Alfalfa


Apa itu Alfalfa?

Alfalfa merupakan suatu tanaman herbal. Banyak orang menggunakannya untuk berbagai macam manfaat kesehatan. Bagian yang digunakan meliputi daun, tunas, dan bijinya. Nama lain alfalfa ini antara lain lucerne, luzerne, medicago, medicago sativa, dan phyoestrogen.

Alfalfa biasanya digunakan untuk mengatasi beberapa masalah kesehatan seperti ginjal, kandung kemih, prostat, memperlancar buang air kecil, mengatasi kolesterol tinggi, asma, osteoarthritis, rheumatoid arthritis, diabetes melitus, sakit perut, purpura trombositopenik, dan lain-lain. Selain itu banyak juga yang menggunakannya sebagai sumber vitamin A, C, E, dan K4, serta sumber mineral seperti kalsium, kalium, fosfor, dan zat besi.

Daun Alfalfa ini aman untuk dikonsumsi pada oleh orang dewasa. Namun mengonsumsi bijinya dalam jangka panjang tidak aman karena ada dugaan bahwa kemungkinan akan menimbulkan reaksi sejenis penyakit autoimun yang disebut dengan lupus erythematosus. Selain itu menggunakan alfalfa dalam jangka panjang juga dapat membuat kulit penggunanya lebih sensitif terhadap sinar matahari. Penggunaan sunblock sangat dianjurkan.

Apa saja Peringatan dan Perhatian Penggunaan Alfalfa?

Berikut beberapa hal penting yang harus diperhatian dalam mengonsumsi alfalfa:

  • Menggunakan alfalfa dalam jangka panjang tidak aman untuk ibu hamil dan menyusui sebab ada penelitian yang menunjukkan bahwa alfalfa dapat bertindak dan berefek seperti estrogen yang dapat mempengaruhi kehamilan
  • Alfalfa dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh menjadi lebih aktif sehingga dalam jangka panjang dapat menimbulkan gejala seperti penyakit autoimun antara lain lupus erythematosus, multiple sclerosis, rheumatoid arthritis, dan kondisi lainnya. Setidaknya ada dua kasus lupus erythematosus yang dilaporkan akibat mengonsumsi biji alfalfa dalam jangka lama
  • Hindari penggunaan alfalfa pada mereka yang memiliki penyakit autoimun karena dapat memperparahnya
  • Karena alfalfa dapat bertindak seperti hormon estrogen maka bagi wanita penderita kanker (kanker payudara, kanker rahim, kanker ovarium, endometriosis, atau fibroid uterus) penggunaan alfalfa justru dapat memperburuk kondisinya
  • Alfalfa akan menurunkan kadar gula darah. Bagi penderita diabetes pastikan melakukan monitoring kadar gula darah secara ketat
  • Ada temuan bahwa penggunaan alfalfa dalam jangka panjang (tiga bulan) akan mengakibatkan tubuh memberikan reaksi penolakan terhadap transplantasi ginjal. Alfalfa menyebabkan imun tubuh meningkat namun juga membuat obat anti penolakan transplantasi seperti cyclosporine menjadi kurang efektif
Interaksi

Berikut beberapa obat yang sebaiknya tidak digunakan bersamaan dengan alfalfa:

  • Warfarin (Coumadin). Alfalfa banyak mengandung vitamin K. Vitamin K digunakan oleh tubuh untuk membantu proses pembekuan darah. Sedangkan warfarin kerjanya berlawanan yaitu memperlambat proses pembekuan darah. Alfalfa menyebabkan warfarin tidak efektif dan perlu dilakukan pemantauan terhadap kondisi darah
  • Pil kontrasepsi yang mengandung estrogen sebaiknya tidak digunakan bersama alfalfa karena alfalfa dapat bertindak juga sebagai estrogen walaupun tidak sekuat pil kontrasepsi, namun efektifitasnya akan berkurang karenanya. Obat kontrasepsi itu seperti Triphasil (ethinyl estradiol dan levonogestrel), dan sebagainya
  • Penggunaan alfalfa menyebabkan berkurangnya efektifitas obat yang mengandung estrogen seperti ethinyl estradiol, estradiol
  • Obat-obatan antidiabetes. Alfalfa menurunkan kadar gula darah. Menggunakannya bersama dengan obat antidiabetes akan membuat kadar gula darah anda semakin rendah. Obat obatan antidiabetes itu seperti glimepiride (Amaryl), glyburide (DiaBeta, Glynase PresTab, Micronase), insulin, pioglitazone (Actos), rosiglitazone (Avandia). Diperlukan pengontrolan kadar gula darah secara ketat
  • Obat imunosupresan (penekan/penurun sistem imun). Karena alfalfa membuat sistem imun menjadi lebih aktif, penggunaan obat imunosupresan akan kurang efektif. Obat imunosupresan itu seperti azathioprine (Imuran), basiliximab (Simulect), cyclosporine (Neoral, Sandimmune), daclizumab (Zenapax), muromonab-CD3 (OKT3, Orthoclone OKT3), mycophenolate (CellCept), tacrolimus (FK506, Prograf), sirolimus (Rapamune), prednisone (Deltasone, Orasone), corticosteroids (glucocorticoids)
  • Obat-obatan fotosensitisasi jika digunakan bersamaan dengan alfalfa menyebabkan kulit menjadi lebih sensitif terhadap cahaya matahari, karena alfalfa sifatnya membuat kulit lebih sensitif dengan sinar matahari. Pada akhirnya jika digunaan bersamaan dapat menyebabkan kulit terbakar (sunburn), melepuh dan ruam. Obat-obatan fotosensitisasi itu seperti amitriptyline (Elavil), Ciprofloxacin (Cipro), norfloxacin (Noroxin), lomefloxacin (Maxaquin), ofloxacin (Floxin), levofloxacin (Levaquin), sparfloxacin (Zagam), gatifloxacin (Tequin), moxifloxacin (Avelox), trimethoprim/sulfamethoxazole (Septra), tetracycline, methoxsalen (8-methoxypsoralen, 8-MOP, Oxsoralen), dan Trioxsalen (Trisoralen)
  • Penggunaan bersamaan dengan panax ginseng akan semakin menurunkan kadar gula darah
  • Alfalfa menurunkan penyerepan tubuh terhadap zat besi (iron)
  • Alfalfa menginterfensi tubuh menyerap dan menggunakan vitamin E

Berapa Dosis dan Bagaimana Aturan Pakai Alfalfa?

Dosis adalah takaran yang dinyatakan dalam satuan bobot maupun volume (contoh: mg, gr) produk kesehatan (obat, suplemen, dan lain-lain) yang harus digunakan untuk suatu kondisi medis tertentu serta frekuensi pemberiannya. Biasanya kekuatan dosis ini tergantung pada kondisi medis, usia, dan berat badan seseorang. Aturan pakai mengacu pada bagaimana produk kesehatan tersebut digunakan atau dikonsumsi. Berikut ini dosis dan aturan pakai Alfalfa:

Dosis yang sering digunakan untuk penderita kolesterol adalah 5-10 gr berupa ramuan, teh saring, dan ekstrak.

Daftar pustaka:

[bg_collapse view=”button-blue” color=”#fff” expand_text=”Show ” collapse_text=”Hide” ]

  • Herbert, V. and Kasdan, T. S. Alfalfa, vitamin E, and autoimmune disorders. Am J Clin Nutr 1994;60:639-640
  • Farnsworth, N. R. Alfalfa pills and autoimmune diseases. Am J Clin Nutr. 1995;62:1026-1028
  • Srinivasan, S. R., Patton, D., Radhakrishnamurthy, B., Foster, T. A., Malinow, M. R., McLaughlin, P., and Berenson, G. S. Lipid changes in atherosclerotic aortas of Macaca fascicularis after various regression regimens. Atherosclerosis 1980;37:591-601
  • Malinow, M. R., Connor, W. E., McLaughlin, P., Stafford, C., Lin, D. S., Livingston, A. L., Kohler, G. O., and McNulty, W. P. Cholesterol and bile acid balance in Macaca fascicularis. Effects of alfalfa saponins. J Clin Invest 1981;67:156-162
  • Malinow, M. R., McLaughlin, P., and Stafford, C. Alfalfa seeds: effects on cholesterol metabolism. Experientia 5-15-1980;36:562-564

[/bg_collapse]