Cotrimoxazole


Apa Kandungan dan Komposisi Cotrimoxazole?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Cotrimoxazole adalah:


Tiap 5 ml suspensi mengandung 40 mg trimetoprim dan 200 mg sulfametoksazol.

Cara Kerja Obat
Cotrimoxazole adalah bakterisid yang merupakan kombinasi sulfametoksazol dan trimetoprim dengan perbandingan 5:1. Kombinasi tersebut mempunyai aktivitas bakterisid yang besar karena menghambat pada dua tahap biosintesa asam nukleat dan protein yang sangat esensial untuk mikroorganisme. Cotrimoxazole mempunyai spektrum aktivitas luas dan efektif terhadap bakteri gram-positif dan gram-negatif, misalnya Streptococci, Staphylococci, Pneumococci, Neisseria, Bordetella, Klebsiella, Shigella dan Vibrio cholarae. Cotrimoxazole juga efektif terhadap bakteri yang resisten terhadap antibakteri lain seperti H. influenzae, E. coli, P. mirabilis, P. vulgaris dan berbagai strain Staphylococcus.

Sekilas Tentang Cotrimoxazole Pada Cotrimoxazole
Cotrimoxazole adalah kombinasi antibiotik trimetoprim dan sulfametoksazol, dengan perbandingan 1 banding 5, digunakan dalam pengobatan berbagai infeksi bakteri. Nama kotrimoksazol adalah Nama yang Disetujui Inggris, dan telah dipasarkan di seluruh dunia dengan banyak nama dagang termasuk Septrin (GSK), Bactrim (Roche), dan berbagai sediaan generik. Sumber berbeda mengenai apakah kotrimoksazol biasanya bersifat bakterisida atau bakteriostatik.

Aksi sinergis

Kotrimoksasol menunjukkan efek antibakteri sinergis teoretis, meskipun mungkin bukan klinis, bila dibandingkan dengan masing-masing komponennya yang diberikan secara tunggal. Ini karena trimetoprim dan sulfametoksazol menghambat langkah-langkah berurutan dalam jalur sintesis folat (lihat diagram di bawah). Mereka tidak menunjukkan efek sinergis, karena persyaratan rasio 1 dalam 5, yang diamati di laboratorium. Namun, dalam situasi klinis rasio dalam jaringan diamati menjadi 1 dalam 20, sehingga tidak ada sinergi.

Sulfametoksazol bertindak sebagai inhibitor substrat palsu sintetase dihidropteroat. Sulfonamida seperti sulfametoksazol adalah analog dari asam p-aminobenzoat (PABA) dan merupakan penghambat kompetitif enzim; menghambat produksi asam dihidropteroat.

Trimethoprim bekerja dengan mengganggu aksi dihydrofolate reductase bakteri, menghambat sintesis asam tetrahydrofolic.

Asam folat adalah prekursor penting dalam sintesis de novo nukleosida DNA timidin dan uridin. Bakteri tidak dapat mengambil asam folat dari lingkungan (yaitu inang infeksi) sehingga bergantung pada sintesis de novo mereka sendiri - penghambatan enzim membuat bakteri kekurangan dua basa yang diperlukan untuk replikasi dan transkripsi DNA.

Indikasi klinis

Kotrimoksasol diklaim lebih efektif daripada salah satu komponennya secara individual dalam mengobati infeksi bakteri, meskipun hal ini kemudian diperdebatkan. Seiring dengan insiden efek samping yang lebih besar yang terkait termasuk respons alergi (lihat di bawah), penggunaannya secara luas telah dibatasi di banyak negara untuk keadaan yang sangat spesifik di mana peningkatan kemanjurannya ditunjukkan. Ini mungkin efektif dalam berbagai infeksi saluran pernapasan atas dan bawah, infeksi ginjal dan saluran kemih, infeksi saluran pencernaan, infeksi kulit dan luka, septikemia dan infeksi lain yang disebabkan oleh organisme sensitif.

Indikasi khusus penggunaannya antara lain: (Rossi, 2004)

  • Pengobatan dan profilaksis pneumonia yang disebabkan oleh Pneumocystis jirovecii (sebelumnya diidentifikasi sebagai P. carinii) (Umumnya terlihat pada pasien immunocompromised termasuk mereka yang menderita HIV/AIDS)

  • Infeksi yang disebabkan oleh Listeria monocytogenes, Nocardia spp., Stenotrophomonas maltophilia (Zanthomonas maltophilia)

  • Melioidosis

  • Shigellosis

  • Diare pelancong

  • Profilaksis toksoplasmosis serebral pada pasien HIV

  • Penyakit Whipple


Keamanan

Ada beberapa kekhawatiran tentang penggunaannya, bagaimanapun, karena telah dikaitkan dengan reaksi alergi ringan yang sering dan efek samping yang serius termasuk sindrom Stevens-Johnson, myelosupresi, midriasis, agranulositosis, serta kerusakan hati yang parah (hepatosis kolostatik, hepatitis, nekrosis hati, gagal hati fulminan) dan gangguan ginjal hingga gagal ginjal akut dan anuria. Efek samping ini terlihat terutama pada orang tua dan bisa berakibat fatal. (Komite Formularium Bersama, 2004). Asam folat kemungkinan bukan pilihan terbaik untuk pengobatan beberapa efek samping yang terkait dengan TMP-SMX, pengobatan yang lebih baik mungkin adalah pemberian asam folinat.

Di beberapa negara, kotrimoksazol telah dihentikan karena efek toksik ini.

Oleh karena itu, pedoman British Committee on Safety of Medicines (CSM) saat ini merekomendasikan untuk membatasi penggunaannya pada:

  • Pneumonia pneumosistis

  • Toksoplasmosis dan nokardiosis

  • Eksaserbasi akut bronkitis kronis dan infeksi saluran kemih di mana ada alasan yang baik untuk digunakan

  • Otitis media akut pada anak-anak di mana ada alasan yang baik

Cotrimoxazole Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Cotrimoxazole?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Cotrimoxazole adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:


Infeksi saluran kemih dan kelamin yang disebabkan oleh E. coli, Klebsiella  sp,   Enterobacter sp,   Morganella  morganii,  Proteus mirabilis, Proteus vulgaris. Otitis media akut yang disebabkan Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae. Infeksi saluran pernafasan bagian atas dan bronchitis kronis yang disebabkan Sfrepfococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae. Enteritis yang disebabkan Shigella flexneri, Shigella sonnei. Pneumonia yang disebabkan Pneumocystis carinii. Diare yang disebabkan oleh E. coli.

Sekilas Tentang Obat Antibiotik
Antibiotika adalah segolongan molekul, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan antibiotika khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi, meskipun dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat seleksi terhadap mutan atau transforman. Antibiotika bekerja seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya adalah bakteri molekul. Antibiotika berbeda dengan desinfektan karena cara kerjanya. Desinfektan membunuh kuman dengan menciptakan lingkungan yang tidak wajar bagi kuman untuk hidup.

Antibiotik tidak efektif menangani infeksi akibat virus, jamur, atau nonbakteri lainnya, dan setiap antibiotik sangat beragam keefektifannya dalam melawan berbagai jenis bakteri. Ada antibiotika yang membidik bakteri gram negatif atau gram positif, ada pula yang spektrumnya lebih luas. Keefektifannya juga bergantung pada lokasi infeksi dan kemampuan antibiotik mencapai lokasi tersebut.

Antibiotika oral (diberikan lewat mulut) mudah digunakan dan antibiotika intravena (melalui infus) digunakan untuk kasus yang lebih serius. Antibiotika kadang kala dapat digunakan setempat, seperti tetes mata dan salep.

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Cotrimoxazole?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Cotrimoxazole:


6 minggu – 6 bulan  :120 mg 2 kali sehari.
6 bulan – 6 tahun    :240 mg, 2 kali sehari.
6-12tahun              :480 mg, 2 kali sehari.
Dewasa dan anak di atas 12 tahun : 960 mg, 2 kali sehari.

Apa saja Peringatan dan Perhatian Penggunaan Cotrimoxazole?


Pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal, dosis harus dikurangi untuk mencegah terjadinya akumulasi obat. Selama pengobatan dianjurkan untuk banyak minum, minimal 1,5 liter sehari. Pada penggunaan jangka panjang sebaiknya dilakukan pemeriksaan darah secara periodik karena kemungkinan terjadi diskrasiadarah.


Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan Cotrimoxazole Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Cotrimoxazole, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Cotrimoxazole?

Jika Anda lupa menggunakan Cotrimoxazole, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Cotrimoxazole Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan Cotrimoxazole?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan Cotrimoxazole yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping Cotrimoxazole?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Cotrimoxazole yang mungkin terjadi adalah:


Efek Samping jarang terjadi pada umumnya ringan, seperti reaksi hipersensitif, ruam kulit, sakit kepala dan gangguan pencernaan misalnya mual, muntah dan diare.

Kontra indikasi
Penderita dengan gangguan fungsi hati yang parah, insufisiensi ginjal, wanita hamil, wanita menyusui, bayi prematur atau bayi berusia di bawah 2 bulan dan pada penderita yang hipersensitif terhadap trimetoprim dan obat-obatgolongansulfonamida.

Apa Saja Interaksi Obat Cotrimoxazole?

Interaksi obat merupakan suatu perubahan aksi atau efek obat sebagai akibat dari penggunaan atau pemberian bersamaan dengan obat lain, suplemen, makanan, minuman, atau zat lainnya. Interaksi obat Cotrimoxazole antara lain:


Warfarin, hipoglikemia oral, fenitoin, diuretik.

Bagaimana Cara Penyimpanan Cotrimoxazole?


Simpan di tempat sejuk dan kering, terlindung dari cahaya.

Bagaimana Kemasan dan Sediaan Cotrimoxazole?

dan Nomor Registrasi
Cotrimoxazole 240 mg/5 ml, botol 60 ml suspensi
No. Reg. GKL9320916833A1.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Berapa Harga Cotrimoxazole?

Rp 8.000