Chloramfecort-H Cream


Chloramfecort-H Krim, Informasi obat kali ini akan menjelaskan jenis obat Infeksi kulit, eksem, alergi dan gatal, yang diantaranya menjelaskan dosis obat, komposisi atau kandungan obat, manfaat atau kegunaan dan khasiat atau dalam bahasa medis indikasi, aturan pakai Chloramfecort, cara minum/makan atau cara menggunakannya, juga akan menerangkan efek samping atau kerugian, pantangan atau kontra indikasi serta bahayanya, over dosis atau keracunan, dan farmakologi serta meknisme kerja dan harga dari obat Chloramfecort, dan inilah penjelasannya:
CHLORAMFECORT-H CREAM
 
Harga 
Rp. 12.000/ kemasan
Golongan
G

Apa Kandungan dan Komposisi Chloramfecort-H Cream?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Chloramfecort-H Cream adalah:

Per gram : Prednisolone 2.5 mg, chloramphenicol 20 mg.
Sekilas Tentang Prednisolone Pada Chloramfecort-H Cream
Prednisolone adalah metabolit aktif dari prednison. Prednisolon memiliki rasa yang sangat pahit sehingga sulit diberikan kepada anak-anak.

Penggunaan

Ini adalah obat kortikosteroid dengan aktivitas dominan glukokortikoid dan mineralokortikoid rendah, sehingga berguna untuk pengobatan berbagai kondisi inflamasi dan autoimun seperti asma, rheumatoid arthritis, kolitis ulserativa dan penyakit Crohn, multiple sclerosis, sakit kepala cluster dan penyakit sistemik. Lupus Eritematosus. Ini juga dapat digunakan sebagai obat imunosupresif untuk transplantasi organ dan dalam kasus insufisiensi adrenal (Addison).

Suspensi mata prednisolon asetat adalah produk steroid adrenokortikal yang dibuat sebagai suspensi mata steril, digunakan untuk mengurangi pembengkakan, kemerahan, gatal, dan reaksi alergi yang mempengaruhi mata. Kortikosteroid menghambat respon inflamasi terhadap berbagai agen pemicu dan mungkin menunda atau memperlambat penyembuhan. Mereka menghambat edema, deposisi fibrin, dilatasi kapiler, migrasi leukosit, proliferasi kapiler, proliferasi fibroblas, deposisi kolagen, dan pembentukan bekas luka yang terkait dengan peradangan. Tidak ada penjelasan yang diterima secara umum untuk mekanisme kerja kortikosteroid okular. Namun, kortikosteroid diperkirakan bekerja dengan menginduksi protein penghambat fosfolipase A2, yang secara kolektif disebut lipokortin. Dipostulasikan bahwa protein ini mengontrol biosintesis mediator inflamasi yang poten seperti prostaglandin dan leukotrien dengan menghambat pelepasan asam arakidonat prekursor umum mereka. Asam arakidonat dilepaskan dari fosfolipid membran oleh fosfolipase A2. Kortikosteroid mampu menghasilkan peningkatan tekanan intraokular.

Kemungkinan efek Samping

Kemungkinan efek samping termasuk retensi cairan pada wajah (wajah bulan, sindrom Cushing), jerawat, sembelit, dan perubahan suasana hati. Pemberian prednisolon yang lama dapat menyebabkan tinja berdarah atau hitam; mengisi atau membulatkan wajah; kram otot atau nyeri; kelemahan otot; mual; nyeri di punggung, pinggul, tulang rusuk, lengan, bahu, atau kaki; garis ungu kemerahan di lengan, wajah, kaki, batang tubuh atau selangkangan; kulit tipis dan berkilau; memar yang tidak biasa; buang air kecil di malam hari; penambahan berat badan yang cepat; dan luka yang tak kunjung sembuh. Pembengkakan pankreas juga telah dilaporkan. Efek lain termasuk penurunan atau penglihatan kabur, peningkatan rasa haus, kebingungan, dan gugup. Hal ini juga dilaporkan menyebabkan insomnia ketika kekuatan besar, atau dosis besar diambil.

Secara sistemik: Katarak subkapsular posterior & edema papil

Topikal: PSC & glaukoma

Kontraindikasi dengan herpes

Status dilarang di atletik

Sebagai glukokortikosteroid, prednisolon dilarang di bawah aturan anti-doping WADA.
Sekilas Tentang Chloramphenicol Pada Chloramfecort-H Cream
Chloramphenicol merupakan suatu antibiotik yang digunakan dalam berbagai jenis infeksi bakteri seperti konjungtivitis, meningitis, kolera, demam tipus, dan lain-lain. Sediaan dan penggunaannya juga berbagai bentuk mulai dari tetes mata hingga injeksi. Chloramphenicol pertama kali ditemukan dalam bakteri Streptomyces venezuelae yang kemudian dipisahkan komposisi kimianya di dalam laboratorium pada sekira tahun 1947. Kemudian versi artifisialnya dibuat pada tahun 1949 sekaligus menjadi antibiotik pertama yang diekstrak dari mikroorganisme.

Dulu obat ini digunakan untuk penyakit tipus, tapi semakin lama Salmonella typhi yang dianalisa menunjukkan resistensi terhadap chloramphenicol sehingga obat ini sudah jarang digunakan lagi untuk mengobati tipus. Chloramphenicol digunakan dalam pengobatan infeksi okuler seperti konjungtivitis dan blefaritis yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, dan Escherichia coli. Namun obat ini tidak efektif untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa. Cara kerja chloramphenicol yaitu dengan menghambat aktivitas peptidil transferase dari ribosom bakteri yang pada akhirnya mencegah bakteri untuk menggandakan diri.

Chloramfecort-H Cream Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Chloramfecort-H Cream?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Chloramfecort-H Cream adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

Infeksi kulit, eksem, alergi pada kulit.

Apa Saja Kontraindikasi Chloramfecort-H Cream?

Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian Chloramfecort-H Cream dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:

Penyakit virus dan tuberkulosa kulit, jerawat, skabies, dermatitis perioral, infeksi bakteri dan jamur kecuali bila diberikan kemoterapi yang tepat.
Penggunaan jangka panjang atau luas pada wanita hamil.

Apa saja Perhatian Penggunaan Chloramfecort-H Cream?

Penggunaan jangka panjang atau untuk pencegahan; kambuh kembali setelah pengobatan dihentikan secara mendadak, hindari kontak dengan mata.

Pertanyaan yang Sering Diajukan

Apakah Aman Menggunakan Chloramfecort-H Cream Saat Mengemudi atau Mengoperasikan Mesin?

Jika Anda mengalami gejala efek samping seperti mengantuk, pusing, gangguan penglihatan, gangguan pernapasan, jantung berdebar, dan lain-lain setelah menggunakan Chloramfecort-H Cream, yang dapat mempengaruhi kesadaran atau kemampuan dalam mengemudi maupun mengoperasikan mesin, maka sebaiknya Anda menghindarkan diri dari aktivitas-aktivitas tersebut selama penggunaan dan konsultasikan dengan dokter Anda.

Bagaimana Jika Saya Lupa Menggunakan Chloramfecort-H Cream?

Jika Anda lupa menggunakan Chloramfecort-H Cream, segera gunakan jika waktunya belum lama terlewat, namun jika sudah lama terlewat dan mendekati waktu penggunaan berikutnya, maka gunakan seperti dosis biasa dan lewati dosis yang sudah terlewat, jangan menggandakan dosis untuk mengganti dosis yang terlewat. Pastikan Anda mencatat atau menyalakan pengingat untuk mengingatkan Anda mengenai waktu penggunaan obat agar tidak terlewat kembali.

Apakah Saya Dapat Menghentikan Penggunaan Chloramfecort-H Cream Sewaktu-waktu?

Beberapa obat harus digunakan sesuai dengan dosis yang diberikan oleh dokter. Jangan melebih atau mengurangi dosis obat yang diberikan oleh dokter secara sepihak tanpa berkonsultasi dengan dokter. Obat seperti antibiotik, antivirus, antijamur, dan sebagainya harus digunakan sesuai petunjuk dokter untuk mencegah resistensi dari bakteri, virus, maupun jamur terhadap obat tersebut. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter, karena beberapa obat memiliki efek penarikan jika penghentian dilakukan secara mendadak. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.

Bagaimana Cara Penyimpanan Chloramfecort-H Cream?

Setiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda-beda, cara penyimpanan dapat Anda ketahui melalui kemasan obat. Pastikan Anda menyimpan obat pada tempat tertutup, jauhkan dari panas maupun kelembapan. Jauhkan juga dari paparan sinar Matahari, jangkauan anak-anak, dan jangkauan hewan.

Bagaimana Penanganan Chloramfecort-H Cream yang Sudah Kedaluwarsa?

Jangan membuang obat kedaluwarsa ke saluran air, tempat penampungan air, maupun toilet, sebab dapat berpotensi mencemari lingkungan. Juga jangan membuangnya langsung ke tempat pembuangan sampah umum, hal tersebut untuk menghindari penyalahgunaan obat. Hubungi Dinas Kesehatan setempat mengenai cara penangangan obat kedaluwarsa.


Apa Efek Samping Chloramfecort-H Cream?

Efek Samping merupakan suatu efek yang tidak diinginkan dari suatu obat. Efek samping ini dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada pada kondisi penyakit, usia, berat badan, jenis kelamin, etnis, maupun kondisi kesehatan seseorang. Efek samping Chloramfecort-H Cream yang mungkin terjadi adalah:

Kulit kering, gatal-gatal, iritasi, rasa seperti terbakar/tersengat ringan-sedang yang bersifat sementara.
Perubahan atropik lokal pada kulit (pengobatan jangka panjang dan intensif).
Hiperkortisisme (absorpsi sistemik pada penggunaan jangka panjang).
Gatal-gatal, folikulitis, hipertrikosis, erupsi akneiformis, hipopigmentasi, dermatitis perioral, dermatitis kontak alergi, pengelupasan kulit, infeksi sekunder, stria, dan biang keringat.

Izin, Kemasan & Sediaan Chloramfecort-H Cream

Krim 10 gram.

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Chloramfecort-H Cream?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Chloramfecort-H Cream:

Gosokan 2 kali sehari pada area kulit yang terinfeksi.

Bagaimana Cara Pemberian Obat Chloramfecort-H Cream?

Tak ada pilihan

Apa Nama Perusahaan Produsen Chloramfecort-H Cream?

Produsen obat (perusahaan farmasi) adalah suatu perusahaan atau badan usaha yang melakukan kegiatan produksi, penelitian, pengembangan produk obat maupun produk farmasi lainnya. Obat yang diproduksi bisa merupakan obat generik maupun obat bermerek. Perusahaan jamu adalah suatu perusahaan yang memproduksi produk jamu yakni suatu bahan atau ramuan berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sari, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang telah digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan. Baik perusahaan farmasi maupun perusahaan jamu harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Setiap perusahaan farmasi harus memenuhi syarat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), sedangkan perusahaan jamu harus memenuhi syarat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) untuk dapat melakukan kegiatan produksinya agar produk yang dihasilkan dapat terjamin khasiat, keamanan, dan mutunya. Berikut ini nama perusahaan pembuat produk Chloramfecort-H Cream:

Kimia Farma.

Powered by Farmasi-id.com

Sekilas Tentang Kimia Farma
PT. Kimia Farma merupakan suatu perusahaan farmasi Indonesia yang menurut sejarahnya sudah ada sejak jaman Hindia-Belanda. Perusahaan ini berdiri pada 1817 yang pada awalnya perusahaan ini bernama NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co yang kemudian oleh Pemerintah Indonesia dimasa awal kemerdekaan dinasionalisasi dan dilakukan peleburan dengan beberapa perusahaan farmasi lainnya pada 1958 yang kemudian namanya berubah menjadi PNF (Perusahaan Negara farmasi) Bhinneka Kimia Farma. Pada 16 Agustus 1971, status PNF berubah menjadi PT dan namanya kembali mengalami perubahan menjadi PT. Kimia Farma (persero). Pada 4 Juli 2001, status PT. Kimia Farma berubah menjadi perusahaan publik seiring dengan pencatatan sahamnya di Bursa Efek Jakarta (Saat ini menjadi Bursa Efek Indonesia) sehingga berubah namanya menjadi PT. Kimia Farma Tbk. Jumlah karyawan perusahaan ini diperkirakan mencapai 5.758 orang.

Perusahaan ini telah mengantongi berbagai sertifikat mutu seperti CPOB, ISO 9001, ISO 9002, ISO 14001, dan juga telah mendapatkan persetujuan dari US-FDA sehingga produk perusahaan ini bisa dipasarkan di Amerika Serikat.

PT. Kimia Farma memiliki beberapa fasilitas produksi yang terletak di berbagai daerah yang berbeda yakni Jakarta, Bandung, Semarang, Sarolangun, Watukadon, dan Tanjung Morawa. Setiap fasilitas produksi memproduksi produk yang berbeda-beda.

Untuk pemasaran produk, PT. Kimia Farma melakukannya melalui anak perusahaannya bernama PT. Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) yang memang dibentuk untuk pemasaran dan penjulan produk induk perusahaannya. Perusahaan ini memiliki 46 cabang yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri.

Selain bergerak di bidang produksi produk obat dan farmasi, PT. Kimia Farma juga merambah bisnis apotek, laboratorium, dan klinik kesehatan. PT. Kimia Farma Apotek merupakan anak perusahaan yang didirikan untuk menjalankan dan mengelola bisnis apotek dan PT Kimia Farma Diagnostik untuk usaha laboratorium dan diagnostik. Baru-baru ini PT. Kimia Farma megakuisisi PT. Phapros, salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia.

Produk PT. Kimia Farma selain dijual di Indonesia juga diekspor ke berbagai negara di dunia. Beberapa produk yang dijual selain obat jadi dan sediaan farmasi, juga menjual bahan baku pembuatan obat seperti iodine dan quinine. Produk-produk tersebut diekpor ke beberapa negara seperti India, Jepang, Taiwan, New Zealand, dan negara-negara Eropa. Untuk produk kosmetik, produk PT. Kimia Farma telah berhasil menembus pasar Korea Selatan, Singapura, Malaysia, Arab Saudi, dan Vietnam.