FDA setujui penggunaan ProAir Digihaler untuk pencegahan dan terapi bronkospasme


Teva Pharmaceuticals mengumumkan bahwa salah satu produknya ProAir Digihaler dengan kandungan aktif albuterol sulfate 117 mcg berhasil mendapatkan persetujuan FDA untuk digunakan dalam terapi perawatan dan pencegahan bronkospasme akibat olahraga dan pada mereka yang memiliki penyakit saluran napas obstruktif reversibel.

Produk ProAir Digihaler (albuterol sulfate serbuk) ini merupakan satu-satunya digital inhaler yang memiliki sensor bawaan di dalamnya yang dapat terhubung pada aplikasi smartphone dan memberikan informasi mengenai informasi penggunaannya kepada penggunanya. Produk ini ditujukan untuk perawatan pada pasien berusia empat tahun ke atas. Aplikasi untuk smartphone itu sendiri nantinya bisa diunduh di Apple Store maupun Google play. Nantinya dengan aplikasi smartphone, bisa diketahui data penggunannya baik oleh pengasuh, perawat, dan dokternya.

Menurut Sven Dethlefs selaku Wakil Presiden Eksekutif Teva, persetujuan ini menandai suatu langkah yang signifikan tidak hanya bagi Teva tetapi juga pada komunitas karena memungkinkan pasien dan perawat atau pengasuhnya memahami lebih detail penggunaan inhaler ini melalui teknologi digital. Selain itu ia mengatakan bahwa sangatlah penting untuk mengintegrasikan suatu teknologi untuk dilibatkan dalam perawatan pasien, dan pihaknya bangga dengan produk terbarunya ini. Dari alat tersebut bisa didapat info mengenai penggunaannya sehingga bisa dikonsultasikan lebih lanjut pada perawat, pengasuh, dan dokter mereka tentang perkembangan penyakitnya.

Sebagai informasi bahwa ProAir Digihaler ini terdapat sensor di dalamnya yang bisa mendeteksi kapan inhaler digunakan, serta seberapa besar atau seberapa banyak aliran inspirasinya. Data itu kemudian dikirim ke aplikasi seluler menggunakan bluetooth. Jadi data setiap penggunaan akan tercatat.

ProAir Digihaler dikontraindikasikan pada mereka yang alergi terhadap albuterol sulfate, laktosa, protein susu atau bahan komponen lain yang ada pada ProAir Digihaler. Efek samping yang dapat terjadi akibat penggunaan produk ini seperti, sakit punggung, sakit dan nyeri pada bagian tubuh, sakit perut, sakit kepala, infeksi saluran kemih, jantung berdebar, sakit dada, detak jantung cepat, sempoyongan, pusing, sakit tenggorokan dan keluar ingus. Maka sangat penting bagi pasien untuk mengkonsultasikan terlebih dahulu kondisi mereka pada dokternya sebelum diberikan obat ini khususnya bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung, hipertensi, masalah tiroid, diabetes, hamil/merencanakan kehamilan, dan menyusui.

Ada sekira 25 juta orang di Amerika Serikat hidup dengan asma dan banyak dari mereka yang menggunakan inhaler untuk pengobatannya. Namun banyak dari mereka yang menggunakan inhaler secara tidak benar bahkan ada yang terlalu sering dan itu tantangan yang dihadapi para dokter untuk mengetahui apakah pasiennya telah menggunakan inhaler dengan benar atau belum. Karen jika tidak sesuai akan ada risiko efek samping.

ProAir Digihaler akan mulai diluncurkan secara resmi di Amerika Serikat pada tahun 2020 mendatang.

Daftar pustaka:

[bg_collapse view=”button-blue” color=”#fff” expand_text=”Show ” collapse_text=”Hide” ]

  • Teva’s ProAir Digihaler FDA Approved to Monitor Asthma and COPD Treatment. https://www.medgadget.com/2018/12/tevas-proair-digihaler-fda-approved-to-monitor-asthma-and-copd-treatment.html. Diakses 22 Maret 2019
  • Teva Announces FDA Approval of ProAir® Digihaler™. https://community.aafa.org/blog/teva-announces-fda-approval-of-proair-digihaler. Diakses 22 Maret 2019
  • Meet ProAir® DigihalerTM
    With Companion Mobile App. https://www.proairdigihaler.com/. Diakses 22 Maret 2019
  • FDA approves ProAir Digihaler. https://www.oindpnews.com/2018/12/fda-approves-proair-digihaler/. Diakses 22 Maret 2019
  • Teva Wins FDA Approval for Digital Inhaler Combining Powder with Sensors, App. https://www.genengnews.com/news/teva-wins-fda-approval-for-digital-inhaler-combining-powder-with-sensors-app/. Diakses 22 Maret 2019

[/bg_collapse]