saat ini hanya tersedia di Eropa.

Sampo anti-ketombe dirancang untuk orang-orang yang memiliki kasus ketombe yang lebih serius di mana gejalanya termasuk, tetapi tidak terbatas pada pengelupasan terus-menerus tanpa henti, dan rasa gatal yang parah.

Ini adalah obat kategori C kehamilan karena pengujian pada hewan telah menunjukkannya menyebabkan teratogenesis dalam dosis tinggi. Sampai saat ini, ada dua kasus uji manusia yang tercatat (keduanya selama pengobatan sindrom Cushing) dan tidak ada efek samping yang dilaporkan, tetapi ini bukan sampel data yang cukup luas untuk menarik kesimpulan yang berarti. Untuk mengatasi hal ini, Drs Kazy, Puhó dan Czeizel dari Foundation for the Community Control of Hereditary Diseases di Budapest, Hungaria memutuskan untuk mengikuti Hungarian Case-Control Surveillance of Congenital Abnormalities, khususnya tahun 1980 hingga 1996; yaitu 22.843 kasus dan 38.151 kontrol. Ada enam bayi dengan kelainan kongenital dan dua belas bayi tanpa ibu yang menerima ketoconazole. Tidak ada kelompok cacat lahir yang secara istimewa dikaitkan dengan penggunaan ketoconazole.

Obat ini juga kadang-kadang diresepkan oleh dokter hewan untuk digunakan pada hewan peliharaan, seringkali dalam bentuk tablet tanpa rasa 200mg yang mungkin perlu dipotong menjadi ukuran yang lebih kecil untuk dosis yang tepat.

Farmakologi

Ketoconazole secara struktural mirip dengan imidazol, dan mengganggu sintesis jamur ergosterol, konstituen membran sel, serta enzim tertentu. Ini khusus untuk jamur, karena membran sel mamalia tidak mengandung ergosterol.

Seperti semua agen antijamur azole, ketoconazole bekerja terutama dengan menghambat enzim, sitokrom P450 14-alpha-demethylase (P45014DM). Enzim ini berada dalam jalur biosintesis sterol yang mengarah dari lanosterol menjadi ergosterol. Flukonazol dan itrakonazol telah ditemukan memiliki afinitas yang lebih besar untuk membran sel jamur daripada ketokonazol, dan dengan demikian dosis azol yang lebih rendah diperlukan untuk membunuh jamur.

Ketoconazole menghambat pertumbuhan dermatofita dan spesies ragi seperti Candida albicans. Tidak ada resistensi yang dilaporkan.

Manfaat bagi rambut

Sampo nizoral telah terbukti bermanfaat pada pria yang menderita alopecia androgenik. Satu studi tahun 1998 menunjukkan bahwa Nizoral 2% bekerja sama baiknya dengan minoxidil 2% (nama merek Rogaine) pada pria dengan alopecia androgenik. Kedua obat tersebut meningkatkan ketebalan rambut dan meningkatkan jumlah folikel rambut fase anagen di kulit kepala. Para peneliti berhati-hati tentang arti hasil ini, dengan mengatakan bahwa penelitian yang lebih ketat pada kelompok pria yang lebih besar harus dilakukan untuk mengkonfirmasi temuan, baik untuk mengevaluasi dosis dan formulasi yang ideal, dan untuk menilai keinginan pengobatan rutin dalam kondisi ini.

Hasil sejauh ini menunjukkan bahwa dosis 1% dan 2% memiliki efek positif untuk mengurangi rambut rontok yang signifikan, namun formulasi 2% yang lebih kuat dapat memberikan hasil yang lebih baik. Penggunaan optimal diperkirakan setiap hari ketiga, meninggalkan sampo di kulit kepala setidaknya 3-5 menit sebelum dibilas. Telah dinyatakan bahwa obat-obatan yang mampu mempertahankan populasi rambut yang ada harus dianggap sebagai pengobatan yang efektif untuk alopecia androgenik. Data saat ini menunjukkan bahwa ketoconazole harus masuk ke kelompok obat ini.

Dexazol Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Dexazol?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Dexazol adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

  • Infeksi pada kulit, rambut dan kuku (kecuali kuku kaki) yang disebabkan oleh dermatofit dan/atau ragi (dermatofitosis, onikomikosis, Candida paronychia, pitiriasis versikolor, pitiriasis kapitis, folikulitis, kandidosis mukokutan kronik), bila infeksi ini tidak dapat diobati secara topikal karena tempat lesi tidak dipermukaan kulit atau kegagalan pada terapi topikal
  • Infeksi ragi pada saluran pencernaan
  • Kandidosis vagin4 kronik dan kandidosis rekuren. Pada terapi lokal penyembuhan infeksi yang kurang berhasil
  • Infeksi mikosis sistemik seperti kandidosis sistemik, parakoksidioidomikosis, histoplasmosis, koksidioidomikosis, blastomikosis
  • Pengobatan profilaksis pada pasien yang mekanisme pertahanan tubuhnya menurun (keturunan, disebabkan penyakit atau obat), berhubungan dengan meningkatnya risiko infeksi jamur. Ketokonazol tidak dipenetrasi dengan baik ke dalam susunan saraf pusat. Oleh karena itu meningitis jamur jangan diobati dengan ketokonazol oral

Apa Saja Kontraindikasi Dexazol?

Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian Dexazol dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:

  • Penderita penyakit hati akut atau kronik
  • Hipersensitif terhadap ketokonazol atau salah satu komponen obat ini
  • Pada pemberian per oral ketokonazol tidak boleh diberikan bersama-sama dengan terfenadin, astemizol, cisaprid dan triazolam
  • Wanita hamil

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Dexazol?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Dexazol:

Pengobatan kuratif:

Dewasa:

  • Infeksi ulit, gastrointestinal dan sistemik: 1 tablet (200 mg) sekali sehari pada waktu makan. Apabila tidak ada reaksi dengan dosis ini, dosis ditingkatkan menjadi 2 tablet (400 mg) sekali sehari pada waktu makan.&nbsp
  • Kandidiosis vagin4: 2 tablet (400 mg) sekali sehari pada waktu makan

Anak-anak:
Tidak boleh digunakan untuk umur < 2 tahun.

  • Anak dengan berat badan kurang dari 15 kg: 20 mg 3 kali sehari pada waktu makan
  • Anak dengan berat badan 15-30 kg: 100 mg sekali sehari pada waktu makan
  • Anak dengan berat badan lebih dari 30 kg sama dengan dewasa

Pada umumnya dosis diteruskan tanpa interupsi sampai minimal 1 minggu setelah semua simtom hilang dan sampai kultur pada media menjadi negatif.

Pengobatan profilaksis:
1 tablet (200 mg) sekali sehari pada waktu makan.

Lama pengobatan:

  • Kandidosis vagin4 5 hari
  • Mikosis pada kulit yang disebabkan oleh dermatofit: kurang lebih 4 minggu
  • Pitiriasis versikolor: 10 hari
  • Mikosis mulut dan kulit yang disebabkan oleh kandida: 2-3 minggu
  • Infeksi rambut 1-2 bulan
  • Infeksi kuku: 3-6 bulan, bila belum ada perbaikan dapat dilanjutkan hingga 12 bulan.&gt
  • Dipengaruhi juga dengan kecepatan pertumbuhan kuku, sampai kuku yang terinfeksi digantikan oleh kuku yang normal
  • Kandidosis sistemik: 1-2 bulan
  • Parakoksidioidomikosis, histoplasmosis, koksidioidomikosis: lama pengobatan optimum 2-6 bulan

:: PERINGATAN dan Perhatian ::

  • Penting memberikan penjelasan kepada pasien yang diterapi untuk jangka panjang mengenai gejala penyakit hati seperti letih tidak normal yang disertai dengan demam, urin berwarna gelap, tinja pucat atau ikterus
  • Faktor yang meningkatkan risiko hepatitis: wanita berusia di atas 50 tahun, pernah menderita penyakit hati, diketahui mempunyai intoleransi dengan obat, pemberian jangka lama dan pemberian obat bersamaan dengan obat yang mempengaruhi fungsi hati. Tes fungsi hati dilakukan pada pengobatan dengan ketokonazol lebih dari 2 minggu. Apabila telah didiagnosis sebagai penyakit hati, pengobatan harus dihentikan
  • Fungsi adrenal harus dimonitor pada pasien yang menderita insufisiensi adrenal atau fungsi adrenal yang “border line”dan pada pasien dengan keadaan stres yang panjang (bedah besar, intensive care, dll)
  • Tidak boleh digunakan untuk anak < 2 tahun
  • Jangan diberikan pada wanita hamil, kecuali kemungkinan manfaatnya lebih besar dari risiko pada janin
  • Kemungkinan diekskresikan dalam air susu ibu, maka yang diobati dengan ketokonazol dianjurkan untuk tidak menyusui


Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan Dexazol Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Dexazol, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Dexazol?

Jika Anda lupa menggunakan Dexazol, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Dexazol Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan Dexazol?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan Dexazol yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping Dexazol?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Dexazol yang mungkin terjadi adalah:

  • Dispepsia, nausea, sakit perut dan diare
  • Sakit kepala, peningkatan enzim hati yang reversibel, gangguan haid, pusing, parestesia dan reaksi alergi
  • Trombositpenia, alopesia, peningkatan tekanan intrakranial yang reversibel (seperti papiledema, “bulging fontanel”pada bayi)
  • Impotensi (sangat jarang)
  • Ginekomastia dan oligospermia yang reversibel bila dosis yang diberikan lebih tinggi dari dosis terapi yang dianjurkan
  • Hepatitis (kemungkinan besar idiosinkrasi) jarang terjadi (terlihat dalam < 1/10.000 penderita)
  • Reversibel apabila pengobatan dihentikan pada waktunya

Apa Saja Interaksi Obat Dexazol?

Interaksi obat merupakan suatu perubahan aksi atau efek obat sebagai akibat dari penggunaan atau pemberian bersamaan dengan obat lain, suplemen, makanan, minuman, atau zat lainnya. Interaksi obat Dexazol antara lain:

  • Pemberian bersama-sama dengan terfenadin dan astemizol
  • Absorpsi Ketokonazol maksimal bila diberikan pada waktu makan. Absorpsinya terganggu kalau sekresi asam lambung berkurang, pada pasien diberi obat-obat penetral asam (antasida) harus diberikan 2 jam atau lebih setelah ketokonazol
  • Pemberian bersama dengan rifampisin dapat menurunkan konsentrasi plasma kedua obat
  • Pembeian bersama dengan INH dapat menurunkan konsentrasi plasma ketokonazol, bila kombinasi ini digunakan konsentrasi plasma harus dimonitor

:: OVERDosis ::

Tidak ada tindakan khusus yang harus diberikan. Hanya tindakan suportif yang perlu dilakukan seperti bilas lambung.

:: Kemasan & NOMOR REGISTRI ::

Kotak, 5 strip @ 10 tablet ; No. Reg.: DKL0505039410A1

Dibuat oleh:
PT. DEXA MEDICA
Jl. Bambang Utoyo 138 Palembang – Indonesia

border=”2″ cellspacing=”0″ align=”center”

HARUS DENGAN RESEP DOKTER 30ºCSIMPAN PADA SUHU DI BAWAH

TERLINDUNG DARI CAHAYA


Dexa Medica adalah suatu perusahaan farmasi Indonesia yang didirikan pada 1969 oleh Drs. Rudy Soetikno Apt. seroang apoteker muda yang pernah bertugas sebagai tentara. Dikarenakan pernah terjadi kelangkaan pasokan obat, maka ia bersama rekannya mulai mendirikan sebuah perusahaan farmasi kecil dengan produk obat tablet.

Karena semakin meningkatnya permintaan, maka Dexa Medica meningkatkan kuantitas produksinya sehingga pada 1975 produknya telah tersedia di seluruh pulau Sumatera, dan pada 1978, produk perusahaan ini telah tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai perusahaan nasional, maka pada 1984 perusahaan ini mendirikan kantor pemasaran di Jakarta. Perusahaan ini pun semakin berkembang dan dibuktikan dengan produk-produknya yang berhasil menembus pasar negara-negara Asia dan Afrika sekaligus menjadikan Dexa Medica menjadi salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia. Saat ini posisi CEO perusahaan dijabat oleh Ir. Ferry A. Soetikno, M.Sc., M.B.A.