Ceftazidime Dexa Medica


Apa Kandungan dan Komposisi Ceftazidime Dexa Medica?

Kandungan dan komposisi produk obat maupun suplemen dibedakan menjadi dua jenis yaitu kandungan aktif dan kandungan tidak aktif. Kandungan aktif adalah zat yang dapat menimbulkan aktivitas farmakologis atau efek langsung dalam diagnosis, pengobatan, terapi, pencegahan penyakit atau untuk memengaruhi struktur atau fungsi dari tubuh manusia.

Jenis yang kedua adalah kandungan tidak aktif atau disebut juga sebagai eksipien. Kandungan tidak aktif ini fungsinya sebagai media atau agen transportasi untuk mengantar atau mempermudah kandungan aktif untuk bekerja. Kandungan tidak aktif tidak akan menambah atau meningkatkan efek terapeutik dari kandungan aktif. Beberapa contoh dari kandungan tidak aktif ini antara lain zat pengikat, zat penstabil, zat pengawet, zat pemberi warna, dan zat pemberi rasa. Kandungan dan komposisi Ceftazidime Dexa Medica adalah:

Ceftazidime 1 g mengandung:

Ceftazidime pentahidrat setara dengan Ceftazidime 1 g

Bagaimana Farmakologi Ceftazidime Dexa Medica?

Ceftazidime merupakan antibiotika sefalosporin semisintetik yang bersifat bakterisidal. Mekanisme kerja antibakteri dengan menghambat enzym yang bertanggung jawab terhadap sintesis dinding sel. Secara in vitro Ceftazidime dapat mempengaruhi mikroorganisme dalam range/spektrum yang luas, termasuk strain yang resisten terhadap gentamicin dan aminoglikosid lainnya. Selain itu Ceftazidime sangat stabil terhadap sebagian besar beta-laktamase, plasmid dan kromosomal yang secara klinis dihasilkan oleh kuman gram negatif dan dengan demikian Ceftazidime aktif terhadap beberapa strain resisten terhadap ampisilin dan sefalosporin lainnya.

Bakteriologi

Didasarkan pada spektrum aktivitasnya, Ceftazidime umumnya diklasifikasikan sebagai sefalosporin generasi ketiga. Secara in vitro Ceftazidime aktif terhadap kuman-kuman berikut:

Kuman gram negatif, aerob:

Citrobacter spp. (termasuk C. freundii dan C. diversaus); Enterobacter spp. (termasuk E. cloacae dan E. aerogenes); Escherichia coli; Haemophilus influenzae, termasuk strain yang resisten terhadap ampisilin; Klebsiella (termasuk K. pneumonia); Neisseria meningitidis; Proteus mirabilis, Proteus vulgaris; Pseudomonas spp. (termasuk Pseudomonas aeruginosa); Serratia spp.

Kuman gram positif, aerob:

Staphylococcus aureus, termasuk strain yang menghasilkan penisilinase dan yang tidak. Streptococcus aglaticae (Streptococci group B); Streptococcus pyogenes (Streptococci beta-hemolitik A)

Kuman lainnya:

Acinobacter spp., Clostridium spp. (kecuali C. difficile), Haemophilus parainfluenzae, Morganella morganii, Neisseria gonorrheoae, Peptococcus spp., Providencia spp. (termasuk P. rettgeri), Salmonella spp., Shigela spp., Staphylococcus epidermis dan Yersinia entrocobacter.

Sekilas Tentang Ceftazidime Pada Ceftazidime Dexa Medica
Ceftazidime adalah antibiotik sefalosporin generasi ketiga. Seperti sefalosporin generasi ketiga lainnya, ia memiliki aktivitas spektrum luas terhadap bakteri Gram-positif dan Gram-negatif. Tidak seperti kebanyakan agen generasi ketiga, aktif melawan Pseudomonas aeruginosa, namun memiliki aktivitas yang lebih lemah terhadap mikroorganisme Gram-positif dan tidak digunakan untuk infeksi tersebut. Ceftazidime pentahydrate dipasarkan dengan berbagai nama dagang termasuk Fortum (GSK).

Penggunaan klinis

Ceftazidime biasanya dicadangkan untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa. Ini juga digunakan dalam terapi empiris neutropenia demam, dalam kombinasi dengan antibiotik lain. Dosis biasa adalah 1-2 g IV/IM setiap 8-12 jam (2 - 3 kali), meskipun ini dapat bervariasi tergantung indikasi, tingkat keparahan infeksi, dan/atau fungsi ginjal penerima.

Overdosis Ceftazidime telah terjadi pada pasien dengan gagal ginjal. Reaksi termasuk aktivitas kejang, ensefalopati, asteriksis, rangsangan neuromuskular, dan koma. Ceftazidime adalah antibiotik beta-laktam semisintetik, spektrum luas, untuk pemberian parenteral. Ceftazidime adalah bakterisida dalam tindakan mengerahkan efeknya dengan penghambatan enzim yang bertanggung jawab untuk sintesis dinding sel. Berbagai organisme gram negatif rentan terhadap ceftazidime in vitro, termasuk strain yang resisten terhadap gentamisin dan aminoglikosida lainnya. Selain itu, ceftazidime telah terbukti aktif melawan organisme gram positif. Hal ini sangat stabil untuk sebagian besar beta-laktamase klinis penting, plasmid atau kromosom, yang diproduksi oleh organisme gram negatif dan gram positif dan, akibatnya, aktif terhadap banyak strain resisten terhadap ampisilin dan sefalosporin lainnya. Ceftazidime memiliki aktivitas melawan organisme gram negatif Pseudomonas dan Enterobacteriaceae. Aktivitasnya melawan Pseudomonas adalah ciri khas ceftazidime di antara sefalosporin.

Properti kimia

Selain konfigurasi sin dari rantai samping imino, dibandingkan dengan sefalosporin generasi ketiga lainnya, bagian yang lebih kompleks (mengandung dua gugus metil dan asam karboksilat) memberikan stabilitas ekstra pada enzim -laktamase yang diproduksi oleh banyak bakteri Gram-negatif. . Stabilitas ekstra terhadap -laktamase meningkatkan aktivitas ceftazidime terhadap organisme Gram-negatif yang resisten termasuk Pseudomonas aeruginosa. Bagian pyridinum yang bermuatan meningkatkan kelarutan dalam air.

Ceftazidime Dexa Medica Obat Apa?


Apa Indikasi, Manfaat, dan Kegunaan Ceftazidime Dexa Medica?

Indikasi merupakan petunjuk mengenai kondisi medis yang memerlukan efek terapi dari suatu produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) atau kegunaan dari suatu produk kesehatan untuk suatu kondisi medis tertentu. Ceftazidime Dexa Medica adalah suatu produk kesehatan yang diindikasikan untuk:

Infeksi-infeksi yang disebabkan oleh kuman yang susceptible antara lain:

  • Infeksi umum:
    septicaemia; bacteriaemia; peritonitis; meningitis; penderita ICU dengan problem spesifik, misalnya luka bakar yang terinfeksi
  • Infeksi saluran pernapasan bagian bawah:
    pneumonia, bronkopneumonia; pleuritis pada paru-paru; emfisema; bronciectasis yang terinfeksi; abcess pada paru-paru; infeksi paru-paru pada penderita cystic fibrosis
  • Infeksi saluran kemih:
    pyelonephritis akut dan kronis; pyelitis; prostatitis; berbagai abscess renal
  • Infeksi jaringan lunak dan kulit:
    celullitis; erysipelas; abscess; mastitis; luka bakar atau luka lain yang terinfeksi; ulkus pada kulit
  • Infeksi tulang dan sendi:
    osteotitis, osteomyelitis; artritis septik; bursitis yang terinfeksi
  • Infeksi abdominal dan bilier
    cholangitis, cholecystitis; peritonitis; diverkulitis; penyakit radang pelvic
  • Dialysis
  • Infeksi-infeksi yang dikaitkan dengan dialisis haemo dan peritoneal dan CAPD (continous ambulatory peritoneal dialysis)

Sekilas Tentang Infeksi
Infeksi atau jangkitan adalah kolonalisasi (mengacu pada mikroorganisme yang tidak bereplikasi pada jaringan yang ditempatinya. Sedangkan "infeksi" mengacu pada keadaan di mana mikroorganisme bereplikasi dan jaringan menjadi terganggu) yang dilakukan oleh spesies asing terhadap organisme inang, dan bersifat paling membahayakan inang.

Organisme penginfeksi, atau patogen, menggunakan sarana yang dimiliki inang untuk dapat memperbanyak diri, yang pada akhirnya merugikan inang. Patogen mengganggu fungsi normal inang dan dapat berakibat pada luka kronik, gangrene, kehilangan organ tubuh, dan bahkan kematian. Respons inang terhadap infeksi disebut peradangan. Secara umum, patogen umumnya dikategorikan sebagai organisme mikroskopik, walaupun sebenarnya definisinya lebih luas, mencakup bakteri, parasit, fungi, virus, prion, dan viroid.

Simbiosis antara parasit dan inang, di mana satu pihak diuntungkan dan satu pihak dirugikan, digolongkan sebagai parasitisme. Cabang kedokteran yang menitikberatkan infeksi dan patogen adalah cabang penyakit infeksi.

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Ceftazidime Dexa Medica?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Ceftazidime Dexa Medica:

Dosis umum

Ceftazidime digunakan secara parenteral, dosis tergantung pada tingkat keparahan, sensitifitas dan tipe infeksi serta usia, berat badan dan fungsi ginjal penderita.

Dewasa

  • Dosis Ceftazidime yang digunakan untuk orang dewasa adalah 1-6 gram per hari, dapat diberikan dosis masing-masing 500 mg, 1 g atau 2 g setiap 12 atau 8 jam secara IV atau IM
  • Untuk infeksi saluran kemih dan infeksi yang kurang serius, dosis 500 mg atau 1 g setiap 12 jam sudah mencukupi
  • Untuk sebagian besar infeksi sebaiknya diberikan dosis 1 g setiap 8 jam atau 2 g setiap 12 jam
  • Untuk infeksi yang parah terutama untuk penderita “immunocopromised”, termasuk neutropenia, dapat diberi dosis 2 g setiap 8 jam atau 12 jam
  • Untuk penderita cystic fibrosis dengan fungsi ginjal yang normal yang mengalami infeksi paru-paru pseudomonal sebaiknya digunakan dosis 100-150 mg/kg/hari sebagai dosis terbagi
  • Pada orang dewasa dengan fungsi ginjal normal penggunaan dosis 9 g/hari masih aman

Bayi dan anak

Dosis lazim untuk anak-anak yang berusia lebih dari 2 bulan adalah 30-100 mg/kg/hari, diberikan sebagai dosis terbagi (2-3 kali). Dosis hingga 150 mg/kg/hari (maksimum 6 g sehari) dalam 3 dosis terbagi dapat diberikan pada anak-anak yang menderita fibrocystic, infected immunocompromised dan meningitis.

Neonatus dan bayi di bawah 2 bulan

Dosis 25-60 mg/kg/hari diberikan dosis sebagai dosis terbagi 2 kali sehari, telah terbukti efektif. Waktu paruh Ceftazidime pada neonatus dapat 3-4 kali lebih lama dibandingkan dengan orang dewasa.

Dosis pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal.

Ceftazidime diekskresikan melalui ginjal secara filtrasi glomeruler. Sehingga dosis pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal harus disesuaikan atau diturunkan.

width=”324″ cellspacing=”0″ cellpadding=”4″>

Klirens kreatinin (ml/menit)

Sekilas Tentang Infeksi
Infeksi atau jangkitan adalah kolonalisasi (mengacu pada mikroorganisme yang tidak bereplikasi pada jaringan yang ditempatinya. Sedangkan "infeksi" mengacu pada keadaan di mana mikroorganisme bereplikasi dan jaringan menjadi terganggu) yang dilakukan oleh spesies asing terhadap organisme inang, dan bersifat paling membahayakan inang.

Organisme penginfeksi, atau patogen, menggunakan sarana yang dimiliki inang untuk dapat memperbanyak diri, yang pada akhirnya merugikan inang. Patogen mengganggu fungsi normal inang dan dapat berakibat pada luka kronik, gangrene, kehilangan organ tubuh, dan bahkan kematian. Respons inang terhadap infeksi disebut peradangan. Secara umum, patogen umumnya dikategorikan sebagai organisme mikroskopik, walaupun sebenarnya definisinya lebih luas, mencakup bakteri, parasit, fungi, virus, prion, dan viroid.

Simbiosis antara parasit dan inang, di mana satu pihak diuntungkan dan satu pihak dirugikan, digolongkan sebagai parasitisme. Cabang kedokteran yang menitikberatkan infeksi dan patogen adalah cabang penyakit infeksi.

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Ceftazidime Dexa Medica?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Ceftazidime Dexa Medica:

Frekuensi pemberian

> 50

31-50

16-30

6-15

<5

haemodialis

dialisis peritoneal

Dosis lazim

1 gram

1 gram

500 mg

500 mg

1 gram

500 mg

8-12 jam

setiap 12 jam

setiap 24 jam

setiap 24 jam

setiap 48 jam

tiap kali setelah jangka waktu haemodialis

setiap 24 jam

Pada penderita infeksi berat terutama neutropenia yang biasanya mendapatkan dosis 6 g sehari, ini tidak bisa dilakukan pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal, maka unit dosis pada tabel di atas dapat dinaikkan 50% atau frekuensi pemberian disesuaikan. Pada penderita ini dianjurkan agar kadar Ceftazidime dalam serum dipantau dan kadar dalam serum tidak boleh lebih dari 40 mg/liter.

Bila hanya ada klirens kreatinin serum, maka rumus (persamaan Cokcroft’s) dapat digunakan untuk mengestimasi klirens kreatinin.

Kreatinin serum menunjukkan fungsi ginjal pada keadaan tunak.

Pria:

Klirens kreatinin =

berat badan (kg) x (140 – usia lanjut)

——————————————————

72 x kreatinin serum (mg/dL)

Wanita:

0,85 x nilai di atas.

Perubahan kreatinin serum dari u mol liter menjadi mg dL adalah dengan membagi 88,4.

Pada anak-anak klirens kreatinin disesuaikan dengan luas area atau bobot tubuh dan frekuensi pemberian seperti pada orang dewasa.

Cara Pemberian

Ceftazidime dapat diberikan secara IV dan IM ke dalam masa otot yang besar misalnya pada daerah gluteus maximus bagian atas atau otot lateral pada paha.

Apa saja Peringatan dan Perhatian Penggunaan Ceftazidime Dexa Medica?

Peringatan

  • Seperti antibiotika beta-laktam lainnya, sebelum pengobatan dengan Ceftazidime sebaiknya dilakukan pemeriksaan riwayat reaksi hipersensitifitas terhadap Ceftazidime, sefalosporin, penisilin dan obat lainnya
  • Ceftazidime sebaiknya diberikan dengan perhatian khusus pada penderita dengan tipe I atau reaksi hipersensitif terhadap penisilin. Bila terjadi reaksi alergi, hentikan penggunaan obat ini. Reaksi hipersensitif yang serius dapat diatasi dengan efinefrin (adrenalin), hidrokortison, antihistamin atau pengatasan emergensi lainnya

Perhatian

  • Pemberian sefalosporin dosis tinggi harus hati-hati bila diberikan bersama-sama dengan obat-obat nefrotoksik seperti aminoglikosida, furosemid, karena kombinasi ini diduga mempengaruhi fungsi ginjal
  • Percobaan klinik menyebutkan bahwa hampir tidak ada masalah pada penggunaan dosis lazim. Tidak ada bukt bahwa Ceftazidime mempengaruhi fungsi ginjal pada dosis teurapetik, tetapi perlu dilakukan penurunan dosis untuk penderita gagal ginjal, karena Ceftazidime diekskresikan melalui ginjal, yaitu untuk mencegah konsekuensi klinik akibat peningkatan kadar antibiotik seperti konvulsi
  • Tidak ada bukti eksperimental terhadap efek embyophatik dan teratogenik dari Ceftazidime, tetapi seperti semua obat lainnya maka pemberian obat ini pada masa awal kehamilan dan awal pertumbuhan janin harus hati-hati
  • Penggunaan selama masa kehamilan harus dipertimbangkan keuntungannya dibandingkan dengan resiko yang terjadi
  • Ceftazidime diekskresi melalui air susu dengan demikian perlu perhatian khusus bila Ceftazidime diberikan ibu menyusui
  • Ceftazidime tidak mempengaruhi uji glikosuria yang berdasarkan enzym. Telah diobservasi terjadi sedikit pengaruh terhadap metode reduksi kupri (Benedict’s Fehling dan Clintest). Ceftazidime tidak mempengaruhi alkali pikrat pada pemeriksaan kreatinin
  • Penggunaan Ceftazidime untuk jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan kelebihan pertumbuhan kuman yang non-susceptible (misalnya: candida, Enterococci) sehingga perlu dilakukan penghentian pengobatan dan gunakan obat terapi lainnya

Efek samping

  • Percobaan klinik menyebutkan bahwa Ceftazidime ditoleransi dengan baik. Efek samping umumnya jarang terjadi termasuk:
    • Lokal; flebitis atau tromboflebitis pada pemberian IV; rasa sakit atau inflamasi setelah injeksi IM; hipersensitivitas; rash makulopapular atau urtikarial; fever; angiodema (sangat jarang); reaksi-reaksi anafilaktik (bronkospase dan atau hipotensi); gastrointestinal (diare, nausea, nyeri, abdominal, thrust atau kolitis (dangat jarang))
  • Efek samping lain yang dikaitkan dengan Ceftazidime termasuk:
    • Genito-urinary: candidosis vaginitis
    • Susunan saraf pusat: sakit kepala, pusing paraestesia dan rasa tidak enak
    • Perubahan sementara terhadap hasil uji laboratorium selama pengobatan dengan Ceftazidime termasuk eosinofilia, test Coombs’ positif tanpa haemolisis, trombositosis dan sedikit peningkatan enzym hepatik SGOT, SGPT, LDH, GGT dan alkalin fosfatase,
  • Kadang-kadang: peningkatan sementara urea darah, nitrogen urea dan atau kreatinin serum
  • Sangat jarang: transient leucopenia, thrombocytopeniaosis dan lymphocytosis

Apa Saja Kontraindikasi Ceftazidime Dexa Medica?

Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi membahayakan jika diberikan. Pemberian Ceftazidime Dexa Medica dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:

Penderita yang hipersensitif terhadap antibiotika sefalosporin.

Apa Saja Interaksi Obat Ceftazidime Dexa Medica?

Interaksi obat merupakan suatu perubahan aksi atau efek obat sebagai akibat dari penggunaan atau pemberian bersamaan dengan obat lain, suplemen, makanan, minuman, atau zat lainnya. Interaksi obat Ceftazidime Dexa Medica antara lain:

  • Pemberian bersama-sama dengan aminoglikosida dapat mengakibatkan inaktivasi. Bila diberikan bersamaan sebaiknya diinjeksikan pada tempat (bagian tubuh) yang berbeda. Jangan mencampur kedua obat ini dalam kantong atau botol infus yang sama
  • Dengan vancomycin dapat terjadi pengendapan sehingga untuk pemberian dengan infus harus dibilas terlebih dahulu bila menggunakan selang yang sama

Perhatian Farmasetik

  • Ceftazidime dikemas dalam vial dengan tekanan rendah; tekanan positif dihasilkan dari rekonstitusi karena pengeluaran gas karbondioksida. Setelah direkonstruksi Ceftazidime bertahan selama 18 jam bila disimpan pada suhu 25ºC dan selama 7 hari bila disimpan dalam lemari es. Sedikit peningkatan warna terjadi selama penyimpanan
  • Ceftazidime untuk injeksi tercampur dengan cairan infus yang biasa digunakan. Larutan 1 mg/ml dan 40 mg/ml dalam larutan infus berikut dapat disimpan hingga 18 jam pada suhu di bawah 25ºC dan selama 7 hari dalam lemari es
  • Larutan injeksi Natrium laktat M/6; Larutan injeksi Natrium laktat compound (Larutan Hartmann’s); Larutan injeksi Dekstrosa 5%; Larutan injeksi Dekstrosa 5% dan NaCl 0.225%; Larutan injeksi Dekstrosa 5% dan NaCl 0.45%; Larutan injeksi Dekstrosa 5% dan NaCl 0.9%; Larutan injeksi Dekstrosa 5% dan NaCl 0.18%, Larutan injeksi Dekstrosa 10%; Larutan injeksi 10% Dexstran 40 dalam larutan injeksi NaCl 0.9%, Larutan injeksi 10% Dexstran 40 dalam larutan injeksi Dekstrosa 5%; Larutan injeksi 6% Dekstran 70 dalam larutan injeksi NaCl 0.9%; Larutan injeksi 6% Dexstran 70 dalam larutan injeksi Dekstrosa 5%
  • (Ceftazidime kurang stabil dalam larutan injeksi Natrium Bikarbonat dibandingkan dengan larutan intravena lainnya. Tidak dianjurkan sebagai diulen)
  • Ceftazidime untuk injeksi dapat disimpan hingga 18 jam di bawah suhu 25ºC atau selama 7 hari dalam lemari es pada kadar 0,05 mg/ml dan 0,25 mg/ml dalam cairan Dyalisis Intraperitoneal (Laktat)
  • Ceftazidime untuk injeksi telah diketahui dapat tercampurkan selama 8 jam di bawah suhu 25ºC dan selama 7 hari dalam lemari es bila dicampur pada kadar 4 mg/ml dengan larutan berikut:
  • Larutan injeksi hidrokortison (hidrokortison natrium fosfat) 1 mg/ml dalam larutan injeksi NaCl 0,9% atau larutan injeksi Dekstrosa 5%
  • Larutan injeksi cefuroxime (cefuroxime natrium) 3 mg/ml dalam larutan injeksi NaCl 0,9%
  • Larutan injeksi cloxacillin (cloxacillin natrium) 4 mg/ml dalam larutan injeksi NaCl 0,9%
  • Heparin 10 u/ml atau 50 u/ml dalam larutan NaCl 0,9%
  • Larutan injeksi Kcl 10 mEq/l atau 40 mEq/l dalam larutan injeksi NaCl 0,9%
  • Untuk penggunaan IM dapat dicampur dengan larutan injeksi Lignocain 0,5% atau 1%

Cara Pembuatan Larutan

Penggunaan IM

Untuk vial 1 g, tambahkan 3,0 ml air untuk injeksi.

Penggunaan IV

untuk vial 1 g, tambahkan 10,0 ml air untuk injeksi

Bagaimana Kemasan dan Sediaan Ceftazidime Dexa Medica?

Ceftazidime 1 g; vial @ 1 g

Berapa Nomor Izin BPOM Ceftazidime Dexa Medica?

Setiap produk obat, suplemen, makanan, dan minuman yang beredar di Indonesia harus mendapatkan izin edar dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) yaitu suatu Badan Negara yang memiliki fungsi melakukan pemeriksaan terhadap sarana dan prasarana produksi, melakukan pengambilan contoh produk, melakukan pengujian produk, dan memberikan sertifikasi terhadap produk. BPOM juga melakukan pengawasan terhadap produk sebelum dan selama beredar, serta memberikan sanksi administratif seperti dilarang untuk diedarkan, ditarik dari peredaran, dicabut izin edar, disita untuk dimusnahkan, bagi pihak yang melakukan pelanggaran. Berikut adalah izin edar dari BPOM yang dikeluarkan untuk produk Ceftazidime Dexa Medica:

No. Reg. GKL9705022844A1

Bagaimana Cara Penyimpanan Ceftazidime Dexa Medica?

  • Simpan di tempat kering dan sejuk, suhu di bawah 30ºc
  • Terlindung dari cahaya

Apa Nama Perusahaan Produsen Ceftazidime Dexa Medica?

Produsen obat (perusahaan farmasi) adalah suatu perusahaan atau badan usaha yang melakukan kegiatan produksi, penelitian, pengembangan produk obat maupun produk farmasi lainnya. Obat yang diproduksi bisa merupakan obat generik maupun obat bermerek. Perusahaan jamu adalah suatu perusahaan yang memproduksi produk jamu yakni suatu bahan atau ramuan berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sari, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang telah digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan. Baik perusahaan farmasi maupun perusahaan jamu harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Setiap perusahaan farmasi harus memenuhi syarat CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), sedangkan perusahaan jamu harus memenuhi syarat CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik) untuk dapat melakukan kegiatan produksinya agar produk yang dihasilkan dapat terjamin khasiat, keamanan, dan mutunya. Berikut ini nama perusahaan pembuat produk Ceftazidime Dexa Medica:

Dexa Medica


Dexa Medica adalah suatu perusahaan farmasi Indonesia yang didirikan pada 1969 oleh Drs. Rudy Soetikno Apt. seroang apoteker muda yang pernah bertugas sebagai tentara. Dikarenakan pernah terjadi kelangkaan pasokan obat, maka ia bersama rekannya mulai mendirikan sebuah perusahaan farmasi kecil dengan produk obat tablet.

Karena semakin meningkatnya permintaan, maka Dexa Medica meningkatkan kuantitas produksinya sehingga pada 1975 produknya telah tersedia di seluruh pulau Sumatera, dan pada 1978, produk perusahaan ini telah tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai perusahaan nasional, maka pada 1984 perusahaan ini mendirikan kantor pemasaran di Jakarta. Perusahaan ini pun semakin berkembang dan dibuktikan dengan produk-produknya yang berhasil menembus pasar negara-negara Asia dan Afrika sekaligus menjadikan Dexa Medica menjadi salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia. Saat ini posisi CEO perusahaan dijabat oleh Ir. Ferry A. Soetikno, M.Sc., M.B.A.