FDA Menyetujui Penggunaan Keytruda (Pembrolizumab) Untuk Terapi Kanker Serviks

FDA menyetujui penggunaan pembrolizumab (nama brand: Keytruda) untuk digunakan pada terapi kanker serviks metastasis rekuren pada pasien yang sebelumnya telah gagal menjalani kemoterapi dan sel tumornya positif mengekspresikan PD-L1.

Persetujuan FDA menjadikan Keytruda (pembrolizumab) dapat digunakan dalam terapi kanker serviks metastasis rekuren sekaligus menjadikan obat itu sebagai agen terapi anti PD-1 pertama juga menjadi indikasi pertama bagi Keytruda (pembrolizumab) dalam terapi kanker ginekologi. Hal itu disampaikan oleh Merck sebagai produsen Keytruda dalam siaran persnya.

Menurut Merck, indikasi Keytruda (pembrolizumab) untuk kanker serviks metastasis rekuren didasarkan pada percobaan KEYNOTE-158 yang meneliti efek Keytruda (pembrolizumab) pada 98 pasien dengan penyakit tersebut namun tidak termasuk pasien dengan penyakit autoimun atau kondisi medis tertentu yang membutuhkan imunosupresi. Pasien diberikan Keytruda (pembrolizumab) secara intravena dengan dosis 200 mg setiap 3 minggu sampai toksisitas yang dapat diterima atau progres perkembangan penyakit atau hingga 24 bulan. Status tumor diveluasi setiap 9 minggu selama periode satu tahun penelitian, kemudian setiap 12 minggu setelahnya.

Hasilnya dari 98 pasien, 77 diantaranya memiliki tumor yang mengekspresikan PD-L1 dengan kombinasi nilai positif ≥1 dan menerima setidaknya satu lini kemoterapi. Setelah 11,7 bulan, hasilnya menunjukkan bahwa tingkat respon rata-rata dari 77 pasien adalah 14,3%(95% CI, 7.4-24.1) termasuk respon lengkap 2,6% dan respon parsial 11,7%. Median duration of response (DOR) tidak tercapai diantara 11 pasien dan 91% DOR minimal 6 bulan.

Keytruda (pembrolizumab) bekerja dengan cara meningkatkan kemampuan sistem imun tubuh untuk mendeteksi dan melawan sel tumor. Keytruda (pembrolizumab) merupakan antibodi monoklonal yang memblok interaksi antara PD-1 dan ligannya PD-L1 dan PD-L2 sehingga mengaktifkan limfosit T yang dapat mempengaruhi sel tumor dan sel sehat. Keytruda (pembrolizumab) tersedia dalam bentuk injeksi 100 mg.

Efek samping yang serius dari penggunaan Keytruda (pembrolizumab) seperti anemia, fistula, perdarahan, infeksi, fatigue, nyeri muskuloskeletal, diare, sakit perut, dan penurunan nafsu makan.

Dengan disetujuinya penggunaan Keytruda (pembrolizumab) untuk kanker serviks oleh FDA, dokter memiliki berbagai pilihan metode terapi yang dinilai tepat untuk mengobati penyakit yang sangat serius ini. Kabar ini sekaligus menjadi kabar gembira bagi pasien karena memberikan mereka harapan baru untuk sembuh dari penyakit itu.


Daftar pustaka:

  • FDA Approves Merck’s KEYTRUDA® (pembrolizumab) for Previously Treated Patients with Recurrent or Metastatic Cervical Cancer Whose Tumors Express PD-L1 (CPS Greater Than or Equal to 1). http://investors.merck.com/news/press-release-details/2018/FDA-Approves-Mercks-KEYTRUDA-pembrolizumab-for-Previously-Treated-Patients-with-Recurrent-or-Metastatic-Cervical-Cancer-Whose-Tumors-Express-PD-L1-CPS-Greater-Than-or-Equal-to-1/default.aspx. Diakses 21 Juni 2018.
  • Pembrolizumab FDA-Approved for the Treatment of Advanced Cervical Cancer. https://www.cancertherapyadvisor.com/gastrointestinal-cancers/cervical-cancer-pembrolizumab-fda-approval-treatment/article/773440/. Diakses 21 Juni 2018.
  • FDA Approves Pembrolizumab for PD-L1+ Cervical Cancer. https://www.onclive.com/web-exclusives/fda-approves-pembrolizumab-for-pdl1-cervical-cancer. Diakses 21 Juni 2018. 
  • FDA approves pembrolizumab for advanced cervical cancer with disease progression during or after chemotherapy. https://www.fda.gov/Drugs/InformationOnDrugs/ApprovedDrugs/ucm610572.htm. Diakses 21 Juni 2018.